SEPUTAR FOREX

SEPUTAR FOREX

BERINVESTASI VERSUS BERSPEKULASI (bagian 1)

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : October 12, 2020
Dilihat: 2537 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


Secara sederhana, investor dan trader pasti memperhitungkan risiko ketika mereka mencoba mendapatkan keuntungan dari transaksi yang mereka lakukan di pasar. Tingkat risiko yang dilakukan dalam transaksi tersebut merupakan dasar adanya perbedaan antara berinvestasi dan berspekulasi. 

Sebagai gambaran, berinvestasi adalah ketika seseorang membelanjakan uang dengan harapan bahwa usaha tersebut akan menghasilkan keuntungan. Dalam berinvestasi, keputusan diambil berdasar pada penilaian yang masuk akal yang dibuat setelah penyelidikan menyeluruh atas kesesuaian data bahwa usaha tersebut memiliki kemungkinan sukses. 

Berspekulasi adalah ketika seseorang membelanjakan uang untuk usaha yang menunjukkan kemungkinan kegagalan yang tinggi. Keberhasilan atau kegagalan bergantung pada kesempatan, kebetulan atau peristiwa di luar kendali. 

Perbedaan utama antara berinvestasi dan berspekulasi terletak pada jumlah risiko yang diambil. Investasi berisiko rendah menggunakan dasar fundamental dan analisis. Spekulasi berisiko tinggi biasanya mirip dengan perjudian. 

 

 

Berinvestasi

  • Investasi datang dalam berbagai bentuk, yaitu berbasis moneter, waktu atau energi.
  • Dalam  pengertian finansial, investasi berarti membeli dan menjual sekuritas seperti saham, obligasi, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF /Exchange Traded Fund), reksa dana serta berbagai produk keuangan lainnya.
  • Pendapatan atau keuntungan investor dihasilkan melalui pengembalian yang memuaskan atas modal mereka dengan mengambil risiko rata-rata atau di bawah rata-rata.
  • Pendapatan atau income bisa dalam bentuk aset dasar yang nilainya naik, pembayaran dividen atau bunga berkala, atau dalam pengembalian penuh modal yang dibelanjakan.
  • Investasi adalah tindakan membeli dan menahan aset untuk jangka panjang. Untuk mengklasifikasikannya sebagai kepemilikan jangka panjang, investor harus memiliki aset setidaknya selama satu tahun.
  • Bagian penting dari proses investasi adalah analisis dan penelitian yang melibatkan evaluasi berbagai aset, sektor, dan pola atau tren yang terjadi di pasar.
  • Investor dapat menggunakan alat seperti analisis fundamental atau analisis teknikal untuk memilih strategi investasi atau merancang portofolionya.
  • Dengan menggunakan analisis fundamental, investor dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai surat berharga, mulai dari faktor mikroekonomi hingga makroekonomi. Sedangkan analisis teknikal menggunakan tren statistik seperti harga dan volume keamanan untuk menemukan peluang di pasar.
  • Ada banyak pilihan yang tersedia bagi investor untuk menginvestasikan uang mereka. Brokerage account atau akun pialang memberi investor akses ke berbagai sekuritas. Dengan membuka akun, seorang investor setuju untuk melakukan penyetoran dan kemudian memesan melalui perusahaan. Aset dan pendapatan menjadi milik investor, sementara broker mengambil komisi untuk memfasilitasi perdagangan.

 

 

Berspekulasi:

  • Berspekulasi merupakan tindakan memasukkan uang ke dalam usaha keuangan dengan kemungkinan kegagalan yang tinggi.
  • Berspekulasi mencari keuntungan tinggi yang tidak normal dari taruhan yang bisa berjalan dengan segala cara. Berspekulasi diibaratkan seperti berjudi, padahal tidak persis sama. Spekulan membuat keputusan yang cerdas tentang arah perdagangan mereka.
  • Meskipun berspekulasi diibaratkan berjudi, itu tidak persis sama, karena spekulan mencoba membuat keputusan yang cerdas tentang arah perdagangan mereka.  
  • Para trader membeli sekuritas dengan pemahaman bahwa sekuritas tersebut hanya akan disimpan dalam waktu singkat sebelum dijual. Hal tersebut sering membuat mereka pada posisi masuk dan keluar.
  • Perdagangan spekulatif memiliki kelemahan. Ketika ada ekspektasi yang meningkat dari pertumbuhan pasar atau pergerakan harga untuk kelas aset atau sektor tertentu, nilai akan naik. Ketika nilai naik, volume perdagangan meningkat, yang akhirnya mengarah ke gelembung. Hal ini terjadi dengan gelembung dotcom (dot-com bubble) / gelembung teknologi informasi yaitu gelembung spekulasi yang terjadi antara tahun 1998 – 2000 ketika bursa saham di negara-negara industri mengalami kenaikan nilai ekuitas secara tajam yang diakibatkan oleh pertumbuhan industri sektor Internet dan bidang-bidang yang terkait.

Artikel Terkait