Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..
Sumber: Freepik
Data ini berasal dari total keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam periode waktu tertentu. Pertumbuhan GDP (GDP Growth Rate) merupakan indikator untuk mengukur seberapa jauh perkembangan ekonomi di suatu negara atau seberapa jauh ekonomi negara tersebut menurun. Pada dasarnya terdapat dua cara untuk menghitung GDP, yaitu dengan nilai pengeluaran dan nilai pendapatan.
Pada perhitungan GDP dengan nilai pengeluaran, data yang tercatat adalah nilai konsumsi atau pengeluaran rumah tangga, investasi sektor usaha, pengeluaran pemerintah, dan nilai total ekspor dikurangi impor. Sedangkan, pada perhitungan GDP dengan nilai pendapatan, data yang dimuat adalah nilai biaya sewa, upah tenaga kerja, bunga pemilik modal, serta laba pengusaha.
Pentingnya Data GDP Terhadap Pasar Forex
Laporan gross domestic product memegang banyak peranan bagi trader forex dimana laporan ini berfungsi sebagai bukti bahwa pertumbuhan ekonomi sedang produktif atau sedang berada dalam sinyal kontraksi dengan memberikan indikasi pertumbuhan melambat. Akibatnya, trader forex akan cenderung mencari data GDP yang lebih tinggi atau pertumbuhan kepercayaan pada suku bunga dengan arah yang sama.
Jika ekonomi sedang mengalami tingkat pertumbuhan yang baik akan bermanfaat kepada konsumen dengan kemungkinan akan ada peningkatan pengeluaran dan ekspansi. Pada gilirannya, pengeluaran yang lebih tinggi menyebabkan kenaikan harga, dan bank sentral berusaha untuk menjinakkan harga melalui kenaikan suku bunga.
Pengaruh GDP Terhadap Forex
Sumber: Freepik
Seperti yang disebutkan di atas bahwa data GDP merupakan data yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Oleh karena itu, data GDP ini juga merupakan acuan bagi bank sentral untuk mengeluarkan kebijakan ekonomi.
Sebagai seorang trader forex, kamu tidak perlu memperhatikan data GDP di setiap negara. kamu hanya cukup memperhatikan data GDP negara yang terdapat dalam pair mayor forex, seperti Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Swiss, Jepang, Australia, New Zealand, dan negara-negara Uni Eropa yang memiliki perekonomian kuat seperti Jerman dan Prancis.
Misalnya, data GDP Amerika Serikat pada kuartal kedua naik 1% dari kuartal pertama. Data tersebut berarti menunjukkan bahwa perekonomian Amerika Serikat mengalami pertumbuhan dan kesejahteraan rakyatnya juga meningkat. Dengan data ini, maka umumnya nilai USD akan meningkat terhadap mata uang lainnya.
Oleh karena itu, kamu dapat memanfaatkan data dari skenario di atas untuk membuka posisi buy pada pair yang memiliki mata uang USD di depan, seperti USDJPY, USDCHF, dan USDCAD. kamu juga dapat melakukan sell pada pair yang memiliki mata uang USD di belakang, seperti EURUSD, AUDUSD, NZDUSD, GBPUSD.
Menganalisis Data GDP
Sumber: Freepik
Rilis awal GDP adalah empat minggu setelah kuartal berakhir sedangkan rilis final dilakukan tiga bulan setelah kuartal berakhir. Keduanya dirilis oleh Bureau of Economic Analysis (BEA) pada 08:30 ET. Biasanya, pelaku pasar mengharapkan GDP AS tumbuh antara 2,5% hingga 3,5% per tahun.
Tanpa momok inflasi dalam ekonomi yang tumbuh sedang, suku bunga dapat dipertahankan di sekitar 3%. Namun, jika GDP di atas 6% akan menunjukkan bahwa ekonomi AS berada dalam bahaya overheating yang pada gilirannya dapat memicu kekhawatiran inflasi. Konsekuensi dari hal ini adalah, Federal Reserve mungkin harus menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi dan ‘memperlambat’ ekonomi yang terlalu panas.
Menjaga stabilitas harga adalah salah satu tugas Federal Reserve. GDP harus tetap dalam ‘kisaran goldilocks’: tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
PDB seharusnya tidak cukup tinggi untuk memicu inflasi atau terlalu rendah yang dapat menyebabkan resesi. Resesi ditentukan oleh inflasi yang negatif selama dua kuartal berturut-turut dari pertumbuhan GDP. ‘Sweet spot’ GDP bervariasi dari satu negara ke negara lain. Misalnya, China memiliki GDP dalam dua digit.
Trader forex paling tertarik pada GDP karena ini adalah kartu laporan lengkap kondisi ekonomi suatu negara. Sebuah negara ‘dihargai’ untuk GDP yang tinggi dengan nilai mata uang yang lebih tinggi.
Biasanya ada ekspektasi positif untuk kenaikan suku bunga di masa depan karena ekonomi yang kuat cenderung menguat sehingga menciptakan inflasi yang lebih tinggi. Pada gilirannya, ini menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga untuk memperlambat pertumbuhan dan menahan momok inflasi yang semakin meningkat.
Di sisi lain, negara dengan GDP yang lemah memiliki ekspektasi kenaikan suku bunga yang turun drastis. Faktanya, bank sentral sebuah negara yang memiliki GDP negatif dua kuartal berturut-turut bahkan dapat memilih untuk merangsang perekonomian mereka dengan memangkas suku bunga.
- Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
- Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan
Saya untuk mengenal trading lebih detail.
- Untuk pembelajaran lebih intensif dan lebih dalam, silahkan
ke Sekolah Forex Gatis
- CALL atau whatsapp dan cari DANUH silahkan hubungi di SINI