ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

Pengaruh Neraca Perdagangan Terhadap Nilai Mata Uang (Forex)

Story by : Citra Nuraini
Category at: Artikel Baru
Published : April 15, 2022
Dilihat: 555 kali

Seorang Blogger yang menyukai bidang jurnalistik, content writer, SEO, dan copywriting. Menyukai isu seputar dunia finansial, film, kebudayaan, dan human interest. Saat ini bergabung di belajartrading.co.id sebagai content writer.


zoom

Pernahkah kamu membayangkan bahwa neraca perdagangan suatu negara akan pinup berdampak signifikan terhadap nilai mata uang negara tersebut? Di masa lalu, data  neraca perdagangan ini sangat berdampak pada pasar forex. Hal ini disebabkan neraca perdagangan berpengaruh langsung pada nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara partner dagangnya. 

Pengaruhnya telah tampak berkurang di dekade saat ini seiring dengan dinamika pasar. Pada dekade ini, nilai forex lebih dipengaruhi oleh faktor fundamental lainnya.

Akan tetapi, dalam jangka pendek dampak neraca perdagangan masih terlihat pada pergerakan nilai tukar mata uang. Terutama jika data yang dirilis menyimpang jauh dari perkiraan para pelaku pasar.

Apa itu Neraca Perdagangan?

Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai pengaruh neraca perdagangan, kita perjelas dulu definisi neraca perdagangan itu sendiri.

Neraca perdagangan atau trade balance secara sederhana didefinisikan sebagai selisih nilai total ekspor suatu negara dikurangi dengan nilai total impornya. Perhitungan neraca perdagangan akan melahirkan dua situasi, yaitu situasi Neraca Perdagangan Surplus dan situasi Neraca Perdagangan Defisit. Kondisi surplus atau defisit juga bisa berdampak pada nilai tukar mata uang.

Oleh karena itu, setiap negara wajib mempublikasikan laporan neraca perdagangannya secara berkala. Laporan ini dibuat dalam dalam tempo bulanan atau kuartalan. Hasilnya diamati oleh pemerintah, bank sentral, investor, spekulan, dan para pemain pasar lainnya sebagai bahan pertimbangan. Baik hasil surplus maupun defisit, kedua merupakan sebuah penanda bagi kesehatan ekonomi disebuah negara. 

Dampak Neraca Perdagangan Terhadap Forex

Neraca Suplus dan efeknya terhadap forex

Jika nilai total ekspor suatu negara lebih besar dari nilai total impornya, maka neraca perdagangan mengalami surplus. Hal ini menandakan perekonomian negara tersebut relatif lebih kuat dibandingkan negara partner dagangnya.

Hasil surplus berarti bahwa negara tersebut mampu menjual produk-produk yang dihasilkan dengan nilai total lebih banyak dari nilai total barang dan jasa yang dibelinya dari negara-negara lain. Pendapatan yang diperoleh dari total ekspor lebih besar dari pengeluaran untuk impor, sehingga mengalami surplus. 

Nah, dampak neraca perdagangan surplus menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat terhadap negara partner dagang. Dalam jangka panjang, nilai tukar akan makin menguat jika negara tersebut mampu mempertahankan kondisi surplus neraca perdagangannya. 

Sayangnya, penguatan nilai tukar mata uang bisa mengakibatkan harga produk-produk ekspor lebih mahal dibandingkan produk-produk impor. Ujungnya berimbas pada penurunan daya saing produk ekspor negara tersebut. Oleh karena itu, pemerintah harus pandai memainkan perannya dalam mengatur nilai tukar mata uangnya agar tak menguat secara berlebihan. 

Neraca Defisit dan Efeknya Terhadap Forex

Berbanding terbalik dengan neraca surplus. Jika total impor suatu negara lebih besar dari total ekspor, maka neraca perdagangan tersebut mengalami defisit. Artinya, negara membeli lebih banyak produk-produk dari negara partner dagangnya. 

Neraca perdagangan defisit berimbas pada penguatan mata uang negara partner dagang, sedangkan mata uang dalam negeri cenderung melemah. 

Pelemahan nilai tukar mata uang ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan harga produk-produk impor jadi lebih mahal dibanding produk-produk yang diekspor. Nah, disinilah titik krusialnya. Jika pemerintah mampu memanfaatkan kondisi ini dengan baik, maka negara bisa mengurangi ketergantungan pada produk impor. Negara bisa berfokus pada memberdayagunakan produk dalam negeri untuk pengganti produk impor. Negara juga diharapkan bisa menggenjot ekspor.

Namun, jika pemerintah tidak bisa mengambil peluang ini, bukan tidak mungkin kondisi perekonomian dalam negeri justru babak belur. Jika impor kita tetap tinggi, neraca perdagangan akan terus-menerus defisit. Hal ini akan memicu terkurasnya cadangan devisa negara.

Selain itu, negara dengan neraca perdagangan defisit akan cenderung untuk memperlemah (men-devaluasi) nilai tukar mata uangnya agar bisa membuat harga produk-produk ekspornya lebih kompetitif.

Pada titik ini, kita berharap pemerintah mampu memainkan perannya dengan sangat baik sebagai penjaga neraca perdagangan.


Artikel Terkait