JURUS FUNDAMENTAL

JURUS FUNDAMENTAL

10 Langkah Menghadapi Resesi Tahun 2023, Mulai Lakukan Langkah ini dari Sekarang!

Story by : Hadi J
Category at: Analisa Fundamental
Published : October 19, 2022
Dilihat: 562 kali

Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.


zoom

Resesi 2023 menghantui perekonomian dunia secara umum, secara khusus Indonesia. Untuk itu kita perlu langkah menghadapi resesi 2023.  Ditengah kekhawatiran lesunya perekonomian tahun 2023, lantas bagaimana langkah kita untuk menyikapinya? Berikut ini 10 langkah menghadapi resesi 2023:

1. Tetap Fokus pada Pekerjaan 

Langkah menghadapi resesi 2023 yang pertama, yaitu tetap fokus pada pekerjaan. Jika kamu seorang karyawan, fokuslah untuk menjaga performa positif.  Kamu harus tetap memberikan kinerja terbaik. 

Mengapa hal ini jadi persiapan menghadapi resesi? Karena kalaupun harus terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagian karyawan, kamu termasuk orang yang tetap dipertahankan oleh perusahaan karena memiliki kinerja baik. Tentu saja saya tidak berharap akan ada PHK. 

2. Siapkan Cadangan Cash yang Cukup

Beberapa pakar finansial planing menyarankan kita perlu menyiapkan cadangan cash yang cukup. Namun, bukan berarti kamu harus memegang 100% uang dalam bentuk tunai. Kamu bisa menyiapkan cadangan cash tersebut dalam bentuk aset liquid. 

Aset likuid merupakan aset mudah dicairkan kapan saja kamu membutuhkan dana.  Aset ini juga relatif aman dari fluktuasi harga. Jadi secara sederhana, aset likuid bisa diartikan sebagai aset yang bisa diubah menjadi uang tunai tanpa mengurangi nilainya secara drastis. 

Contoh aset likuid seperti Misalnya, saham, obligasi, dana pasar uang dan reksadana dianggap aset likuid. Aset jenis ini dapat dikonversi menjadi uang tunai dalam waktu singkat jika terjadi keadaan darurat keuangan. 

Aset ini sangat berguna apabila terjadi kebutuhan darurat (PHK, sakit, atau kecelakaan), karena bisa digunakan secara langsung.

3. Kurangi Hutang Konsumtif

Sebelum masa resesipun anjuran mengurangi utang konsumtif sudah digaungkan para pakar perencanaan keuangan. Mereka selalu menganjurkan kamu boleh berhutang hanya untuk keperluan produktif atau dikenal sebagai ‘hutang produktif’

Dampak hutang konsumtif ini jadi lebih berbahaya saat terjadi resesi. Kamu tahu peristiwa yang kemungkinan terjadi saat resesi? Naiknya suku bunga acuan berkali-kali lipat. Nah, naiknya suku bunga acuan akan berpengaruh ke keuangan kita. 

Bagi kamu yang memiliki cicilan berjenis suku bunga floating kemungkinan akan berpotensi mengalami kenaikan. Nah, tentu hal ini akan memberatkan untuk kamu. Yuk, mulai benahi hutang kamu dari sekarang.

Lunasi sebisa mungkin hutang konsumtif kamu. Jika belum bisa dilunasin, kamu bisa mencicil pokok hutangnya hingga setengahnya. Kalau kena pinalty bagaimana? Tenang. Itu jauh lebih baik dari pada kamu harus terbelit hutang di masa depan. 

4. Atur Pengeluaran

Kamu perlu sesegera mungkin menyusun ulang pengelolaan pengeluaranmu. Apakah ada pengeluaran yang bisa dipangkas? Apakah kamu perlu layanan streaming online? Kamu perlu, plafrom mana yang bisa kamu pilih sesuai dengan biayanya.

Apakah kamu perlu jadwal makan di restoran atau ngopi-ngopi cantik?  Mengapa tersebut penting buatmu? Apakah bisa diganti dengan cara lain? Kalaupun kamu sangat butuh hal tersebut, berapa kali batasan kunjungan dalam sebulan buat makan direstoran atau ngopi-ngopi cantik yang bisa kamu tolerir? Pertanyaan-pertanyaan dari saya bisa kamu jawab sendiri ya. Kamu bisa menentukan sesuai kebutuhan.

Bagaimana jika secara penghasilan masih memadai untuk melakukan semua kegiatan yang menyenangkan tersebut? Sah-sah saja kok, buat kamu untuk mempertahankan hal-hal tersebut. Namun, tidak ada salahnya untuk mengecek ulang pengeluaran yang bisa dipangkas.

Credit: Investopedia/Laura Porter

 

5. Mulai Mempelajari Keahlian Baru

Bagaimana cara bertahan hidup ditengah persaingankerja yang begitu kompetitif? Cuma satu, tingkatkan kemampuan diri. Suka tidak suka, kamu harus terus berkembang. Mau tidak mau, kamu dituntut untuk memiliki lebih dari satu keahlian.

Kemampuan kamu akan mempengaruhi kinerja dan produktivitas selama bekerja. Nah, tidak ada salahnya kan untuk memperlajari keahlian baru. Apalagi di masa krisis saat ini.

Ketika gelombang PHK menghantui para karyawan, mau bisa lebih percaya diri ketika memiliki keahlian baru. Kamu lebih punya nilai tawar dibandingkan pesaingmu. Peluang kamu mencari kerja juga lebih besar karena memiliki berbagai skill yang relevan.

Keahlian apa yang bisa dipelajari? Tentu banyak. Saat ini perkembangan dunia kerja banyak membutuhkan orang-orang dengan keahlian digital marketing, data science, data analyst, web developer, dan lainnya.

Jika kamu tertarik menambahkan keahlian baru, kamu bisa ikuti beberapa kursus online ataupun bootcamp dari beberapa lembaga seperti RevoU, Purwadhika, Practicum, Udemy, dan lainnya.

Kamu juga bisa mengambil sertifikasi profesional untuk profesi tertentu. Untuk profesi profesional trader, tentunya kamu bisa mengambil sertifikasi sebagai trader profesional di CAT Institute.

6. Persiapakan Diri Menghadapi PHK

Buat suatu perusahaan sebenarnya PHK terhadap pegawai menjadi langkah terakhir untuk menyelamatkan perusahaan dari ancaman resesi. 

Saya berharap PHK tidak akan terjadi. Tapi kita tetap harus mempersiapkan kemungkinan terjadinya PHK sejak dini. Mengingat beberapa waktu belakangan terjadi PHK masal di beberapa stratup besar. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan akan terjadi PHK. Sekali lagi, saya benar-bener berharap tidak ada PHK. Amit-amit!

Salah satu langkah menghadapi resesi dengan mempersiapkan diri menghadapi PHK. Kamu perlu mengulas kembali resume diri selama berkarier. Perbaharui CV kamu! Apalagi kalau kamu sudah mengambil beberapa sertifikasi, kursus, dan menambah keahlian baru. Bahkan moment ini, bsia kamu gunakan untuk memperbarui data diri pada LinkedIn. Lalu, optimasikan LinkedIn kamu agar menarik perhatian para rekuter. Selamat mencoba.

7. Perluas Koneksi 

Alangkah baiknya kamu bisa memperluas koneksi sejak dini, bisa dimulai dari masa sekolah, kuliah, terlebih ketika kamu mulai bekerja. Dengan sebanyak mungkin berkenalan dengan orang baru, banyak peluang terbuka buatmu. 

Terlebih jika kamu berencana untuk mencari pekerjaan baru ataupun membangun sebuah bisnis. Tapi tentunya, kamu juga perlu selektif. Tidak semua orang bisa kamu jadikan kolega atau teman. Kita perlu memilih mereka yang memiliki atitute baik. Selain itu, Saya menyarankan agar kamu bisa membangun relasi dengan orang yang memiliki spesialisasi berbeda. Ini memudahkan kamu ketika ingin membangun bisnis.

Namun, Saya juga tau untuk beberapa orang memiliki masalah kesulitan bergaul. Bahkan untuk tipe orang tertentu, berkenalan dengan orang baru juga tidak mudah. Jangan patah arang! Kamu bisa mencoba pelan-pelan. Ikutin suatu komunitas yang kamu sukai. Lalu bertukarlah kontak dengan satu-dua orang yang terlibat percakapan denganmu. Good! Maka kamu sudah mulai membangun koneksi.

8. Cari Alternatif Penghasilan Tambahan 

Langkah selanjutnya untuk bisa menghadapi krisis 2023 yaitu mencari penghasilan tambahan. Kamu bisa memanfaatkan hobi tertentu untuk mulai berbisnis. Misalnya kamu hobi memelihara tanaman atau memelihara ikan. Kamu bisa mulai usaha budidaya tanaman atau ikan. 

Tidak hanya berbisnis. Kamu juga bisa mencari pekerjaan sampingan atau side hustle.  Buat penyuka fotografi, kamu bsia menerima job sebagai fotografer lamaran, foto produk, dan lainnya. Bagi yang suka desain grafis, kamu bisa menawarkan jasa desain logo, banner, atau lainnya.

Saat ini tersedia berbagai situs tempat kamu menawarkan diri sebagai freelancer seperti Freelancer Indonesia, Sribulancer, Project, faswork, dan lainnya. Disitus-situs tersebut, kamu bisa mendapatkan klien yang membutuhkan jasamu. 

Kamu juga bisa berjualan online di berbagai situs e-commerce. Apapun pilihanmu, asalkan usahamu halal tidak ada masalah. Tapi ingat, jangan sampai sampingan ini mengganggu pekerjaan utamamu.

Saya ingin menutup dengan lagu Side Hustle dari Sakyoji

I just wanna make money on the side, ya ya

Biar semua masalah selesai, yea yea

Gak bakalan tau if I never try, ya ya

Asal uangnya halal kita cincay, yea

Side, side hustle on the side

Fight, fight, tiap hari fight

Like, like, you know what it's like

Tegang-tegang sedap sambil tensi turun naik

9. Tetap berinvestasi

Ketika resesi mulai menghantui perekonomian, ada satu pola umum yang biasa terjadi di pasar keuangan. Apa saja polanya? Mereka berbondong-bondong menjual portofolio investasi dengan berbagai alasan, seperti butuh dana segar, takut nilai investasi semakin turun, takut uangnya hilang.

Kamu tidak perlu mengikuti tren seperti ini. Sebab di awal saat menginvestasikan dana, kamu sudah lebih dulu menelaah kinerja perusahaan tersebut. Justru ketika masa resesi terjadi, kamu bisa mencari keuntungan. Sebagai contoh, kamu bisa membeli beberapa saham yang nilainya sedang turun. Nah, ketika kita keluar dari masa resesi diharapkan aset ini akan kembali naik dan kamu bisa merauk keuntungan. Namun, patut dicatat. Belilah aset yang benar-benar sudah kamu perhitungkan dan analisa secara mendalam.

10. Diversifikasi Investasi

Bagi kamu yang sudah rutin berinvestasi, segera lakukan diversifikasi investasi seperti kata pepatah, ‘don't put your eggs in one basket.’ Saya termasuk orang yang masih mempercayai anjuran tersebut. 

Terutama pada masa krisis, kita tidak pernah tahu pasti instrumen aset mana yang bekerja optimal. Misalnya emas sering dianggap sebagai instrumen aset yang cukup ‘powerfull’ dimasa krisis. Namun, dekade belakangan terlihat peningkatan emas tidak signifikant. 

Bagaimana cara membagi portofolio investasi? Saya akan mengutip pendapat salah satu pakar perencanaan keuangan Prita Gozali. Dilansir dari Detik.com, beliau menyarankan untuk diversifikasi setidaknya ke 3 jenis aset, yaitu tabungan rendana atau deposito, emas, dan SBN ritel atau reksadana pasar uang.

Penempatan dana di tabungan rencana atau deposito tentu lebih aman, sekaligus likuid, karena produk ini telah dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). 

Emas bisa kamu pegang secara fisik ataupun berbentuk tabungan emas. Lembaga resmi negara seperti Pegadaian telah menyediakan produk tabungan emas. Yah, kamu bisa mencobanya kalau tertarik. Nah, terakhir kamu bisa menyimpannya dalam SBN ritel atau reksadana pasar uang. 

Itulah beberapa 10 langkah menghadapi resesi pada tahun 2023. Kamu bisa menerapkan langkah-langkah ini sejak dari sekarang. Pesan saya, waspadai adanya resesi tahun mendatang, tapi bukan untuk ditakuti. 

Butuh arahan menghadapi resesi lebih lanjut? Butuh bimbingan agar trading kamu aman selama resesi? Kamu bisa hubungi saya sekarang! Jangan tunda-tunda lagi! Sebelum resesi datang!

RECOMMENDATION FROM EXPERT:

Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.

Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.

CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di SINI


Artikel Terkait