JURUS TEKNIKAL

JURUS TEKNIKAL

Teknik Price Action!  Andalan 5 Trader Terkemuka Di Dunia

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Teknikal
Published : April 03, 2020
Dilihat: 4361 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


zoom

Bagi Anda traders tentunya sudah tidak asing dengan apa yang dinamakan “Price Action”. Ya, Price Action merupakan salah satu teknik trading yang sering digunakan dan tentunya efektif. Dengan pengetahuan tentang price action, seorang trader dapat melakukan berbagai analisa teknikal tanpa perlu menggunakan indikator tambahan.

Banyak trader terkemuka di dunia yang mengandalkan Price Action dalam sistem trading, baik untuk sekedar melengkapi setup teknikal atau bahkan menjadikannya sebagai metode analisa utama. berikut adalah 5 trader kesohor yang terbukti sukses dengan Price Action sebagai teknik andalan.

1. Rayner Teo

Trader dunia yang satu ini menggunakan metode ini sebagai konfirmasi sinyal sebelum entry. Rayner Teo juga secara khusus mempersenjatai diri dengan pengetahuan Price Action, hanya untuk merespon kondisi False Break yang mungkin terjadi di sekitar level-level Support Resistance.

Jika disimpulkan dalam perspektif yang lebih umum, trader asal Singapura yang menjadi panutan bagi 14,000+ follower-nya di Facebook ini mengaplikasikan strategi trend following. Ia juga gemar memanfaatkan peluang di hampir semua kondisi pasar, mulai dari trending hingga sideways. Sinyal breakout biasanya ia cari dengan mengkonfirmasi penembusan dari Support Resistance.

2. Gary Wagner

Gary secara khusus menyoroti Candlestick sebagai metode Price Action yang menjadi inti strateginya. Ia mengaku bahwa profit trading yang didapatkan semakin naik setelah berpedoman pada Candlestick. Tak ayal, Gary Wagner pun semakin fokus menyempurnakan teknik tradingnya dengan Candlestick.

Ia mengaku menggunakan Candlestick untuk mengetahui sentimen pasar yang sebenarnya, terutama ketika pasar sedang tidak dibebani oleh katalis fundamental. Wagner kemudian juga mengembangkan indikator bertajuk Candlestick Forecaster untuk memilih teknik Price Action paling tepat berdasarkan kondisi pasar. Gary Wagner sering mengaplikasikan analisa dengan pola 3 Candlestick, yang juga dipadukan dengan Elliott Wave dan level-level Fibonacci sebagai Support Resistance.

3. Nial Fuller

Nial Fuller telah banyak sekali membeberkan teknik trading Price Action melalui situsnya, LearntoTradetheMarket[dot]com. Mulai dari penggunaan Candlestick hingga kombinasinya dengan indikator teknikal, Nial menerangkan penggambaran jelas terkait penerapan analisa Price Action untuk trading sehari-hari.

Rutinitas trading Price Action yang diterapkannya sendiri sebenarnya tak rumit. Setiap hari ia bangun pagi untuk memantau berita dan menyusun rencana trading, lalu mengatur posisi trading sesuai setup Price Action. Nial kemudian akan membiarkan posisinya berjalan dan baru memonitor transaksi di sore hari. Setup yang ia gunakan cukup sederhana; formasi Price Action di sekitar EMA 8 dan 21 serta Support Resistance. Nial Fuller pada dasarnya menggunakan time frame Daily, tapi ia bisa juga turun ke time frame H4 untuk mencari sinyal Price Action yang searah dengan trend di chart Daily.  

 

4. Chris Lori

Teknik trader dunia ini berpacu pada Intraday Trading yang menggunakan Price Action murni sebagai "alat bantu" teknikal. Ia bahkan mengaku jika chart trading-nya bersih dari segala indikator. Untuk trading harian, Chris menargetkan profit antara 10 hingga 35 pips, dengan durasi trading per posisi berkisar mulai 5 menit sampai beberapa jam.

Karena suatu alasan, trader yang pernah berkarir sebagai atlet profesional ini lebih menyukai GBP/JPY ketimbang pair mayor manapun. Walaupun menerapkan Intraday Trading, Chris Lori tak lantas agresif dalam mengatur manajemen risiko.

Ia justru menjaga pengaturan risikonya di sisi konservatif, bahkan seringkali kurang dari setengah persen dari targetnya. Menurut Chris, ini adalah resep sukses mayoritas trader professional.

 

5. Nick Shawn

Teknik Price Action yang diandalkan olh Nick mengaplikasikan screening pola-pola candlestick di time frame H4 dan Daily, dengan Risk/Reward Ratio 1:3. Ia juga menargetkan profit antara 100-300 pips per transaksi. Dalam menentukan pair, Nick tak terlalu pilih-pilih. Ia bisa trading di pair manapun, bahkan XAU/USD yang perhitungan risikonya agak berbeda. Meskipun begitu, ia masih memiliki pair favorit berupa EUR/USD, GBP/USD, dan pair-pair JPY.

Menariknya lagi, Nick Shawn mengaku tidak mempunyai Win Rate yang fantastis hingga 80% atau bahkan 100%. Dalam wawancaranya bersama TradingNut, trader yang menggunakan analisa divergence di akun terpisah ini mengkonfirmasi jika Win Rate-nya cuma sebatas 50%. Meskipun begitu, ia tetap profitable karena disiplin menjaga Risk/Reward Ratio, sehingga keuntungannya selalu lebih besar dari kerugian yang ia peroleh.  


Artikel Terkait