ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

DAMPAK PANDEMI VIRUS CORONA TERHADAP PEREKOMONIAN INDONESIA

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Fundamental
Published : March 30, 2020
Dilihat: 2435 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


zoom

Awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan sebuah virus yang menjangkiti banyak orang di sebuah kota salah satu Propinsi di China yakni Wuhan yang mengakibatkan kota ini di isolasi dari dunia luar. Namun bukannya berhenti, virus yang dikenal dengan nama Corona COVID-19
ini terus berkembang dan menyebar dengan cepat ke seluruh dunia termasuk Indonesia hingga menimbulkan pandemi global. 

Hingga 30 Maret 2020 tercatat 720.480 orang terinfeksi di seluruh dunia, 33.918 orang di antaranya meninggal akibat virus ini. Sejumlah 150.920 orang yang telah sembuh dan dipulangkan dari rumah sakit. Adapun, kasus yang aktif dan masih dirawat di rumah sakit maupun karantina mandiri berjumlah 535.642 orang. 26.778 pasien di antaranya dalam keadaan kritis dan 508.864 sisanya mengalami gejala ringan.

Di Asia Tenggara sendiri, jumlah kematian tertinggi ada di Indonesia yang baru mengumumkan kasus positif COVID-19 pada awal Maret 2020 lalu. Hingga tulisan ini dibuat tercatat kematian yang diakibatkan oleh virus ini mencapai 122 orang, dengan kasus pasien positif sejumlah 1414 orang dan sembuh 75 orang. Persentase kematian akibat virus ini di Indonesia mencapai 8,8 persen, jauh lebih tinggi dari negara di Asean.

 

 

 COVID-19 mengancam berbagai sektor ekonomi 

Pandemi virus Corona benar-benar meluluh-lantahkan pekenomian global termasuk Indonesia. Kalangan pebisnis kini semakin tertekan dengan penyebaran virus corona jenis COVID-19 yang telah mengancam iklim usaha di Tanah Air. Kondisi ini semakin memperbesar tekanan bisnis di tengah perlambatan ekonomi global yang berlanjut.

Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan memberikan insentif ke berbagai sektor ekonomi melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN). Langkah tersebut terpaksa diambil sebagai bagian dari stimulus pemerintah kepada pelaku usaha walaupun bayangan defisit anggaran yang nantinya akan makin besar.

Sektor apa saja yang dinilai menghadapi tekanan paling berat akibat pandemi global ini:

1. Pariwisata

Pariwisata merupakan sektor ekonomi yang terdampak langsung atas penyebaran corona COVID-19. Asumsi ini didasarkan pada data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut bahwa jumlah turis mancanegara pada sepanjang Januari 2020 turun 7,6 persen dibandingkan dengan Desember 2019 menjadi 1,2 juta kunjungan. 

Penurunan serupa juga bisa dilihat dari jumlah kunjungan wisman (wisatawan mancanegara). Di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai misalnya, total turis asing yang masuk ke Pulau Dewata sepanjang Januari 2020 tercatat sebanyak 527.000 kunjungan. Angka ini merosot dari periode Desember 2019 dengan 545.000 kunjungan.

Kondisi serupa juga terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan 173.000 kunjungan selama Januari 2020. Padahal pada Desember 2020, jumlah kunjungan masih bertengger di angka 187.000 kunjungan.

 

2. Perhotelan

Industri perhotelan juga tidak luput dari dampak virus corona. Per Januari 2020, tingkat okupansi hotel seluruh Indonesia menyentuh level hanya 49,1 persen, lebih rendah sejak Mei 2019 yang tercatat sebesar 53,5 persen. Sementera per Desember 2019, keterisian hotel di Tanah Air mencapai 59,3 persen. Angka ini dipastikan akan terus menurun pada kedepannya mengingat kasus baru COVID-19 masih berkembang seiring dengan bertambahnya wilayah di tanah air yang terkena dampak.

3. Penerbangan

Masih dari sumber yang sama, Badan Pusat Statistik melansir bahwa terjadi penurunan jumlah penumpang udara tujuan domestik pada Januari 2020 sebesar 9,8 persen menjadi 6,2 juta orang. Sebelumnya pada Desember 2019, jumlah masyarakat yang melakukan bepergian dengan menggunakan pesawat tercatat 6,9 juta orang.

Hal yang sama terlihat pada rute Internasional. Per Desember 2019, terdapat 1,7 juta orang yang melakukan penerbangan masuk ke Indonesia. Sementara pada Januari 2020 yang hanya tercatat 1,6 juta orang.


4. Transportasi Kereta

Penurunan paling signifikan terjadi pada moda transporasi darat yakni kereta api. Diketahui, sepanjang Januari 2020 jumlah penumpang kereta api berjumlah 34,1 juta orang. Angka ini merosot jauh dari Desember 2020 dengan 37,4 juta orang.

Strategi khusus menghadapi pandemic virus corona

Pemerintah Indonesia telah menyatakan bahwa akan memberikan upaya terbaik dan maksimal dalam menangani virus corona atau COVID-19. Upaya pemerintah tersebut, patut mendapat dukungan seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Karena dengan bersatu, bekerjasama dan bersinergi, Indonesia yakin bisa mengatasi masalah penyebaran COVID-19.

Penyebaran virus corona yang cepat telah diantisipasi sedini mungkin oleh Pemerintah. Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan pembentukan tim protokol untuk penanganan kasus penyebaran virus. Pelaksanaan protokol ini akan dilakukan dalam beberapa langkah. 

Pertama, penyusunan protokol penanganan kasus virus corona dari orang dalam pemantauan (ODP) hingga sehat kembali. Kemudian langkah kedua membentuk protokol penanganan orang-orang yang masuk dari luar negeri di beberapa pintu perbatasan. Serta langkah-langkah bagaimana menghentikan penyebaran virus dari budaya keseharian seperti menjaga jarak hingga menjaga kesehatan. 

Ketiga, menyusun protokol komunikasi oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Terakhir, pembentukan protokol pendidikan, baik itu dilakukan oleh Kementerian Agama atau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Diharapkan dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini membuat masyarakat Indonesia tenang dan tidak memberikan reaksi berlebihan serta menggalakkan hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan COVID-19. Masyarakat juga dihimbau agar membatasi kegiatan di luar rumah yang tidak perlu dan tidak menyebarkan informasi yang simpang siur, bohong atau hoax terkait virus Corona yang dapat menimbulkan kepanikan masyarakat.


Kapankah pandemi ini akan berakhir? 

Penyebaran virus corona yang begitu cepat, membuat siapapun khawatir. Namun melihat virus sebelumnya seperti SARS, MERS dan bahkan H1N1 bisa dikendalikan. Pertanyaannya kapan
kah virus ini akan berakhir? 

Para ahli ternyata telah mengidentifikasi hal tersebut. Idenya adalah menghitung seberapa besar kemungkinan virus dapat dicegah agar tidak semakin menyebar di seluruh dunia.
Namun skenario itu berubah setelah dua atau tiga minggu lalu. Ahli epidemiologi di Kent State University, Tara Smith mengatakan, ada bukti yang menunjukkan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 ini tidak menunjukkan gejala parah seperti sebelumnya. 

Meskipun jumlah kesembuhan semakin meningkat, namun kemungkinan bahwa virus ini akan terus menyebar tak bisa dipungkiri. Ahli epidemiologi di Yale School of Public Health Nathan Grubaugh bahkan menyatakan, “Virus corona terus menyebar dengan kecepatan tinggi dan menginfeksi manusia layaknya flu biasa. Tanpa vaksin yang efektif, saya tidak tahu bagaimana ini akan berakhir," kata Nathan, seperti dilansir Vox.

Seorang ahli Epidemiologi Harvard, Marc Lipsitch memperkirakan sekitar 40 hingga 60 persen dari semua orang dewasa akan tertular virus dalam setahun. "Bahwa 20 hingga 60 persen orang dewasa di dunia akan terserang virus ini," ujarnya. 

"Jika kita bisa memperlambat infeksi virus dalam 10-11 bulan, itu akan membuat perubahan besar pada jumlah korban, termasuk yang dirawat di rumah sakit," ujar Smith.

Selain itu, tindakan untuk memperlambat kasus penyebaran adalah kunci utama membuat penyebaran virus ini berakhir. Memperlambat penyebaran akan memberi waktu bagi para ilmuwan untuk mengerjakan vaksin dan obat yang valid. Sebab menyontoh dari China, kasus virus corona menurun drastis sejak pemerintah setempat dengan sigap dalam mengendalikan penyebaran virus.


Artikel Terkait