JURUS TEKNIKAL

JURUS TEKNIKAL

Memahami indikator Relative Strength Index

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Teknikal
Published : July 07, 2022
Dilihat: 846 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


zoom

Sumber: Freepik

Meskipun begitu, ia lebih dikenal sebagai seorang analis teknikal yang melahirkan beberapa indikator yang terkenal selain RSI.

Penggunaan Relative Strength Index 
RSI bisa membantu Anda untuk memperkirakan keadaan overbought dan oversold. Pasar dianggap overbought jika RSI berada di bawah 30, dan dianggap overbought bila RSI berada di atas 70. Pada umumnya RSI digunakan untuk mencari sinyal buy dan sell, seperti halnya indikator yang lain. Sinyal sell dicari ketika RSI sudah memasuki area overbought, sebaliknya sinyal buy dicari ketika RSI sudah memasuki area oversold.

Indikator ini memiliki skala 0-100, dengan keterangan di atas skala 70 menunjukkan pasar dalam overbought dan di bawah skala 30 menunjukkan pasar dalam kondisi oversold. RSI ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi kemungkinan pergantian arah trend dengan mengalami divergensi terhadap pergerakan harga.

 

Trading menggunakan indikator RSI

Memahami indikator Relative Strength Index1
Sumber: Freepik

Indikator RSI dapat digunakan seperti stochastic untuk menentukan posisi potensial di atas (top) atau di bawah (bottom), tergantung kondisi pasar. Sebagai contoh, jika terdapat oversold EUR/USD dalam time frame 4 jam. EUR/USD yang telah mengalami penurunan sekitar 400 pips selama 2 pekan, diperdagangkan di bawah 1.2000.

Maka, RSI menunjukkan penurunan di bawah skala 30, menunjukkan tak ada penjual yang tersisa di pasar dan pergerakan harga turun akan segera berakhir. Sehingga beberapa saat kemudian pergerakan harga berbalik dan meninggalkan posisi bottom menuju ke atas membentuk pola uptrend untuk beberapa minggu.

Namun demikian, ada 3 tips penting dalam trading dengan RSI yang perlu diperhatikan:

 

1. Pada keadaan trend kuat, abaikan overbought dan oversold indikator RSI.

Saat harga bergerak trending kuat dalam jangka waktu yang relatif panjang, maka metode entry dengan mengandalkan overbought dan oversold indikator RSI tak lagi akurat.

Sebagai solusi, sebelum mengatasi indikator RSi sebaiknya trader melihat indikator trend terlebih dahulu, seperti MACD, Bollinger Bands, dan ADX.

 

2. Memperhatikan level 50 pada indikator RSI (center line).

Semua indikator dengan tipe oscillator memiliki level tengah atau disebut dengan center line, biasanya berada pada level 50 atau 50%. Center line menunjukkan momentum pergantian arah pergerakan harga ketika terjadi retracement atau bahkan saat terjadi pergantian arah trend.

Center line dari indikator RSI bisa digunakan sebagai sinyal atau isyarat untuk melakukan aksi buy atau sell. Jika center line ke arah atas, mengisyaratkan sinyal buy, sebaliknya center line ke arah bawah mengisyaratkan sinyal sell.

 

3. Menggunakan parameter indikator RSI disesuaikan dengan time frame trading.

Umumnya parameter periode waktu default pada platform trading untuk tipe indikator tipe oscillator, baik RSI adalah 14. Sehingga periode 14 biasanya cocok untuk time frame daily, namun kurang akurat untuk time frame trading yang lebih rendah.

Menurut, pembuat indikator RSI, Welles Wilder, semakin kecil periode pengukuran maka semakin sensitif dan menyulitkan pengamatan namun semakin besar periode waktu maka semakin kurang sensitif dan mempengaruhi akurasi pengukuran.

 

Menentukkan trend menggunakan indikator RSI

Memahami indikator Relative Strength Index3
Sumber: Freepik

RSI merupakan salah satu indikator yang populer karena dapat digunakan untuk mengkonfirmasi pembentukan sebuah trend.

Jika sebuah trend akan terbentuk, maka indikator ini akan berada di atas atau di bawah skala 50. Apabila kemungkinan uptrend, maka garis pasti berada di atas skala 50. Sementara jika kemungkinan downtrend, maka garis berada di bawah skala 50.

Namun untuk menghindari sinyal yang keliru, perlu menunggu garis menembus di bawah 50 untuk konfirmasi lebih lanjut pada trend yang terbentuk. Dan jika RSI ternyata menembus di bawah 50, maka cukup sebagai konfirmasi bahwa downtrend benar-benar terbentuk.

 

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

- Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
- Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan
  Saya untuk mengenal trading lebih detail.
- Untuk pembelajaran lebih intensif dan lebih dalam, silahkan
  ke Sekolah Forex Gatis
- CALL atau whatsapp dan cari DANUH silahkan hubungi di SINI


Artikel Terkait