JURUS TEKNIKAL

JURUS TEKNIKAL

TIGA TIPE INVESTOR YANG PERLU ANDA KETAHUI (bagian 1 / 2)

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: Analisa Teknikal
Published : November 04, 2020
Dilihat: 825 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


zoom

Tahukah Anda bahwa tipe investor Anda mampu mengungkapkan bagaimana Anda dapat meningkatkan strategi investasi Anda ke tingkat berikutnya? Tahkukah Anda bahwa keamanan finansial Anda sangat bergantung pada tipe investor Anda?

Ada tiga tipe investor yang berbeda seperti berikut ini:

  • Pra-investor
  • Investor Pasif
  • Investor Aktif

Begitu Anda mampu mengidentifikasi tipe investor Anda, hal ini akan membantu Anda mengetahui konsekuensi dari gaya investasi Anda. Anda juga akan memahami batasan serta keuntungan yang secara alami dihasilkan dari cara Anda berinvestasi. 

Memahami tipe investor Anda membuat Anda akan bisa memutuskan apakah peluang yang tersedia di tingkat investasi berikutnya sepadan dengan usaha Anda.

Tipe pra-investor adalah tempat kita semua memulai sebagai investor. Melalui edukasi serta pengalaman, kita semua dapat naik ke tingkat ketrampilan investasi berikutnya. Setiap jenis investasi dibentuk dari keterampilan yang didapat dari jenis investor sebelumnya. Jadi, apa pun jenis investor Anda, Anda hanya tinggal sedikit berlatih dan teredukasi untuk masuk ke tingkat berikutnya. 

Tipe investor #1: Pra-investor:

  • Mereka yang termasuk dalam tipe pra-investor adalah seseorang yang tidak atau belum melakukan investasi apa pun.
  • Pra-investor memiliki kesadaran finansial yang minimal.
  • Pra-investor memiliki sedikit pemikiran untuk berinvestasi serta hanya punya sedikit tabungan yang sesuai dengan pemikiran minimal tersebut
  • Pra-investor cenderung memiliki rencana pensiun perusahaan, namun rencana ini tidak akan terwujud tanpa melalui departemen personalia yang mengaturkannya untuk mereka
  • Pra-investor lebih mengutamakan konsumsi dalam dunia keuangan, daripada tabungan dan investasi. 
  • Pra-investor biasanya penerima upah yang biasanya hidup dari gaji ke gaji dengan keyakinan bahwa mereka pasti bisa mengatasi kesulitan keuangan dengan kenaikan gaji berikutnya
  • Pra-investor lebih mementingkan gaya hidup daripada keamanan finansial. Jadi, ketika pra-investor menghasilkan lebih banyak, mereka cendeerung membelanjakan lebih banyak.
  • Pra-investor mengaggap gaya hidup lebih penting daripada keamanan finansial. Hal itu terjadi ketika pra-investor menghasilkan lebih banyak uang 
  • Pra-investor belum menyadari perlunya memiliki tanggung jawab finansial untuk hidup dan masa depan

 Tipe investor #2: Investor pasif

  • Tipe investor yang sudah melewati status pra-investor.
  • Investor pasif menjadi titik awal dalam perjalanan menuju keamanan finansial
  • Investor pasif menjalankan strategi investasi pasif.
  • Investor pasif cenderung mengaplikasikan semua dasar perencanaan keuangan pribadi dengan baik, seperti memiliki rumah sendiri, mendanai rencana pensiun, mengalokasikan aset dan menabung setidaknya 10% dari pendapatan. 
  • Strategi investasi pasif sesuai untuk mereka dengan kehidupan yang serba sibuk, yang memiliki keluarga, pekerjaan, minat atau mereka yang merupakan wirausahawan yang sedang membangun bisnis

  • Investor pasif sering mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang keputusan investasi pada ahlinya, seperti perencana keuangan, broker, pengelola keuangan dan sebagainya
  • Investor pasif cenderung mengandalkan keahlian orang lain untuk strategi investasi mereka, daripada menjadikan diri mereka sebagai ahli dalam berinvestasi
  • Kesederhanaan merupakan karakteristik penentu dari strategi investasi pasif yang membutuhkan lebih sedikit pengetahuan serta ketrampilan sehingga bisa diakses oleh masyarakat umum.
  • Contoh dari strategi investasi pasif, seperti strategi ‘beli dan tahan’ dalam reksa dana atau saham, alokasi aset tetap hingga membeli rumah
  • Tidak ada yang salah dengan strategi investasi pasif, namun strategi tersebut cenderung memiliki konsekuensi negatif, yaitu bekerja seumur hidup yang dikombinasikan dengan disiplin dan menabung secara reguler untuk mencapai kemandirian finansial menggunakan gaya investasi pasif.

 


Artikel Terkait