MENGAPA TRADING FOREX?

MENGAPA TRADING FOREX?

PERLUNYA MEMAHAMI RISIKO KEUANGAN

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : January 27, 2021
Dilihat: 749 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


zoom

Setiap kegiatan menabung atau investasi tentunya melibatkan risiko dan keuntungan yang berbeda. Menurut teori keuangan, secara umum ada dua kategori risiko investasi yang memengaruhi nilai aset, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis (systematic risk and unsystematic risk). 

Risiko sistematis

  • Nama lain: risiko pasar, yaitu risiko yang dapat memengaruhi keseluruhan pasar ekonomi atau sebagian besar dari total pasar.
  • Investor bisa kehilangan investasi karena faktor-faktor, seperti risiko politik dan risiko makroekonomi.
  • Jenis risiko sistematis mencakup risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko sosiopolitik, risiko mata uang, risiko negara dan risiko likuiditas.

Risiko tidak sistematis

  • Nama lain: risiko spesifik atau risiko idiosinkratik, yaitu jenis risiko yang hanya memengaruhi industri atau perusahaan tertentu.
  • Investor bisa kehilangan investasi karena bahaya  khusus perusahaan atau industri, seperti perubahan dalam manajemen, penarikan kembali produk, pesaing baru yang berpotensi mengambil pangsa pasar dari perusahaan dan perubahan peraturan yang menurunkan penjualan perusahaan.  
  • Investor menggunakan diversifikasi untuk mengelola risiko tidak sistematis dengan berinvestasi pada berbagai aset

Selain kedua risiko tersebut, ada beberapa jenis risiko tertentu, yaitu:

#1 - Risiko bisnis

Risiko bisnis mengacu pada kelangsungan hidup dari suatu bisnis yang berpatok pada pertanyaan apakah perusahaan akan mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya operasionalnya sekaligus menghasilkan keuntungan. Risiko bisnis berkaitan dengan semua biaya lain yang harus ditanggung agar bisnis tetap beroperasi dan berfungsi, seperti gaji, biaya administrasi, kantor, sewa fasilitas dan biaya produksi. Dalam perusahaan, tingkat risiko bisnis dipengaruhi oleh harga pokok, persaingan, margin keuntungan dan tingkat permintaan keseluruhan atas produk atau jasa yang dijual.

#2 - Risiko kredit atau risiko kegagalan

Risiko kredit adalah risiko di mana peminjam tidak dapat membayar bunga atau pokok kontraktual atas kewajiban hutangnya. Jenis risiko ini perlu diperhatikan oleh investor yang memiliki obligasi dalam portofolionya. Obligasi pemerintah memiliki risiko gagal bayar yang paling sedikit dan pengembalian terendah. Di sisi lain, obligasi korporasi cenderung memiliki risiko gagal bayar tertinggi dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi.

#3 - Risiko negara  

Risiko negara mengacu pada risiko ketika suatu negara tidak dapat memenuhi komitmen finansial yang menjadi kewajibannya dan umumnya terjadi di negara berkembang atau negara yang mengalami defisit parah. Hal tersebut dapat merusak kinerja semua instrumen keuangan lain di negara tersebut serta negara lain yang memiliki hubungan dengannya. Risiko negara berlaku untuk opsi, reksa dana, saham, obligasi dan kontrak berjangka yang diterbitkan oleh negara tertentu.

#4 – Risiko nilai tukar mata uang asing (foreign-exchange risk)

Pertimbangkan fakta bahwa nilai tukar mata uang dapat mengubah harga aset, ketika  Anda berinvestasi di luar negeri. Risiko nilai tukar mata uang asing (risiko nilai tukar) berlaku untuk semua instrumen keuangan yang menggunakan mata uang selain mata uang domestik Anda.

#5 - Risiko suku bunga (interest rate risk)

Risiko suku bunga merupakan risiko di mana nilai investasi akan berubah karena perubahan tingkat suku bunga absolut, spread yang terjadi antara dua suku bunga atau dalam hubungan dengan suku bunga lainnya. Risiko suku bunga memengaruhi nilai obligasi. Saat suku bunga naik, harga obligasi di pasar sekunder turun, begitu pula sebaliknya. 

#6 – Risiko politik (risiko geopolitik)

Risiko politik merupakan risiko yang dapat terjadi akibat ketidakstabilan politik atau perubahan politik suatu negara, seperti perubahan dalam pemerintahan, badan legislatif, pembuat kebijakan luar negeri lainnya atau kendali militer. 

 

#7 – Risiko rekanan (counterparty risk)

Dalam risiko rekanan, salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi mungkin gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Risiko rekanan dapat terjadi dalam investasi, kredit serta transaksi perdagangan terutama yang terjadi di pasar OTC (over-the-counter). Produk investasi keuangan yang memiliki risiko rekanan adalah saham, opsi, obligasi beserta turunannya. 

#8 – Risiko likuiditas

Risiko likuiditas berkaitan dengan kemampuan investor untuk mentransaksikan investasinya untuk mendapatkan uang tunai. Investor biasanya akan meminta sejumlah premi untuk aset tidak likuid yang   mengkompensasi mereka untuk memegang sekuritas dari waktu ke waktu yang tidak dapat dengan mudah dilikuidasi.

 

Happy trading!


Artikel Terkait