STRATEGI TRADING

STRATEGI TRADING

Strategi Trading dengan Indikator Moving Average Agar Hasil Maksimal

Story by : Indri Dwi
Category at: STRATEGI TRADING
Published : December 15, 2022
Dilihat: 201 kali

Indri Dwi adalah Seorang Trading Coach dan Profesional trader yang memiliki lebih dari 8 tahun pengalaman dalam perdagangan Emas & Forex. Keahliannya dalam trading khususnya saat menggunakan Exponential Moving Average. Indri ada disini untuk membimbing Anda dalam trading dan membantu Anda menemukan broker yang tepat dan terpercaya..


zoom

Saat mempelajari dunia trading, Anda akan akrab dengan beberapa istilah. Salah satunya adalah moving average (MA), yakni sebuah indikator yang digunakan trader dalam mengkalkulasi poin nilai sebelumnya untuk ditunjukkan pada nilai rata-rata di grafik. Indikator moving average dapat mengenal tren yang sedang berlangsung atau mengindikasikan pasar tanpa tren. Juga biasa bertindak sebagai garis support dan resistance dinamis.

Macam-macam Moving Average

Macam-macam_Moving_Averagesumber gambar: google image

Di balik popularitasnya, moving average ternyata memiliki beberapa jenis yang dapat digunakan sesuai keperluan trading. Seperti berikut ini.

  1. Simple Moving Average (SMA)
    SMA menjadi indikator yang paling populer diantara jenis moving average lainnya. Cara menghitungnya sederhana, yakni dengan menjumlahkan semua poin data terbaru kemudian dibagi terhadap total data tersebut selama kurun waktu tertentu. Simple moving average memanfaatkan data riwayat harga buka, harga terendah, harga tertinggi, dan harga tutup. Melalui SMA, para trader bisa mengetahui waktu yang tepat untuk entry atau exit dari market, sell dan buy, serta titik support dan resistance.
  2. Exponential Moving Average (EMA)
    Jenis moving average ini mirip seperti SMA, dipakai para trader ketika ingin memperkirakan arah trend selama kurun waktu tertentu. Hanya saja perhitungan EMA menggunakan eksponensial sehingga lebih memberikan volume pada perubahan yang berlangsung sekarang dibanding masa lalu. Itu berarti indikator exponential moving average lebih sensitif pada saat terbaru daripada simple moving average. Dengan indikator ini, para trader dapat lebih cepat mengambil keputusan.

  3. Double Exponential Moving Average (DEMA)
    DEMA populer di kalangan trader pemula karena mudah diaplikasikan serta memberikan hasil yang akurat dari EMA. Meski momentumnya lebih lambat, akan tetapi sinyal yang diberikan jauh otentik. Sehingga trader mudah mengetahui pergeseran trend tanpa takut zonk.

  4. Triple Exponential Moving Average (TEMA)
    Triple_Exponential_Moving_Average_(TEMA)sumber gambar: google image
    TEMA menghadirkan akurasi tren dalam waktu singkat. Hasilnya menjadi maksimal saat dikombinasikan dengan DEMA dan EMA. Karena akurasinya yang tinggi, moving average jenis ini disebut peramal masa depan. Anda bisa menerima informasi kapan harga sedang terlalu murah atau mahal.

  5. Weighted Moving Average (WMA)
    Dalam indikator ini, para trader akan menambah volume yang terdistribusi ke dalam perhitungan sehingga akurasinya pun berubah. WMA berjasa bagi trader pasar modal dan para stockist retail yang perlu menghitung ketersediaan produk serta harga rata-rata yang naik turun.

  6. Wilder Smoothing Moving Average (WSMA)
    Pola perhitungan WSMA mirip seperti EMA, dapat membaca jelas trend bearish dan bullish dengan cara memperhalus noise pasar. Metode ini dikembangkan oleh J Welles Wilder yang juga menemukan indikator directional movement, average true range, dan RSI. Namun karena kurangnya sensitivitas WSMA pada perubahan harga membuatnya jarang digunakan, tapi bisa dikhususkan untuk menghitung level support dan resistance.

Cara Menggunakan Moving Average

Cara_Menggunakan_Moving_Averagesumber gambar: google image

Strategi trading dengan indikator MA cukup ideal mengenal keadaan tren yang berlangsung untuk memperkirakan arah perubahan selanjutnya. Kalau dikombinasikan dengan indikator oscillator, maka Anda bisa mengkonfirmasi untuk masuk. Ada 3 cara paling efektif dalam menggunakan moving average, yaitu sebagai trend filter, sebagai trigger untuk open posisi, dan mengidentifikasi crossover untuk mengkonfirmasi koreksi trend reversal.

Trader pemula sebaiknya menerapkan prinsip follow the trend dan jangan melawan arah. Berikut ini rumusnya:

  • Beli ketika garis MA mengarah ke atas atau tren naik
  • Jual ketika garis MA mengarah ke bawah atau tren turun

  • Ketika terjadi sideways, sebaiknya menunggu momen tepat hingga trend teridentifikasi.

Apakah Anda siap trading dengan moving average?
 

Recommendation From Expert :

  • Mau belajar investasi dan belajar trading lebih detail sekaligus dengan prakteknya? yuk langsung ke Sekolah Forex Gratis
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • Ingin tau bagaimana cara menggunakan menggunakan Fibonacci? CALL atau whatsapp dan cari INDRI silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait