Geraldo Kofit adalah Seorang Profesional Trader yang sudah lama berkecimpung di dunia trading kurang lebih 2 tahun. Dengan 2 teknik sederhana Trend Line dan Moving Average, Gerald siap untuk membantu anda sebagai Trading Advisor handal..
Negara-negara maju sudah mulai menerapkan suku bunga negatif, sebut saja Jepang. Bank sentral Jepang, Bank of Japan belum lama ini telah resmi menerapkan suku bunga negatif. Hal itu dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tengah lesu. Selain Jepang, negara-negara maju lainnya juga sudah lebih dulu menerapkan suku bunga negatif, terutama negara-negara di Eropa. Jepang sendiri telah mengadopsi suku bunga negatif dari Eropa. Bahkan, para analis memperkirakan akan banyak negara maju lainnya yang bakal menerapkan suku bunga negatif untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi mereka. Semakin banyak negara maju menerapkan suku bunga negatif, tentu menjadi fenomena di pasar keuangan dunia. Lantas, apa artinya?
Pengertian suku bunga negatif adalah suku bunga dalam persentase di bawah nol per tahunnya, yang diterapkan oleh bank sentral dengan tujuan supaya bank-bank komersial menyalurkan dananya ke masyarakat, bukannya menyimpan uangnya di bank sentral saja. Suku bunga negatif akan mengurangi pendapatan bank-bank komersial dari memarkirkan uang di bank sentral, karena bukannya mendapat mendapat bunga, simpanan mereka di bank sentral malah akan dipotong. Dengan demikian, suku bunga negatif diharapkan dapat memacu bank-bank agar menyalurkan uang mereka ke masyarakat.
Efektivitas kebijakan suku bunga negatif ini selanjutnya dapat dipantau, salah satunya dari kondisi program kredit (pinjaman/pembiayaan). Bank-bank komersial diharapkan dapat terdorong untuk meminjamkan uang pada individual dan pengusaha. Jika lebih banyak kredit disalurkan, harapannya perusahaan-perusahaan bakal berekspansi dan konsumsi produk meningkat, sehingga perekonomian yang lesu jadi bisa terpacu. Kendati demikian, beberapa pihak justru berpikir sebaliknya. Dengan suku bunga negatif, bank lokal justru bisa membebankan biaya dari suku bunga deposit negatif pada nasabah. Dan bila ini terjadi, maka nasabah akan memilih untuk tidak menabung, sehingga dapat berimbas pada masalah likuiditas bagi bank-bank itu sendiri.
Apa dampak buruk suku bunga negatif? Sama halnya dengan suku bunga rendah akan berdampak buruk pada sektor properti. Bunga kredit yang rendah akan membuat permintaan rumah melejit. Jika persediaan rumah tetap, atau permintaan rumah lebih tinggi dari penawarannya, maka harga rumah akan melambung hingga bisa berisiko melampaui daya beli masyarakat yang sesungguhnya. Apabila itu terjadi, maka pihak berwenang perlu melakukan upaya penanggulangan. Kebijakan bank sentral dengan suku bunga negatif dan quantitative easing belum terbukti dapat mengatasi masalah perekonomian seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi meskipun pelonggaran moneter tersebut akan membuat mata uang menjadi lebih murah yang dapat membantu pertumbuhan ekonomi.
Jana Randow dari Bloomberg menulis secara teori suku bunga negatif dapat mengurangi bunga pinjaman dan meningkatkan permintaan akan kredit/pinjaman. Namun pada praktiknya, ada risiko bahwa kebijakan ini malah akan berbahaya. Nasabah akan lebih memilih menyimpan uangnya di rumah daripada di bank yang dapat mengakibatkan bank kekurangan likuiditas. Janet Yellen pada 2013 juga pernah menyebutkan bahwa kebijakan suku bunga nol akan berdampak bagi pasar uang karena menganggu pendanaan lembaga keuangan/bank. Selain itu, juga ada risiko perang mata uang (currency wars), di mana negara berlomba-lomba melemahkan mata uangnya demi mengejar pertumbuhan seperti yang dikemukakan oleh ekonom Deutsche Bank.