JURUS TEKNIKAL

JURUS TEKNIKAL

Mengenal Apa Itu Trend dan Momentum

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Teknikal
Published : October 19, 2020
Dilihat: 1426 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


zoom

Istilah “trend” dalam kehidupan sehari-sehari sering dipakai untuk mengungkapkan keadaan dimana suatu hal sedang digemari atau sedang menjadi perhatian kebanyakan orang.

Apa itu trend dalam forex

Trend dalam forex berarti suatu kecenderungan atau kondisi dimana terdapat satu jenis pergerakan yang mendominasi chart dan cederung berlanjut. Atau dapat juga dikatakan sebagai pergerakan harga secara menyeluruh (dilihat dari pojok kiri menuju pojok kanan chart). Di semua instrumen perdagangan, harga bisa bergerak secara trending dan trading. Pergerakan trending merupakan harga yang bergerak menurut kecenderungan tertentu (bullish / bearish) sedangkan pergerakan trading merupakan harga yang bergerak pada kisaran yang sempit dan berlangsung relatif lama.

Perlu diketahui bahwa setiap saat harga dapat berbalik arah melawan trend yang sedang berlangsung. Contohnya trend awal adalah up trend kemudian tiba-tiba harga bergerak berbalik melawan arah menjadi down trend. Kondisi seperti ini dapat diartikan sebagai reversal atau pembalikan harga, dan retracement atau pembalikan harga melawan arah yang bersifat hanya sementara, kemudian akan kembali pada pergerakan trend sebelumnya.

Apa itu Momentum?

Umumnya trader dan investor memusatkan fokusnya pada trend harga suatu instrumen yang sedang “diincar.”Pengambilan keputusan yang hanya melihat suatu trend dapat menyebabkan trader terombang-ambing dalam masa persimpangan trend seperti sideways atau perubahan trend. Itulah mengapa banyak trader yang memaksimalkan momentum dalam trading futures. Momentum adalah suatu tools dalam analisa teknikal untuk mengetahui kekuatan suatu trend berdasarkan kecepatan perubahan suatu harga yang selanjutnya dapat dibedakan menjadi situasi overbought atau oversold. Indikator momentum disebut juga sebagai oscillator.

Ada beberapa jenis indikator oscillator yang dapat digunakan dalam membaca momen, yaitu Relative Strength Index (RSI), Rate of Change (ROC), Williams %R, dan sebagainya.

Cara Kerja Indikator Momentum

Adakalanya suatu instrumen yang kita beli sesuai dengan arah trend yang sedang terjadi, namun setelah dibeli ia menjadi stagnan bergerak pada kisaran tertentu atau bahkan mulai bergerak melawan trend. Akibatnya perlu cut loss posisi yang sudah dibeli ataupun harus sabar menantikan selesainya sideways. Kondisi demikian bisa jadi disebabkan karena trend tersebut sudah jenuh dan melemah sehingga tidak memperoleh momentum yang cukup untuk tetap bergerak sesuai trend semula.

Indikator momentum digunakan dengan cara melihat garis momentum yang bergerak searah dengan trend harga. Hindari pergerakan garis momentum yang berlawanan arah. Indikator momentum ditunjukkan dengan sebuah garis yang bergerak di antara zona positif dan negatif pada bagian lower indicator yang dipisahkan oleh angka 0. Zona positif berada di bagian atas dan zona negatif ada di bagian bawah. Ketika garis momentum bergerak naik menjadi semakin positif maka disebut overbought. Artinya pasar sudah melakukan pembelian terlalu banyak dan siap menjual. Sedangkan jika garis momentum bergerak turun hingga terlalu negatif maka disebut oversold. Menandakan kondisi pasar yang siap membeli karena terlalu banyak menjual.

Untuk memudahkan penafsiran, bisa juga dibuat garis trendline pada garis momentum sehingga terlihat trennya. Selain itu dapat juga menjadi informasi untuk meninggalkan pasar jika trendline tersebut ditembus. Terdapat kelemahan dari hal ini, karena indikator momentum dapat bersifat subjektif bagi penggunanya. Karena garis momentum dapat bergerak bebas tanpa batasan angka. Sehingga zona overbought dan oversold dapat dibaca secara berbeda-beda sesuai asumsi pengguna meskipun dapat diminimalisasi dengan melihat sejarah batasan zona tersebut. Untuk menuntaskan masalah ini maka dibuatlah pengembangan dari garis momentum yaitu RSI.

Relative Strength Index (RSI)

RSI merupakan versi indikator momentum yang sudah lebih baik kegunaannya. Garis indikatornya dilengkapi nilai skala 0-100 untuk menggantikan zona positif dan negatif. RSI mengukur kecepatan dan besarnya pergerakan perubahan harga. Perubahan harga berdasarkan rata-rata kenaikan ataupun penurunan dalam jangka waktu tertentu.


Artikel Terkait