JURUS FUNDAMENTAL

JURUS FUNDAMENTAL

QUANTITATIVE EASING

Story by : Hadi J
Category at: Analisa Fundamental
Published : February 16, 2022
Dilihat: 674 kali

Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.


zoom

Quantitative easing seakan telah menjadi “trend topic” market pada saat ini. Namun bagaimana dampak yang sebenarnya dari quantitative easing pada pasar finansial ? lalu kenapa para trader selalu menunggu disaat quantitative easing ini ? Penjelasan secara singkat mengenai quantitative easing dapat saya simpulkan sebagai berikut ini.
Sejarah Moneter Dunia Dahulu setiap uang yang telah dicetak oleh Bank Sentral dijamin oleh sejumlah ons emas, dimana artinya apabila seseorang mendepositkan 10 ons emas di bank, maka dia akan mendapatkan selembar surat berharga yang dapat digunakan untuk bertransaksi sesuai dengan jumlah emas yang dia depositkan. Selembar surat berharga inilah yang sekarang kita kenal sebagai “mata uang”.

Dikarenakan sifat keserakahan manusia, maka Bank menerbitkan “surat berharga” tersebut lebih banyak dari cadangan deposit emas yang ada di bank tersebut. Hal inilah yang menjadi awal kejatuhan sistem moneter internasional dan berlanjut hingga sekarang.

Mekanisme Quantitative Easing

Sedangkan mekanismenya dapat kita ambil contoh pada negara USA, dimana Federal Reserve (Fed) bertindak sebagai Bank Sentral AS. Dimana Fed mencetak uang (tanpa jaminan dari emas tentunya), untuk membeli surat hutang negara (treasuries) dari pemerintah ataupun bank-bank komersial melalui open market. Maka pemerintah dan bank-bank tersebut mendapatkan suntikan dana segar untuk membiayai berbagai hal. Pemerintah dapat menggunakannya untuk membiayai anggaran pengeluaran, dan bank-bank komersial dapat menggunakannya untuk kembali menyalurkan kredit ke masyarakat. Jika kredit ke masyarakat berjalan lancar, dengan begitu bank-bank komersial diharapkan dapat menggerakkan kembali roda perekonomian.

Dampak Quantitative Easing

Tujuan dari quantitative easing ini sendiri pada dasarnya agar dapat menurunkan tingkat suku bunga kredit pada masyarakat dan korporasi agar mampu mendapatkan kredit dengan sukuk bunga yang terjangkau. Quantitative easing juga diharapkan dapat memancing para investor untuk keluar dari jenis investasi yang aman seperti bonds (surat hutang negara) dan bisa lebih banyak berkontribusi ke sektor private seperti meminjamkan modal ke perusahaan maupun pengusaha. Hingga pada akhirnya akan menaikkan optimisme bahwa ekonomi telah tumbuh dengan baik. Harapan akan ekonomi yang membaik seperti inilah yang mendorong harga saham naik pesat ketika quantitative easing diumumkan.

Namun yang terjadi tidak selalu sesuai dengan apa yang telah direncanakan sejak awal. Dimana bank-bank yang mendapatkan suntikan dana dari The Fed tidak mampu menyalurkan dana kreditnya ke masyarakat. Sehingga bank tersebut lebih suka menggunakannya untuk berspekulasi didalam market. Karena ini akan lebih menguntungkan bagi mereka. Seperti kasus JP Morgan yang pada akhirnya mengalami kerugian milyaran dolar AS karena berspekulasi di market Credit Default Swap (CDS). Dimana bank-bank di Indonesia yang juga pernah mengalami kasus seperti ini, seperti kasus kredit macet pada beberapa tahun yang lalu. Belum lagi bila mereka turut terlibat untuk berspekulasi di pasar saham.

quantitative Easing juga berpotensi dapat menyebabkan resiko inflasi pada mata uang, karena adanya pencetakan uang baru (baik fisik ataupun elektronik), dengan catatan apabila hal tersebut menyebabkan price index (index harga barang & jasa), naik. Sebagai tambahan, Bernanke yakin quantitative easing tidak akan menyebabkan inflasi, karena sejauh ini tingkat demand untuk barang & jasa di Amerika masih sangat rendah. Apabila berkaca pada ilmu ekonomi, dimana tingkat demand yang tinggi akan menyebabkan harga menjadi naik, dan harga naik inilah yang menyebabkan nilai inflasi, karena kita membutuhkan lebih banyak uang untuk mendapatkan suatu barang/jasa (hukum suply and demand).

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait