SEMUA ARTIKEL

SEMUA ARTIKEL

DAMPAK COVID-19 PADA TRADING FOREX

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : September 11, 2020
Dilihat: 2164 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


zoom

Berita adanya keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai diterapkanny Pembatasan Sosial Berskala Besar tentunya mulai membuat kepanikan tersendiri bagi masyarakat, khususnya para pelaku usaha. Kondisi kenormalan baru (new normal) yang baru dijalankan beberapa bulan terakhir sebenarnya sudah memberi harapan pada masyarakat dengan mulai bertumbuhnya lagi perekonomian di beberapa wilayah. Namun, sekali lagi dunia dihadapkan pada pilihan untuk semakin tegas dalam mengikuti protokol kesehatan dan tidak ada salahnya untuk memikirkan alternatif penghasilan lain.

Di pasar keuangan, masa pandemi virus corona ini ternyata membawa dampak besar, termasuk pada perdagangan forex. Saat ini pasar global sedang mencoba untuk pulih setelah mengalami goncangan dan resesi ekonomi mulai membayangi. Namun, apakah tren ini akan terus berlanjut?

 

Tingkat permintaan berubah di berbagai negara

Ada banyak faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan mata uang di seluruh dunia, seperti pengangguran, penurunan tingkat suku bunga dan keputusan atau tindakan pemerintah yang berdampak pada industri, terutama industri pariwisata, perjalanan dan perhotelan. 

Dalam hal forex, China dan Australia merupakan negara-negara pertama yang terkena dampak virus tersebut karena dugaan virus tersebut berasal dari China dan Australia berada dalam posisi sebagai mitra dagang terbesar China.  Apalagi ketika virus corona mulai menyebar ke seluruh dunia di mana peningkatan jumlah kematian banyak terjadi di negara Spanyol, Jerman, Perancis, Italia dan Inggris. Kondisi tersebut membuat para investor mulai melirik dollar AS dan menganggapnya sebagai pilihan yang lebih stabil dengan adanya dukungan dan kesediaan Federal Reserve System (bank sentral Amerika Serikat) untuk memberikan likuiditas sebanyak mungkin pada pasar. 

 

 

Trader forex memanfaatkan volatilitas pasar

Secara sederhana, volatilitas merupakan besarnya jarak antara naik-turunnya (fluktuasi) harga saham atau valuta asing. Volatilitas pasar tercatat rendah selama tahun 2019. Hal ini menjadikan tahun 2019 sebagai tahun yang sulit bagi para trader forex karena banyak orang tidak ingin terlibat dalam perdagangan mata uang secara daring. Kondisi ini menyebabkan volume trading forex rendah dan karenanya pendapatan trading pun rendah.  Namun, ketika pasar saham mulai kembali marak seiring berlanjutnya tahun 2020, pasar forex pun berkembang pesat. Kecepatan perubahan di pasar menyebabkan volume perdagangan tinggi dikarenakan volatilitas yang tinggi. volume perdagangan yang tinggi berarti juga pendapatan pun tinggi. 

Tekanan pada pasar mata uang global memang akan berlanjut cukup lama, namun selama volatilitas tetap tinggi, berarti ada peluang yang jelas pula bagi trader forex untuk menuai hasil dari perdagangan mereka.  

Tingkat perdagangan forex meningkat pesat selama pandemi

Maraknya perdagangan forex saat ini memang luar biasa. Beberapa bulan terakhir ini terlihat pertumbuhan besar-besaran di berbagai platform perdagangan dan komoditas. Beberapa broker forex mencatat bahwa pertumbuhan dari bulan ke bulan sejak pandemi sebanyak 25-50% di akun trading forex. Bahkan volume perdagangan meningkat tajam antara bulan Maret hingga Juni di mana terjadi peningkatan sekitar 300% selama tiga bulan tersebut. 

 

Ada beberapa alasan mengapa angka perdagangan forex meningkat:

  • Orang-orang ‘terkurung’ di rumah mereka dan memiliki lebih banyak waktu untuk meneliti dan memainkan pasar mata uang.
  • Karena kecepatannya, perdagangan valas memiliki biaya transaksi yang rendah dan bisa dilakukan dengan modal rendah. 

 

Gelombang Coronavirus kedua atau ketiga di seluruh dunia dapat berdampak lebih jauh pada pasar global yang sudah bergejolak sehingga sulit untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di pasar forex sepanjang sisa tahun 2020 dan 2021.


Artikel Terkait