JURUS TEKNIKAL

JURUS TEKNIKAL

Yuk Kenalan Dengan Prinsip “Just Follow the Trend”

Story by : Danuh Nuraga
Category at: Analisa Teknikal
Published : November 20, 2020
Dilihat: 7076 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


zoom

Mengetahui trend sangat diperlukan oleh para trader karena dengan trend seorang trader bisa menentukan strategi trading apa yang sebaiknya dilakukan dalam mengambil keputusan trading. Setelah mengetahui prinsip-prinsip dasar dari analisa teknikal, trader kemudian akan dikenalkan dengan trend. Mengetahui trend sangat diperlukan oleh para trader karena dengan trend seorang trader bisa menentukan strategi trading apa yang sebaiknya dilakukan dalam mengambil keputusan trading.

Trend digunakan untuk memantau kecenderungan pasar untuk bergerak ke suatu arah dari waktu ke waktu (Bullish atau bearish). Bisa dikatakan bahwa trend adalah suatu pergerakan yang menunjukkan ke arah mana harga suatu instrumen keuangan (forex, saham, dan komoditas) bergerak.

Terdapat beberapa ungkapan yang menunjukkan betapa pentingnya mengetahui trend, yaitu;

  • Don’t fight the trend
  • Just follow the trend
  • Trend is your friend

Kali ini yang akan kita bahas adalah Just follow the trend sebagai acuan dalam melakukan trading. Trading dengan metode Trend-Following (mengikuti tren) berarti seseorang menganalisis harga menggunakan perangkat analisis teknikal, menentukan apakah tren pasar sedang naik atau turun, kemudian menggunakannya sebagai dasar untuk memutuskan akan menjual (Sell) atau membeli (Buy). Bagi pelaku trading metode Trend-Following, baik dalam trading saham maupun Forex: tren naik merupakan kesempatan untuk Buy, sedangkan tren turun merupakan kesempatan untuk Sell.

 

Tips Ampuh Untuk Trading Metode Trend-Following

Namun, trading dengan metode Trend-Following ini tidaklah mudah. Ketika melihat chart saja, trader pemula biasanya bingung, “Di chart H1, harganya naik. Tapi chart D1, harganya turun. Jadi, tren-nya naik atau turun?” Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya, trader pengguna metode Trend-Following ini perlu memutuskan dua hal penting sebelum mulai trading, yaitu:

 

1. Perangkat analisis teknikal yang digunakan?

Diantara indikator-indikator populer untuk metode Trend-Following terdapat Moving Averages, MACD, Relative Strength Index (RSI), dan On Balance Volume (OBV). Akan tetapi, sebagian trader juga memilih untuk trading tanpa indikator. Alih-alih indikator teknikal, mereka hanya menggambar Trend Line pada chart, atau menganalisa bentuk-bentuk Candlestick yang muncul pada chart saja. Mana yang lebih baik? Cara manapun yang Anda pilih, baik dengan atau tanpa indikator, keduanya sama-sama bisa sukses asalkan Anda sungguh menguasainya.

 

2. Tren akan dilihat pada time frame apa?

Kebanyakan trader akan melihat chart pada timeframe yang lebih besar sebagai referensi, kemudian menengok chart pada timeframe lebih kecil untuk eksekusi trading. Bagi trader harian, timeframe referensi biasanya H4, kemudian eksekusi pada timeframe H1. Apabila timeframe H4 menunjukkan tren naik, sedangkan H1 malah menurun, maka hal ini bisa jadi ada indikasi pembalikan harga, atau sekedar koreksi sebentar dan harga akan naik lagi. Hal ini perlu dinilai berdasarkan indikator teknikal atau Candlestick yang muncul pada chart.

 

Tips Ampuh Untuk Trading Metode Trend Following

Dua hal itu merupakan dasar-dasar dari metode Trend-Following yang perlu dipahami setiap trader. Namun, hanya dua itu saja tidak akan bisa membuat Anda sukses. Ada satu tips ampuh untuk trading Trend-Following yang harus dipahami juga, yaitu: “buy dips in uptrends and sell rallies in downtrends”. Artinya, dalam metode Trend-Following, Anda disarankan agar melakukan Buy saat harga yang melaju dalam tren naik sedang terkoreksi turun, dan lakukan Sell ketika harga yang merosot dalam tren turun sedang berbalik naik sejenak. Berikut ini contohnya:

Sebagaimana Anda ketahui, harga tak lurus terus sampai ke puncak tertinggi, juga tidak lurus turun terus sampai ke level terendah. Diantara level tertinggi dan terendah, harga akan bergerak seperti zig-zag, meski ada tren tertentu yang dituju. Karenanya, tak perlu menungggu hingga harga naik sampai ke puncaknya baru lakukan Sell, juga tak perlu menunggu hingga harga turun sampai ke level terendah baru lakukan Buy. Justru, dalam metode Trend-Following, yang benar adalah memanfaatkan peluang trading ketika sebuah tren besar sedang terkoreksi.

Untuk menemukan titik-titik koreksi ini, Anda dapat memanfaatkan indikator Oscillator, misalnya RSI atau Channel. Misalnya ketika tren secara umum turun, tetapi RSI sudah oversold, maka itu berarti waktunya harga terkoreksi naik. Ketika RSI sudah mulai berbalik turun, itu merupakan peluang bagi Anda untuk Sell. Alternatif lain, Anda dapat menggambar dua garis sejajar yang mengapit harga dalam tren menurun hingga menyerupai saluran pipa (Channel). Ketika harga mencapai garis teratas, maka kemungkinan akan berbalik turun hingga garis terbawah, sehingga itu merupakan peluang untuk Sell juga.


Artikel Terkait