Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.
Joseph Robinette Biden, Jr. merupakan politikus Amerika yang sekarang ini menjadi harapan baru bagi rakyat Amerika. Pria 77 tahun yang dikenal dengan nama Joe Biden ini baru saja terpilih sebagai Presiden Amerika ke-46 menggantikan Presiden Donald Trump. Publik Amerika tengah menantikan pelantikan sang Presiden terpilih pada tanggal 21 Januari 2021 nanti.
Berita kemenangan Joe Biden yang pernah menjadi Wakil Presien AS pada tahun 2209 hingga 2017 ini tentunya juga berimbas pada pergerakan harga di pasar saham. Beberapa pakar keuangan pun mulai memberikan berbagai advis atau rekomendasi bagi investor untuk mengambil langkah dalam strategi investasi mereka.
Pemilihan Presiden AS baru saja berakhir pada tanggal 7 November 2020 lalu. Terlepas dari siapa yang memenangkan pemiliah tersebut, tren untuk membawa bisnis manufaktur kembali ke negara Amerika Serikat dan memperpendek rantai pasokan tentunya akan menguntungkan perusahaan-perusahaan atau lebih besar. Namun, beberapa pendapat mengatakan bahwa kapitalisasi besar cenderung lebih baik daripada kapitalisasi kecil di bawah administrasi Joe Biden. Hal ini mengingat bahwa kapitalisasi lebih terkait dengan ekonomi global sehingga para investor dapat memperoleh keuntungan dari melemahnya Dolar dan mungkin lebih baik diposisikan untuk mendapatkan keuntungan dalam lingkungan pajak perusahaan yang lebih tinggi.
Bank of New York Mellon Corporation atau lebih dikenal sebagai BNY Mellon saat ini mendukung ekuitas AS. Hal ini mengingat kebijakan akomodatif the Fed atau Federal Reserve Bank dan tanda-tanda konsumen yang menguat serta pemulihan ekonomi sedang berlangsung. Banyak ekspektasi untuk lebih banyak kebijakan perdagangan multilateral di bawah adiministrasi Joe Biden yang dapat melemahkan Dolar AS serta potensi mengurangi risiko ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dengan negara China.
Kebijakan perdagangan yang tidak terlalu ketat mampu merangsang pertumbuhan ekonomi pada banyak pasar berkembang yang didorong oleh ekspor. Negara-negara pasar berkembang yang paling bergantung pada perdagangan ekspor mungkin terkena dampaknya, sementara negara-negara lain dengan ekspor yang lebih sedikit ke Amerika Serikat mungkin cukup berhasil. Sebagai contoh: negara Mexico dan Canada (masing-masing dengan 70% - 80% ekspor ke Amerika Serikat) versus negara Rusia (kurang dari 5%) dan negara Cina (20%).
Aset merupakan sesuatu yang memiliki nilai tukar. Sebagai contoh: deposito, property, tabungan, mobil, saham dan sebagainya. Namun, tidak semua aset bisa disebut sebagai investasi. Para konsultan keuangan banyak yang menyarankan untuk berinvestasi di berbagai tempat dan bukan hanya di satu tempat saja. Salah satu investasi dengan pengembalian yang tinggi namun dengan risiko tinggi juga adalah saham. Pastikan diversifikasi aset Anda mencakup pertimbangan terhadap tiga hal berikut ini, yaitu potensi pengembalian, faktor risiko serta likuiditas.
Jika Trump menang, investor dapat mengharapkan hubungan dengan China menjadi lebih erat daripada sebelumnya karena masa jabatan kedua selalu dimaksudkan untuk menciptakan warisan. Namun, dengan kemenangan Joe Biden ini, banyak investor melirik investasi pada saham-saham dari produsen energi bersih. Ada sekitar 19 saham yang disarankan untuk dibeli oleh para investor, seperti Tesla, Caterpillar, Canopy Growth, United Health, Centene, Sherwin-Williams, Procter & Gamble, Summit Materials, Prologis, Teladoc Health, American Water Works, NextEra Energy, Berkshire Hathaway, A.O. Smith, S&P 500 Equal Weight ETF, Walt Disney iShares MSCI Canada ETF, iShares Gold Trust dan iShares U.S. Healthcare ETF.
Happy investing!
Ini Dia Penyebab Loss Ini Saat Trading Gold
Seputar Forex
Danuh Nuraga
Tips Trading Dengan Pivot Point
Seputar Forex
Danuh Nuraga
Mengenal Apa Itu Gartley Pattern
Seputar Forex
Danuh Nuraga