ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

DUA STRATEGI YANG DAPAT DIANDALKAN PEMULA

Story by : Hadi J
Category at: STRATEGI TRADING
Published : June 15, 2020
Dilihat: 3025 kali

Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.


zoom

Banyak trrader menggunakan berbagai strategi trading untuk menentukan waktu untuk membeli dan menjual. Trader terus berinovasi dan meningkatkan strategi untuk menyusun strategi baru untuk mencoba menafsirkan pergerakan pasar. Nah,  Dalam artikel ini, Anda dapat menemukan dua strategi trading yang dapat anda andalkan sebagai pemula sehingga bisa lebih flexible dalam mempejalari trading secara langsung dalam market .

  • Simple Moving Average

    Indikator SMA merupakan setting default dari Moving Average. Artinya, saat kali pertama menggunakan indikator Moving Average, umumnya terminal trading akan menampilkan SMA sebagai pilihan pertama (dasar). Jadi kemungkinan besar, trader pemula akan terbiasa menggunakan indikator SMA daripada varian lainnya. Simple Moving Average (SMA) berkaitan dengan rata-rata harga saham, forex, atau produk lainnya untuk jangka waktu tertentu.



    Sebagai contoh 10 hari moving average adalah rata-rata harga untuk 10 hari terakhir. Pada  umumnya harga yang dipakai adalah harga penutupan (closing price), meskipun dapat pula memakai harga pembukaan (opening price), harga tertinggi (high), harga terendah (low) ataupun harga rata-rata dari satu bar. Seiring dengan pasar berganti hari, harga terbaru dimasukkan dalam penghitungan sedangkan harga paling lama tidak dipakai lagi.  Moving average dapat dihitung berdasarkan jangka waktu yang kita inginkan, seperti intraday, harian, mingguan, bulanan, dan lain-lain. Sebagai contoh untuk chart bar 10 menit, 5 bar moving   average berarti harga rata-rata 5 bar terakhir dari chart bar 10 menit.
     
  • Overbought dan Oversold

    Overbought atau jenuh beli adalah suatu kondisi di mana kenaikan harga telah mencapai area maksimal, sehingga harga kemudian akan turun. Sebaliknya, oversold atau jenuh jual menunjukkan kondisi harga yang sudah turun di area paling bawah, sehingga harga selanjutnya akan kembali naik. Overbought dan oversold harga tidak terlihat dalam pergerakan di chart. Untuk melihatnya, diperlukan petunjuk sinyal dari indikator oscillator seperti RSI, Stochastic, CCI, dsb. Selain berbeda dalam hal tampilan, masing-masing indikator memiliki patokan overbought dan oversold yang tidak sama.



    Dengan pemahaman overbought dan oversold yang biasanya membawa peluang reversal, maka tidak sulit bagi pemula untuk mengandalkan kedua hal tersebut sebagai teknik trading andalan. Nah, Grafik di bawah ini memperlihatkan bagaimana cara menjalankan strategi trading simple dengan overbought dan oversold yang dihasilkan dari indikator RSI.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Jadi, diharapkan artikel ini dapat memberikan kemudahan anda dalam trading. Temukan informasi mengenai analisa fundamental dan teknikal yang lain yang mudah dan cocok untuk anda dalam segala kondisi market.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI TRADING ini langsung dengan Saya untuk memaksimalkan profit anda.
  • CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait