SEPUTAR FOREX

SEPUTAR FOREX

MASALAH STOP-LOSS YANG TERJADI SELAMA TRADING FOREX

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : January 27, 2021
Dilihat: 1099 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


zoom

Di pasar forex, Anda akan sering mendengar istilah ‘stop loss’ yang merupakan suatu perintah trading otomatis untuk menutup posisi setelah aset mencapai harga tertentu. Perintah stop loss bisa didapatkan di hampir semua platform trading, ditempatkan pada saat memulai trading dan dapat dimodifikasi kapan saja. Walaupun terdengar rumit, namun stop-loss merupakan salah satu prinsip dasar manajemen risiko dalam trading forex. 

Ada beberapa masalah stop-loss yang biasanya terjadi selama trading forex, yaitu:

#1 – Tidak memasang stop-loss sejak awal

Jika Anda melakukan trading spot seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang, maka tidak ada alasan mengapa Anda harus meneruskan trading tanpa stop-loss. Stop-loss bisa diibaratkan seperti sebuah sabuk pengaman saat berkendara. Anda tidak berharap Anda membutuhkannya setiap kali Anda mengendarai mobil. Namun, begitu Anda benar-benar berada dalam situasi yang membutuhkannya, Anda bahagia sabuk pengaman telah terpasang.

#2 - Mengukur posisi tidak mungkin dilakukan tanpa stop loss

Jika Anda tidak memasang stop-loss, Anda tidak dapat mengukur posisiAnda dan Anda tidak dapat mengontrol risiko. Jarak stop-loss menentukan berapa banyak kontrak yang harus Anda beli atau jual untuk mencapai risiko tertentu.

#3 – Mental stop-loss tidak berfungsi dalam trading forex

Trader yang menggunakan mental stop-loss sering melakukannya karena fleksibilitas yang diberikan. Mental stop-loss tidak memiliki keunggulan dibandingkan dengan hard-stop. Trader yang menggunakan mental stop-loss bertahan dalam perdagangan yang mengalami  kerugian lebih lama, mengukur posisi secara salah dan meningkatkan risiko yang tidak perlu. 

#4 – Urutan penempatan stop-loss yang salah

Anda harus tahu ke mana stop Anda ditempatkan sebelum Anda memasuki perdagangan. Jarak stop-loss akan memberitahu Anda berapa banyak kontrak yang harus Anda beli atau jual untuk eksposur risiko yang Anda inginkan. Dalam trading forex, banyak orang membuat kesalahan dengan membeli kontrak dalam jumlah tetap dan kemudian menyesuaikan stop-loss mereka berdasarkan risiko yang mereka inginkan. Hal ini membuat stop-loss mereka berakhir di tempat acak yang sama sekali tidak masuk akal dalam konteks pasar.  

#5 – Stop-loss tanpa ruang jeda

Seberapa sering Anda memasuki perdagangan dan berpikir bahwa segala persiapan tampak hebat dan kemudian harga langsung menuju ke stop-loss yang Anda pasang sebelum menuju pada ‘take profit’? Ini merupakan hal umum yang dihadapi oleh banyak trader setiap hari yang membuat trader sering berpikir bahwa mereka harus melakukan trading tanpa henti yang akhirnya menjadi suatu ide yang buruk. Jika Anda berulang kali melihat bahwa stop-loss yang Anda pasang terkena tepat sebelum harga berbalik ke arah semula, kemungkinan besar Anda menempatkan stop-loss pada level yang sudah digunakan oleh trader lain.  

#6 – Anda memperluas stop-loss Anda

Ini merupakan langkah yang salah dari penempatan stop-loss. Ketika trader tidak siap untuk menerima kerugian, mereka sering melebarkan order stop-loss untuk membiarkan perdagangan mereka berbalik karena mereka masih berharap bahwa analisis mereka benar.  Hal ini umum terjadi ketika trader tidak menggunakan stop-loss yang makuk akal.

#7 – Stop trailing dan break even stop

Meskipun awalnya stop trailing diterapkan dengan niat baik, namun sangat mudah untuk merusak strategi perdagangan yang berpotensi baik dengan mengikuti perintah stop-loss yang salah. Stop trailing bertugas melindungi posisi Anda dan bertahan dalam perdagangan lebih lama ketika Anda menangkap gelombang momentum. Mengapa stop trailing biasanya tidak berfungsi? Karena trader mengikuti jejak mereka berdasarkan rasa takut dan keserakahan. Trader berhenti terlalu cepat karena mereka ingin menciptakan perdagangan ‘bebas risiko’. Grafik harga apa pun yang Anda tarik, Anda akan melihat bahwa harga selalu bergerak bergelombang. 

 

Happy trading!


Artikel Terkait