ARTIKEL BARU

ARTIKEL BARU

TRADING DENGAN DEATH CROSS YANG ADA DALAM MARKET 

Story by : Geraldo Kofit
Category at: Artikel Baru
Published : April 27, 2022
Dilihat: 980 kali

Geraldo Kofit adalah Seorang Profesional Trader yang sudah lama berkecimpung di dunia trading kurang lebih 2 tahun. Dengan 2 teknik sederhana Trend Line dan Moving Average, Gerald siap untuk membantu anda sebagai Trading Advisor handal..


zoom

Sama seperti golden cross, death cross juga bisa terjadi dengan kombinasi Moving Average (MA) yang mana saja, selama dua buah MA memiliki periode yang berbeda. Volume juga akan menjadi teman yang baik bagi trader yang ingin mengambil keputusan dari golden cross atau death cross. Volume tinggi membuat indikasi breakout (golden cross) atau breakdown (death cross) lebih mantap. Death Cross adalah sinyal permulaan pasar bearish; terbentuk dari perlintasan antara Moving Average berperiode rendah ke bawah Moving Average berperiode lebih tinggi. Contoh Golden Cross misalnya: MA 15-Day bergerak melintas ke bawah MA 50-Day, MA 50-day bergerak melintas ke bawah MA 100-Day, dan seterusnya.

Bersama dengan terbentuknya Death Cross, Moving Average berperiode lebih tinggi akan secara otomatis menjadi level resisten baru di pasar bearish yang akan datang. Misalkan MA-5 bergerak melintas ke bawah MA-15, maka ketika harga benar-benar merosot, garis MA-15 akan menjadi resisten bergerak yang baru. Selain melakukan pengamatan terhadap indikator MA, pola death cross juga dapat diamati melalui level support dan resistance. Keduanya adalah level pembatas sebagai penanda awal pergerakan. Apabila harga tidak dapat menembus level support, harga saham itu akan kembali ke atas, sedangkan jika tidak dapat menembus level resistance, harga itu akan kembali bergerak turun. Melalui pengamatan terhadap kedua level itu, potensi Anda untuk slaah dalam membaca sinyal pergerakan saham akan semakin kecil.

Dibandingkan Golden Cross, sinyal yang diberikan Death Cross umumnya dianggap lebih lemah. Pada jangka pendek, sinyal Death Cross bisa lebih mudah batal ketika ada faktor-faktor lain yang bermain di pasar. Selain itu, sinyal Death Cross pada timeframe besar biasanya dipandang temporer (hanya sementara), berkebalikan dengan sinyal Golden Cross yang dianggap makin valid di timeframe besar.

Sebagai Contoh:

Pada chart EUR/USD di timeframe H4 berikut ini nampak beberapa perlintasan antara MA-5 dan MA-15.

 Terlihat bahwa pergantian arah terjadi cukup sering. Antara awal Juli hingga hari ini saja, sudah terjadi enam kali perlintasan Moving Average, termasuk satu kali fake Death Cross.

Perhatikan bahwa reliabilitas sinyal di timeframe intraday itu rendah, apalagi bila tidak disertai dengan lonjakan volume. Sebaiknya, Anda melengkapi penggunaannya dalam trading dengan indikator tipe Oscillator,  seperti Stochastic, Moving Average Convergence Divergence (MACD), atau Relative Strenth Index (RSI), agar bisa memperoleh titik entry dan exit yang lebih akurat. Dari screenshot contoh kedua, nampak Golden Cross sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Seandainya Anda sudah buka posisi buy saat sinyal trading itu muncul, girang ketika Golden Cross tercipta, lalu sekarang mulai ketar-ketir karena grafik sudah menurun. Kapan posisi sebaiknya ditutup? Jika dilihat sepintas dengan indikator yang sudah ada saat ini, Anda bisa close ketika harga menyentuh garis MA-15. Akan tetapi, apabila menginginkan analisa yang lebih akurat, maka intip juga indikator tipe Oscillator atau candle-candle yang akan terbentuk ke depan.

RECOMMENDATION FROM EXPERT:

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • CALL atau whatsapp dan cari GERALD silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait