Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.
Ada satu kategori investasi yang cukup unik yang dikenal sebagai investasi sosial atau investasi bertanggung jawab sosial yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai SRI (Social Responsibility Investment). Beberapa tahun terakhir, investasi sosial berkembang pesat. Berawal dari Religious Society of Friends pada tahun 1758 yang dikenal dengan istilah Quaker di Philadelphia yang melarang para anggotanya terlibat dalam perdagangan budak, investasi sosial pun mulai bermunculan. Begitu Anda melakukan penelusuran mengenai investasi sosial, maka bermunculanlah istilah-istilah seperti ‘bertanggung jawab secara sosial’, ‘etis’, ‘hijau’ hingga ‘berkelanjutan’. Investasi apa sajakah itu?
Investasi sosial merupakan suatu istilah umum yang berarti menyediakan suatu dana untuk mencapai tujuan ekonomi serta sosial dan / atau tujuan lingkungan. Investasi sosial mencakup pendekatan lebih khusus, seperti investasi etis, investasi berkelanjutan dan bertanggung jawab (SRI), investasi berdampak, investasi perusahaan sosial, investasi triple bottom line dan sebagainya.
Investasi berkelanjutan dan bertanggung jawab (SRI = Social and Responsible Investing) merupakan suatu investasi yang menggunakan seperangkat kriteria lingkungan, sosial serta tata kelola perusahaan (ESG = Environment, Social and Corporate Governance) dalam memilih perusahaan untuk investasi. Pendekatan khas dari SRI ini adalah menggunakan penyaringan negatif untuk mengesampingkan investasi di perusahaan yang memproduksi atau menjual zat berbahaya, seperti tembakau, serta yang terlibat dalam kegiatan merusak, seperti mencemari lingkungan atau melanggar hak asasi manusia. SRI tidak selalu harus mencakup kriteria positif yang dirancang untuk mencari perusahaan yang terlibat dalam aktivitas yang diinginkan, seperti perusahaan yang menggunakan praktif berkelanjutan atau yang menghasilkan produk atau layanan tertentu yang berdampak positif pada lingkungan. Tata kelola organisasi dan keterlibatan pemegang saham juga dipertimbangkan saat memilih investasi SRI. Tidak ada ukuran ESG standar untuk digunakan dalam SRI yang dapat mempersulit investor untuk menilai perusahaan secara akurat. Upaya untuk menetapkan standar serta indeks di bidang-bidang seperti perubahan iklim dan hak sasi manusia didorong oleh organsasi seperti FTSE, Standard and Poor serta Ceres dan komunitas investor yang sadar sosial. Investasi dapat dilakukan di berbagai perusahaan individu atau melalui reksa dana yang sadar sosial atau dana yang diperdagangkan di bursa (ETF).
Investasi berdampak atau impact investing merupakan pendekatan investasi yang dengan sengaja berupaya untuk menciptakan keuntungan finansial serta dampak sosial dan / atau lingkungan positif yang diukur secara aktif. Investasi berdampak dapat menghasilkan keuntungan finansial yang memiliki nilai pasar atau sub-pasar. Investasi berdampak dikaitkan dengan upaya membangun pasar di berbagai bidang seperti energi terbarukan, pertanian berkelanjutan serta “teknologi bersih”. Istilah "investasi berdampak" pertama kali diciptakan pada tahun 2007. Pada awalnya, sebagian besar yang berinvestasi adalah badan amal dan perusahaan keluarga. Ada ratusan investasi berdampak dengan beragam bidang minat dan filosofi investasi yang dijalankan oleh manajer aset khusus, seperti Calvert, Triodos dan Root Capital serta lembaga keuangan utama, seperti J.P. Morgan, UBS serta Deutsche Bank. Fokus mereka pada berbagai sektor, seperti sektor energi, sumber daya alam dan air serta melakukan investasi dalam berbagai kelas aset. Dalam investasi berdampak, sulit mengukur dampak sosial dan lingkungan. IRIS, sistem pengukuran standar, telah dikembangkan untuk memfasilitasi pengukuran dampak dan menyediakan data kinerja dampak yang sebanding. Beberapa bisnis juga menggunakan sistem pengukuran mereka sendiri yang mengambil dari metode yang dikembangkan untuk pendekatan lain (seperti SRI) serta bekerja dengan organisasi seperti Ceres dan Global Reporting Initiative (GRI), untuk menemukan cara mengukur dan mendemonstrasikan dampak.
Ini Dia Penyebab Loss Ini Saat Trading Gold
Seputar Forex
Danuh Nuraga
Tips Trading Dengan Pivot Point
Seputar Forex
Danuh Nuraga
Mengenal Apa Itu Gartley Pattern
Seputar Forex
Danuh Nuraga