SEMUA TENTANG INVESTASI ETIS
Investasi etis termasuk dalam investasi sosial atau investasi bertanggung jawab sosial yang dalam bahasa Inggris disingkat sebagai SRI (Social Responsibility Investment). Sederhananya, investasi etis mengacu pada praktik menggunakan prinsip-prinsip etika seseorang sebagai penyaring utama dalam memilih investasi sekuritas. Jadi, investasi etis ini bergantung pada cara pandang investor dalam menyikapi pilihannya. Investasi etis terkadang digunakan secara bergantian dengan kesadaran berinvestasi secara sosial. Socially conscious funds atau dana sadar sosial biasanya memiliki suatu pedoman menyeluruh yang digunakan untuk memilih portofolio, sedangkan investasi etis biasanya membawa hasil yang lebih personal.
Memahami Investasi Etis:
- Investasi etis memberi individu suatu dorongan untuk mengalokasikan modal ke perusahaan yang praktik dan nilai-nilainya sejalan dengan keyakinan pribadi mereka.
- Beberapa keyakinan atau kepercayaan para individu berakar pada aturan lingkungan, politik atau agama.
- Beberapa investor cenderung memilih untuk menghilangkan industri tertentu atau mengalokasikan dana secara berlebihan ke sektor lain yang memenuhi pedoman etika individu. Sebagai contoh: beberapa investor etis menghindari saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang terlibat atau berurusan dengan kegiatan yang tidak etis atau tidak bermoral, seperti perjudian, alkohol hingga senjata api.
- Memilih investasi berdasarkan etika cenderung bukan merupakan indikasi dari kinerja investasi. Untuk memulai, investor harus memeriksa dengan cermat serta mendokumentasikan investasi mana yang harus dihindari dan investasi mana yang menarik.
- Penelitian atau survei menyeluruh sangat penting agar bisa menentukan secara akurat apakah suatu investasi atau kelompok investasi sesuai dengan etika individu, terutama ketika berinvestasi dalam indeks atau reksa dana.
Sejarah investasi etis:
- Catatan paling awal dari investasi etis ini bermula di Amerika ketika kaum Quaker menyatakan memberi batasan para anggotanya untuk menghabiskan waktu atau uang mereka dalam perdagangan budak. Sebagai info, kaum Quaker merupakan suatu kelompok Kristen Protestan yang muncul pada abad ke-18. Di masa itu, agama cenderung memberi pengaruh pada investasi etis. Ketika agama menjadi salah satu pedoman, industri dengan kegiatan dan praktik yang menentang ajaran agama pun dihindari.
- Pada era yang sama di abad ke-18 tersebut, John Wesley selaku pendiri Metodisme berkhotbah tentang pentingnya menahan diri untuk tidak berinvestasi dalam industri yang merugikan orang lain atau lingkungan, seperti pabrik kimia.
- Contoh lain dari investasi etis berbasis agama tampak dalam perbankan Islam yang menghindari investasi dalam alkohol, perjudian, daging babi serta barang-barang terlarang lainnya.
- Memasuki abad ke-20, investasi etis mendapatkan daya tarik berdasarkan pandangan sosial masyarakat lebih dari daya tarik pada pandangan agama mereka. Investasi etis cenderung mencerminkan iklim politik dan tren sosial saat itu.
- Pada tahun 1960-an hingga 1970-an di Amerika Serikat, investor etis berfokus pada perusahaan atau organisasi yang mempromosikan kesetaraan dan hak bagi pekerja serta menghindari mereka yang mendukung atau mengambil keuntungan dari Perang Vietnam.
- Memasuki tahun 1990-an, investasi etis mulai berfokus pada masalah lingkungan. Investor etis beralih dari perusahaan batu baru dan bahak bakar fosil ke perusahaan yang mendukung energi berkelanjutan. Saat ini, investasi etis terus berfokus pada dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.
Berinvestasi secara etis:
- Selain membuat analisis investasi dengan menggunakan standar etika, para investor sebaiknya mencermati kinerja investasi secara historis, saat ini dan yang diproyeksikan.
- Investor perlu mempelajari sejarah dan keuangan perusahaan untuk memeriksa apakah investasi tersebut sehat serta memiliki potensi untuk meraup keuntungan, sekaligus memastikan komitmen perusahaan terhadap praktik etika.
Kesimpulan:
- Investasi etis merupakan praktik memilih investasi berdasarkan prinsip etika atau moral.
- Memilih investasi berdasarkan etika tidak menawarkan jaminan kinerja.
- Investor etis biasanya menghindari investasi dari saham non-syariah (sin stock) atau perusahaan yang terlibat dengan aktivitas yang distigmatisasi, seperti perjudian, alkohol, merokok atau senjata api.
- Menganalisis investasi berdasarkan etika mencakup peninjauan apakah tindakan perusahaan sejalan dengan komitmen terhadap etika dan kinerja historis, saat ini serta yang diproyeksikan.