SEPUTAR FOREX

SEPUTAR FOREX

SEMUA TENTANG DIVERSIFIKASI (bagian 1)

Story by : Debby Lukito Goeyardi
Category at: SEPUTAR FOREX
Published : October 05, 2020
Dilihat: 2349 kali

Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.


Dalam dunia pasar keuangan, tentu Anda akan mendengar berbagai istilah perdagangan, salah satunya adalah diversifikasi.

 

Apa itu diversifikasi?

Diversifikasi merupakan strategi manajemen risiko yang menggabungkan berbagai macam investasi dalam suatu portofolio. Portofolio yang terdiversifikasi terdiri dari campuran jenis aset yang berbeda dan sarana investasi dalam usaha untuk membatasi eksposur ke aset atau risiko tunggal. Alasan di balik teknik diversifikasi adalah bahwa portofolio yang dibangun dari berbagai jenis aset, maka akan menghasilkan pengembalian jangka panjang yang lebih tinggi dan menurunkan risiko kepemilikan atau keamanan individu.

 

Dasar-dasar diversifikasi

Diversifikasi bertujuan untuk memuluskan kejadian risiko yang tidak sistematis dalam portofolio, sehingga kinerja positif dari beberapa investasi menetralkan kinerja negatif dari yang lain. Manfaat diversifikasi hanya berlaku jika sekuritas dalam portofolio tidak berkorelasi sempurna — yaitu, mereka merespons secara berbeda, seringkali dengan cara yang berlawanan, terhadap pengaruh pasar.

Studi dan model matematika telah menunjukkan bahwa mempertahankan portofolio yang terdiri dari 25 hingga 30 saham yang terdiversifikasi dengan baik menghasilkan tingkat pengurangan risiko yang paling hemat biaya. Investasi pada lebih banyak sekuritas tentunya akan menghasilkan manfaat diversifikasi lebih lanjut, meskipun pada tingkat yang lebih kecil secara drastis.

 

Hal yang patut digarisbawahi adalah:

  • Diversifikasi merupakan strategi yang menggabungkan berbagai macam investasi dalam portofolio.
  • Kepemilikan portofolio dapat didiversifikasi lintas kelas aset dan di dalam kelas aset, dan juga secara geografis, seperti berinvestasi di pasar domestik dan luar negeri.
  • Diversifikasi membatasi risiko portofolio tetapi juga dapat mengurangi kinerja, setidaknya dalam jangka pendek.

 

Diversifikasi berdasarkan Kelas Aset

Manajer investasi dan investor sering kali mendiversifikasi investasi mereka di seluruh kelas aset dan menentukan persentase portofolio yang akan dialokasikan untuk masing-masing kelas aset. Kelas dapat meliputi:

  • Saham, yaitu saham atau ekuitas di perusahaan publik
  • Obligasi, yaitu instrumen hutang pendapatan tetap pemerintah dan perusahaan
  • Real estat, yaitu tanah, bangunan, sumber daya alam, pertanian, peternakan dan air serta deposit mineral
  • Dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), yaitu sejumlah sekuritas yang dapat dipasarkan yang mengikuti indeks, komoditas atau sektor
  • Komoditas, yaitu barang dasar yang diperlukan untuk produksi produk atau jasa lain
  • Uang tunai dan setara kas jangka pendek (CCE) —Tyreury bills, certificate of deposit (CD), kendaraan pasar uang, dan investasi jangka pendek berisiko rendah lainnya

 

Manajer investasi dan investor kemudian akan melakukan diversifikasi investasi dalam kelas aset, seperti dengan memilih saham dari berbagai sektor yang cenderung memiliki korelasi return rendah atau dengan memilih saham dengan kapitalisasi pasar yang berbeda. Untuk obligasi, investor dapat memilih dari obligasi korporasi tingkat investasi, Treasury AS, obligasi negara bagian dan kota, obligasi dengan imbal hasil tinggi dan sebagainya.

 

Diversifikasi Asing

Investor dapat memperoleh manfaat diversifikasi lebih lanjut dengan berinvestasi pada sekuritas asing karena mereka cenderung kurang berkorelasi erat dengan sekuritas domestik. Misalnya, kekuatan yang menekan ekonomi Amerika Serikat mungkin tidak memengaruhi ekonomi Jepang dengan cara yang sama. Oleh karena itu, memegang saham Jepang memberi investor suatu perlindungan kecil terhadap kerugian selama penurunan ekonomi Amerika.

 

Diversifikasi dan Investor Ritel

Batasan waktu dan anggaran dapat mempersulit investor non-institusional, misalnya investor invidual, untuk membuat portofolio yang cukup terdiversifikasi. Tantangan ini menjadi alasan utama mengapa reksa dana sangat populer di kalangan investor ritel. Membeli saham dalam reksa dana menawarkan cara yang murah untuk mendiversifikasi investasi.

Sementara reksa dana menyediakan diversifikasi di berbagai kelas aset, dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) memberikan akses investor ke pasar yang sempit seperti komoditas dan permainan internasional yang biasanya sulit diakses. Seseorang dengan portofolio senilai $ 100.000 dapat menyebarkan investasi di antara ETF tanpa tumpang tindih.


Artikel Terkait