SEMUA ARTIKEL

SEMUA ARTIKEL

YUK MULAI IDENTIFIKASI PEMBALIKAN ARAH DENGAN INDIKATOR CCI

Story by : Hadi J
Category at: Analisa Teknikal
Published : March 30, 2020
Dilihat: 3550 kali

Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.


zoom

Commodity Channel Index (CCI) adalah indikator teknikal yang dikembangkan oleh Donald Lambert. Awalnya indikator ini memang dikembangkan untuk menganalisis pergerakan komoditi, namun ternyata berkembang menjadi salah satu indikator yang populer dan banyak digunakan para trader untuk menganalisis pergerakan indeks saham maupun mata uang. Pada artikel kali ini kita akan bahas step by step penggunaan Indikator Commodity Channel Index atau CCI sebagai alat bantu dalam melakukan analisis teknikal. Berikut ini penjelasan step by stepnya dan cara open posisi dalam market:

Langkah trading dengan indikator  Commodity Channel Index  adalah:

• Insert - Indicator - Oscilator - Commodity Channel Index.

• Lalu muncul tampilan pada Bar dan ikuti sesuai settingnyanya.

• Muncul tampilan dari indicator Commodity Channel Index seperti di bawah ini:

• Ketentuan untuk open posisi akan dijelaskan lebih lanjut pada Analisa penggunaaan indicator dibawah ini:

Terlihat pada Gambar bahwa  indikator CCI yang diplot pada grafik. CCI memiliki tiga komponen, yaitu:

• Garis CCI
• Area overbought (jenuh beli)
• Area oversold (jenuh jual)

Sederhananya, ketika garis CCI mengarah ke atas, itu artinya pasar sedang dalam keadaan bullish (harga sedang naik). Sebaliknya, ketika garis CCI mengarah ke bawah artinya pasar sedang dalam keadaan bearish (harga sedang turun). Semakin curam kemiringan garis CCI menunjukkan bahwa tekanan bullish atau bearishnya semakin kuat. Kemudian ada area overbought dan area oversold. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, overbought artinya adalah jenuh beli. Ketika CCI masuk ke area overbought maka diperkirakan harga sudah terlalu tinggi sehingga ada kemungkinan harga akan mengalami penurunan. Pada CCI, area overbought ini berada di atas level 100. Sebaliknya, oversold artinya adalah jenuh jual. Jadi ketika CCI masuk ke area oversold maka diperkirakan harga pada saat itu sudah cukup rendah sehingga ada kemungkinan harga akan naik. Pada CCI, area oversold ini berada di bawah level -100.

Dalam contoh 2 gambar di bawah ini, grafik USD/CHF terlihat bullish, namun CCI terlihat mulai bergerak turun di area overbought. Ini merupakan salah satu indikasi bahwa tekanan bullish mulai berkurang. Dengan demikian, ada kemungkinan harga akan mengalami koreksi turun. CCI juga bisa Anda manfaatkan sebagai konfirmasi sinyal buy dan sell. Caranya cukup sederhana. Sinyal sell adalah ketika garis CCI turun dari area overbought dan turun ke bawah level 100. Sebaliknya, sinyal buy adalah ketika garis CCI naik dari area oversold dan naik ke atas level -100. Namun perlu diingat bahwa sinyal yang valid adalah sinyal yang searah dengan tren. Ini berarti sinyal sell biasanya valid jika muncul pada saat downtrend dan sinyal buy biasanya valid jika muncul pada saat uptrend. Memang kadang kalah sinyal yang berlawanan dengan arah tren juga bisa dimanfaatkan, akan tetapi hasilnya biasanya tidak semaksimal sinyal yang searah dengan tren.

CCI sell signal

CCI buy signal

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Jadi, tetap saja Anda harus mencermati dulu tren yang tengah berlangsung di pasar. Amati price action-nya terlebih dahulu, baru kemudian indikatornya. Perlu dipahami bahwa setiap Indikator atau Teknik Trading bukanlah HOLY GRAIL untuk mendapatkan Keuntungan di Futures Market!
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI TEKNIK TRADING ini langsung dengan Saya untuk memaksimalkan profit anda.
  • CALL atau whatsapp dan cari HADI silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait