JURUS FUNDAMENTAL

JURUS FUNDAMENTAL

3 Contoh Kasus Bubble Economy dalam Sejarah Dunia

Story by : Hadi J
Category at: Artikel Baru
Published : August 10, 2022
Dilihat: 1050 kali

Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.


zoom

Pada dua artikel sebelumnya, saya telah membahas mengenai apa itu gelembung ekonomi atau Bubble Economy dan tahapan menuju gelembung ekonomi. Apakah gelembung ekonomi ini pernah terjadi didunia?

1. Kasus Bubble Economy Pertama: Tulip Mania

Pada artikel sebelumnya, saya pernah membahas prinsip gelembung ekonomi. Pada dasarnya semua instrumen keuangan dapat menyebabkan bubble. Saat ini, semua aset berpeluang untuk bubble, termasuk sebuah bunga.

Ya, benar. Sebuah bunga Tulip telah tercatat dalam sejarah pernah menyebabkan bubble ekonomi.  Pada akhir tahun 1590-an, bunga Tulip merupakan salah satu komoditas yang trendsetter, terutama sebagai hiasan pada busana. Pada saat itu, keunikan dan keindahan bunga tulip membuatnya menjadi fenomenal dan membuat permintaan terhadap bunga tersebut melonjak.

Gelembung membesar dan berpuncak pada awal tahun 1637. Pada saat itu, banyaknya permintaan dan kurangnya stok bunga tulip akhirnya membuat harga bunga tulip melejit naik hingga setara dengan 40 kali lipat gaji rata-rata tenaga kerja Belanda per tahunnya.

Fenomena peningkatan harga ini tidak berlangsung lama. Gelembung pun pecah pada pertengahan tahun 1637. Pada saat itu pelaku-pelaku pasar bunga tulip satu persatu mulai menjual bunga tulipnya.

Kesempatan ini pun diikuti oleh pelaku pasar lainnya. Hal ini menyebabkan bunga tulip langsung anjlok dalam kurun waktu satu bulan. Bahkan dikatakan harga sekuntum bunga tulip lebih rendah dari harga sebiji bawang merah.

Akhirnya bubble tersebut pecah dan menyebabkan harga bunga turun drastis dan penjual bunga Tulip mengalami kerugian besar.

2. Kasus Gelembung Saham: South Sea Bubble

Pernah mendengar South Sea Bubble? Anda mungkin merasa asing dengan peristiwa bersejarah ini. Padahal South Sea Bubble sendiri  merupakan salah satu bubble terburuk sepanjang sejarah. Cukup panjang untuk membahas peristiwa ini, tapi saya akan gambarkan secara singkat.

Dilansir dari investopedia, South Sea Bubble diartikan sebagai “From Aug. 31 to Oct. 1, 1720, the share price of the South Sea Company, which had taken on England’s war debt, crashed from 775 British pounds to 290.”

South Sea Bubble terjadi di Inggris Raya. Peristiwa ini dimulai dengan penerbitan izin monopoli kepada South Sea Company untuk melakukan perdagangan dengan Amerika Selatan.  Izin ini merupakan imbalan dari pinjaman yang diterima oleh Inggris.

Untuk mendapatkan dana yang akan dipinjamkan ke pemerintah Inggris, South Sea Company juga menerbitkan saham yang juga digunakan untuk membiayai operasinya serta menarik para investor. Harga saham South Sea Company dalam sekejap meroket 10 kali lipat. Spekulasi terhadap saham ini menjadi sangat liar karena investor melihat prospek yang menjanjikan dengan adanya kepemilikan hak monopoli oleh perusahaan ini.

Untuk mendongkrak harga sahamnya, South Sea Company terus mengeluarkan rumor tentang bagaimana besar nilai perdagangannya di Amerika Selatan. Hal ini memicu terjadi spekulasi yang liar atas sahamnya. 

Harga saham mencapai puncaknya di £1,000 pada bulan Agustus 1720 dan mulai jatuh saat para investor mulai melakukan penjualan karena menyadari bahwa perusahaan tidak dapat menunjukkan kenaikan pendapatan seperti yang diharapkan. Lebih buruk lagi, berita mengenai aksi manajemen yang tidak bertanggung jawab ini dengan cepat menyebar dan mendorong harga saham semakin turun.

Pada akhir tahun 1720, harga saham South Sea Company anjlok dan kembali lagi ke level di awal tahun yaitu £100. Kejatuhan ini menyeret korban yang sangat banyak, terutama mereka yang membeli saham dengan kredit. Keadaan ini diperparah dengan adanya praktek short selling dengan harapan dapat membeli lagi sahamnya di harga yang lebih murah.

Sejak kejadian ini, penerbitan saham bagi publik dianggap melanggar hukum yang baru dicabut pada tahun 1825.

3. Gelembung Besar di Era Modern: Housing Bubble

Ketika memperhatikan investasi properti, Anda barangkali pernah menemukan istilah housing bubble dan mencari tahu apa itu housing bubble. Housing bubble adalah pembengkakan harga properti alias kenaikan harga rumah yang dipicu oleh berbagai faktor. Mengapa fenomena housing bubble ini terjadi? Berapa lama fenomena ini akan bertahan?

Dilansir dari investopedia, housing bubble dimulai dari ketertarikan para investor terhadap perkembangan real estate.

“Some experts believe that the bursting of the NASDAQ dot-com bubble led U.S. investors to pile into real estate due to the mistaken belief that real estate is a safer asset class. While U.S. house prices nearly doubled from 1996 to 2006, two-thirds of that increase occurred from 2002 to 2006, according to a report from the U.S. Bureau of Labor Statistics.”

Faktor terjadinya gelembung perumahan ini beragam, mulai dari faktor permintaan, spekulasi, hingga pengeluaran yang berlebihan.

Secara sederhana, gelembung sektor perumahan dimulai ketika kita merasa terburu-buru perlu membeli properti atau rumah, karena isu bahwa harga properti kian meningkat. Kita lantas membobol tabungan demi membeli properti tersebut. 

Harga perumahan A.S. mencapai puncaknya pada tahun 2006, dan kemudian memulai penurunan yang mengakibatkan rata-rata rumah A.S. kehilangan sepertiga nilainya pada tahun 2009.13 Ledakan dan kehancuran perumahan A.S., dan efek riak yang ditimbulkannya pada sekuritas berbasis hipotek, menghasilkan kontraksi ekonomi global yang terbesar sejak Depresi 1930-an.14 Periode akhir 2000-an ini kemudian dikenal sebagai Resesi Hebat.

“Even as house prices were increasing at a record pace, there were mounting signs of an unsustainable frenzy—rampant mortgage fraud, condo "flipping," houses being bought by sub-prime borrowers, etc.”

Itu tadi 3 contoh kasus Bubble Economy dalam sejarah. Masih ada beberapa peristiwa penting lainnya. Namun, saya cukupkan dengan tiga peristiwa diatas. Jika ingin mengetahui lebih jauh, Anda bisa menghubungi saya untuk berdiskusi lebih lanjut.

Anda ingin tau lebih jauh mengenai trading dan finansial? Silahkan hubungi saya. Saya akan membantu Anda.

RECOMMENDATION FROM EXPERT:

Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.

Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.

CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di SINI


Artikel Terkait