SEMUA ARTIKEL

SEMUA ARTIKEL

MENGHADAPI RESESI (bagian 2 – habis)

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : October 03, 2020
Dilihat: 2121 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


Seperti yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa Indonesia sedang memasuki masa resesi, yang salah satunya akibat dari pandemi covid-19 yang belum usai. Artikel ini merupakan artikel lanjutan dari artikel sebelumnya.

 

Efek resesi dan dampaknya bagai investor

Efek resesi bisa bertahan lama bagi individu, bisnis serta indeks pasar saham. Resesi mampu menyebabkan siklus negative dari pengeluaran konsumen yang semakin tertekan, hutang individu serta hutang komersial yang semakin dalam, kebangkrutan bisnis serta kehilangan pekerjaan. 

 

Pengaruh resesi pada bisnis:

Resesi bisa berdampak pada semua ukuran bisnis. Perusahaan yang lebih besar mungkin lebih siap untuk bertahan dalam kekacauan ekonomi, sedangkan perusahaan yang lebih kecil sering dipaksa untuk mengambil tindakan agar terhindar dari penurunan dan potensi kebangkrutan. Pendapatan yang lebih sedikit di kantong konsumen menyebabkan angka pendapatan yang lebih rendah sehingga seringkali mengakibatkan pemotongan biaya wajib yang mengenai anggaran perusahaan dalam hal pemasaran, penelitian dan pengembangan, perekrutan, membatasi rencana pengembangan perusahaan, merampingkan organisasi serta bekerja lebih keras lagi. 

 

Dampak resesi pada pasar saham atau investor:

Harga saham dari saham-saham konstituen akan sering jatuh seiring dengan jatuhnya keuntungan dalam kemerosotan ekonomi. Hal ini terjadi karena bisnis memiliki lebih sedikit dana untuk membayar dividen kepada para pemegang saham ketika keuntungan mengalami penurunan. Ketika saham jatuh, indeks yang lebih luas tentu juga akan jatuh. Keadaan tersebut bisa menekan beberapa indeks dengan lebih keras dibanding indeks yang lain, tergantung pada sejauh mana pasar tertentu terpapar oleh penyebab penurunan tersebut. Investor dan trader yang memiliki posisi ‘buy terbuka’ pada jenis saham tertentu mungkin secara alami mengalami kerugian besar selama resesi. Beberapa orang akan mendapatkan keuntungan dari resesi dengan mengambil posisi pendek, sementara yang lainnya akan melihat aset-aset  yang lebih defensif.

 

Trading selama resesi

Ketika berbicara tentang trading selama resesi, maka arah penurunan pasar tidak perlu menjadi penghalang walaupun kemerosotan di satu pasar memang bisa membuka jalan bagi peluang di pasar lain.  

 

Trading saham selama masa resesi:

Ketika melakukan trading saham dalam masa resesi, suatu hal yang bermanfaat jika Anda bisa memahami sektor-sektor yang dapat berkembang, bahkan dalam ekonomi yang paling tidak menguntungkan sekali pun. Biasanya saham atas teknologi tertentu biasanya akan jatuh. Hal ini berbeda dengan bisnis di industri seperti farmasi dan makanan serta minuman di mana bisnis-bisnis tersebut bisa bertahan karena kebutuhan produk tersebut selalu tinggi. Carilah perusahaan dengan posisi keuangan yang kuat dan hutang yang rendah. Sebagai contoh, McDonald’s merupakan contoh saham yang secara historis menunjukkan ketahanan terhadap gejolak pasar. 

 

Trading forex selama masa resesi:

Keberhasilan dalam melakukan trading forex selama masa resesi bergantung pada pemahaman menyeluruh tentang pendorong fluktuasi dari pasangan mata uang. Misalnya, sebagai mata uang pendanaan dunia, seluruh dunia harus membeli USD ketika bank dan perusahaan mengurangi leverage serta membuat greenback berpotensi yang layak dipertimbangkan sebagai lindung nilai resesi. Selain itu, pertimbangkan pula efek ketergantungan ekonomi tertentu pada negara lain. Sebagai contoh, Tiongkok merupakan pasar utama untuk sumber daya komoditas Australia yang kaya. Hal ini berarti masalah ekonomi di Tiongkok memiliki potensi dalam membatasi permintaan serta berdampak besar pada AUD. Selain itu, pasangan mata uang safe-haven tradisional, yakitu JPY dan CHF, mungkin layak dipertimbangkan karena cenderung menguat selama ketidakstabilan ekonomi.

 

Trading komoditas selama masa resesi:

Komoditas yang paling jelas untuk diperdagangkan dalam resesi adalah emas, yang secara historis menunjukkan kecenderungan untuk berkembang dalam kondisi risk-off. Komoditas yang penting untuk pembangunan infrastruktur seperti tembaga mungkin mengalami penurunan sehingga mungkin ada peluang untuk memperdagangkan komoditas lain seperti jagung dan ternak, meskipun pasar ini mungkin memiliki sisi negatif karena kurang likuid dibandingkan yang diperdagangkan pada volume yang lebih tinggi. 


Artikel Terkait