ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

FAKTOR RENCANA TRADING GAGAL HASILKAN CUAN 

Story by : Geraldo Kofit
Category at: MONEY MANAGEMENT
Published : June 18, 2021
Dilihat: 681 kali

Geraldo Kofit adalah Seorang Profesional Trader yang sudah lama berkecimpung di dunia trading kurang lebih 2 tahun. Dengan 2 teknik sederhana Trend Line dan Moving Average, Gerald siap untuk membantu anda sebagai Trading Advisor handal..


zoom

Sebelum memulai aktivitas trading, maka ritual utama yang tak boleh alpa untuk dipersiapkan adalah rencana trading, strategi entry seperti apa yang ingin digunakan, berapa Risk Reward Ratio-nya, serta beberapa poin penting lain. Penyusunan rencana yang matang tentu harus sudah dipersiapkan dengan baik agar menang dalam medan pertempuran. Meskipun demikian, rencana trading yang sudah disiapkan dengan baik pun kadang tidak sesuai ekspektasi sama sekali. Lantas apa saja yang membuat rencana trading gagal? Menurut Hugh Kimura dari Trading Heroes, 5 poin berikut ini menjadi penyebab utama rencana trading gagal hasilkan profit:

1. Rencana Trading Belum Teruji Dengan Baik

Suatu hari, ada seorang trader yang membeli buku kumpulan rencana trading hasil tulisan seorang expert. Karena dianggap pasti profit, ia pun lantas menerapkan rencana trading yang ada dalam buku tersebut untuk aktivitas tradingnya sehari-hari. Sayang, baru sebulan diterapkan, ia harus rela mengalami loss hingga 10%. Jika Anda yang ada di situasi tersebut, apa yang akan Anda lakukan? Membuang buku tersebut dan menyatakan jika buku itu salah, atau justru melakukan introspeksi dan setting ulang mindset Anda. Dari ilustrasi tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor pertama penyebab rencana trading gagal adalah karena tidak lolos "uji kelayakan". Sekalipun rencana itu Anda contek dari trader profesional nan expert, hasilnya belum tentu sama dengan yang diterapkan si expert. Variasi pair yang dipilih, penggunaan time frame, hingga berita-berita fundamental mungkin saja menjadi penyebab hasil trading Anda tak sesuai dengan apa yang ada dalam buku tersebut. Belum lagi, faktor psikologis Anda dengan si expert yang berbeda tentu akan ikut berperan.

2. Tidak Sesuai Dengan Karakter

Faktor kedua penyebab rencana trading gagal diterapkan adalah ketidaksesuaian rencana tersebut dengan karakter trading Anda. Poin kedua ini lebih menekankan pada seberapa baik dan seberapa jauh Anda memahami diri sendiri, sehingga tahu betul strategi trading seperti apa yang tepat bagi saat terjun ke pasar forex. Secara umum, ada empat jenis trader di pasar forex, yaitu Scalper, Day Trader, Position Trader, dan Swing Trader. Masing-masing tipe trader tersebut dibedakan berdasarkan frekuensi trading dan target posisi saat masuk pasar, sehingga pemilihan time frame, manajemen risiko, dan sistem trading yang digunakan berbeda-beda pula. Jika Anda gemar trading di time frame sangat kecil (1M hingga 5M) serta menargetkan profit sedikit-sedikit asal sering, maka Anda cocok dikategorikan sebagai Scalper. Untuk itu, rencana trading yang disusun pun harus disesuaikan untuk strategi Scalping. Jika tidak, maka jangan heran bila rencana trading gagal hasilkan cuan untuk Anda.

3. Tidak Tersusun Dengan Sempurna

Memang rencana trading tidak harus tersusun dengan sempurna, akan tetapi menyusunnya secara asal-asalan juga tidak dibenarkan. Akan lebih baik jika rencana trading bisa tersusun secara praktis, realistis, dan efektif. Di dalamnya, Anda perlu menuliskan urutan langkah-langkah dalam trading, sehingga apa saja yang mesti dilakukan sebelum masuk pasar sudah terukut. Selain itu, rencana trading juga mencakup rencana jangka pendek dan jangka panjang, serta bagaimana cara realisasinya. Tak jarang, saat menerapkan rencana trading tersebut ada berbagai kendala yang muncul dari pasar forex itu sendiri, mengingat pergerakan harga memang tidak bisa diprediksi, sekalipun rencana Anda telah tersusun amat sangat apik. Jika terjadi demikian, maka sebaiknya rencana trading juga memuat batas toleransi risiko, kapan waktu terbaik untuk breaking the rules, hingga menentukan "hari libur" dari pasar forex.

4. Tidak Fleksibel Dan Tidak Dikembangkan

Meski rencana trading telah disusun dengan sangat rinci, bukan berarti jika rencana tersebut juga harus dijalankan secara kaku. Disiplin memang perlu, tetapi di sisi lain fleksibilitas juga perlu. Apakah menjadi fleksibel sama dengan melanggar aturan? Hmm...sepertinya demikian, tetapi breaking rules yang dimaksud ialah melanggar aturan yang masih sesuai perhitungan. Mari perhatikan ilustrasi berikut ini

Dalam rencana trading, Anda memutuskan untuk buy EUR/USD dengan level Stop Loss sebesar 10 pips dan Take Profit sebesar 20 pips dari level entry. Ketika harga belum menyentuh level SL atau TP tetapi secara teknikal Anda melihat bahwa sudah saatnya menutup posisi, maka sah-sah saja untuk mengeksekusinya. Sebagaimana yang tertulis di atas, "pelanggaran" yang dilakukan tetap harus berdasarkan analisa yang teliti dan obyektif, bukan semata-mata karena khawatir terjadi floating.

Dari contoh di atas, maka dapat dikatakan bahwa fleksibilitas kadang diperlukan saat membaca rencana trading. Alih-alih melanggar rencana, Anda justru membuka peluang lain untuk lebih profit. Pun, perlu diingat untuk selalu meng-upgrade rencana Anda. Tentu tak lucu 'kan jika kondisi pasar telah banyak berubah, tetapi rencana trading masih di situ-situ saja? Jika demikian yang terjadi, maka jangan heran bila rencana trading gagal membuahkan profit untuk Anda.

5. Tidak Dijadikan Kebiasaan

Alasan terakhir penyebab rencana trading gagal hasilkan profit adalah Anda tidak membiasakan diri untuk menulis rencana trading berikut kesulitan-kesulitan yang ditemui selama trading. Ada baiknya aktivitas trading Anda dicatat secara rutin dalam sebuah jurnal trading catatan seluruh hasil trading yang dilakukan berdasarkan rencana. Menyusun jurnal trading pun sebenarnya tidak terlalu rumit dan bisa disesuaikan dengan kemauan Anda sendiri. Namun, ada elemen-elemen dasar yang harus ditulis dalam jurnal trading, seperti kapan Anda entry dan exit, pair apa yang saat itu tengah ditradingkan, hingga detil-detil aktivitas trading lainnya. Meskipun boleh saja ditiadakan, tetapi akan lebih baik jika elemen tersebut dipastikan ada dalam jurnal, sehingga manfaat journaling semakin terasa. Dari sini, Anda bisa membandingkan kemampuan trading Anda saat ini dengan 3 bulan lalu, atau bahkan setahun yang lalu.

KESIMPULAN 

Pada dasarnya, rencana trading memang dibuat sebagai panduan agar aktivitas trading kian terarah. Namun, bila rencana trading gagal hasilkan cuan, maka perlu ditelisik apa saja penyebabnya. Boleh jadi rencana tersebut belum melewati uji kelayakan dalam backtesting, tidak sesuai dengan karakter Anda, belum tersusun secara runtut dan detil, atau tidak fleksibel untuk diterapkan. Bahkan, boleh jadi alasan rencana trading gagal digunakan justru berasal dari diri Anda sendiri; enggan menuliskan rencana trading dalam jurnal secara rutin sebagai kebiasaan. Jika kondisi demikian terjadi, maka segeralah berbenah diri agar profit tak hanya sekedar jadi impian.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.

  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.

  • CALL atau whatsapp dan cari GERALD silahkan hubungi di SINI


Artikel Terkait