ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

5 Cara Manajemen Risiko dalam Trading

Story by : Citra Nuraini
Category at: Artikel Baru
Published : April 22, 2022
Dilihat: 723 kali

Seorang Blogger yang menyukai bidang jurnalistik, content writer, SEO, dan copywriting. Menyukai isu seputar dunia finansial, film, kebudayaan, dan human interest. Saat ini bergabung di belajartrading.co.id sebagai content writer.


zoom

Tak semua trader berhasil menerapkan manajemen risiko dan modal dalam trading. Tidak sedikit yang masih merasa kesulitan dalam menerapkan pengelolaan manajemen risiko dan modal.  Hal ini dikarena metode manajemen risiko masih dirasa rumit. Padahal, manajemen risiko adalah hal terpenting yang perlu dilakukan agar aktivitas trading berjalan sukses. 

Oleh karena itu, berikut kami bagikan tips mengaplikasikan manajemen risiko trading. Kamu bisa menerapkannya untuk semua market, baik forex, komoditas, maupun indeks. Berikut ini 5 Tips Manajemen Risiko & Modal dalam Trading 

1. Tentukan modal awal dan batasan risiko

Berapa modal yang kamu punya? Berapa kamu siap menerima risiko? Pertanyaan-pertanyaan ini mesti kamu bisa jawab sendiri sebelum trading. Perlu kamu ketahui, penting untuk menentukan seberapa besar kekuatan modal. Hal ini akan berpengaruh pada persentasi modal yang kamu keluarkan setiap kesempatan. 

Dalam pengelolaan risiko, trader pemula disarankan untuk menerapkan batas risiko maksimum tidak melebihi 2% dari total modal. Mislanya modal kamu sebesar $10.000, maka kerugian maksimum rata-rata per transaksi sebesar dua persen dari modalnya, yakni $200.  Dengan hitungan 1 lot per transaksi, maka itu berarti 20 poin pada instrumen forex, $2 dalam produk emas (XAU) atau sekitar 40 poin pada indeks Nikkei.

Namun, kamu masih bisa mengevaluasi batas resiko dan modal trading. Jika kamu  menemukan bahwa pasar bisa bekerja baik dengan jumlah risiko yang lebih besar, maka sebaiknya meningkatkan modal awal. 

2. Terapkan risiko maksimum per hari 

Selain batas resiko maksimum dari modal awal, kamu juga perlu menentapkan risiko maksimum perhari. Tujuannya untuk membatasi kerugian perhari. Jadi kamu hanya memperbolehkan satu kerugian yang terjadi dalam satu hari. 

Jika transaksi pertama sudah menghasilkan keuntungan. Kamu boleh lanjut ke transaksi kedua. Jika di transaksi kedua, kamu menghasilkan kerugian senilai 2% dari keseluruhan ekuiti, maka sebaiknya berhenti pada transaksi kedua. Kamu bisa melanjutkan trading pada keesokan harinya. 

3. Tentukan jumlah transaksi

Metode ini merupakan kombinasi dari manajemen risiko dan manajemen modal. Metode ini diaplikasikan berdasarkan potensi pergerakan harga. Artinya, jumlah lot yang digunakan dalam setiap transaksi dihitung berdasarkan level stop loss dan disesuaikan dengan risiko maksimum (2%). Melalui perhitungan ini maka trader dengan modal awal $10,000 tadi hanya dapat mengambil posisi dengan kontrak reguler sebanyak 1 lot. 

4. Satu kali trading satu posisi

Aturan manajemen resiko kali ini mungkin sulit dilakukan oleh setiap trader. Dalam satu kali kesempatan trading, ambil satu posisi saja. Jangan buka posisi baru kalau posisi tersebut belum di tutup entah dengan take profit ataupun dengan stop loss. Fokus pada satu membuat trading kamu lebih terarah. 

Demikian juga posisi untuk yang kedua kalinya, seorang trader hanya akan membuka posisi ketiga (pada instrumen apapun) jika telah berhasil mengantongi keuntungan riil dari posisi kedua dan seterusnya. 

5. Perbandingan risk dan reward 

Aturan terakhir, ambil rasio risiko berbanding imbal hasil paling sedikit 1:2. Aturan ini memang terkesan ideal. Namun, aturan ini yang terbaik. Kamu dapat menimalisir risiko. Tapi semuanya memang balik lagi ke profile masing-masing trader. Kamu dapat menyesuaikan tips manajemen risiko di atas dapat disesuaikan dengan preferensi dan kekuatan modal Anda.

Namun, ada satu kunci yang perlu kamu ingat. Dengan mengikuti semua metode ini maka secara tidak langsung kamu dibentuk menjadi seorang trader yang disiplin. Ingat kamu butuh kedisiplinan untuk membentuk jadi trader sukses.


Artikel Terkait