Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.
Seperti yang kita ketahui, ada empat sesi perdagangan utama di pasar forex, yaitu:
• Sesi Tokyo (buka pukul 9 pagi dan tutup pukul 6 petang waktu setempat)
• Sesi Sydney (buka pukul 7 pagi dan tutup pukul 4 sore waktu setempat)
• Sesi New York (buka pukul 8 pagi dan tutup pukul 5 sore waktu setempat)
• Sesi London (buka pukul 8 pagi dan tutup pukul 4 sore waktu setempat)
Di antara keempat sesi perdagangan tersebut, sesi Tokyo merupakan salah satu waktu terbaik untuk melakukan trading forex. Sesi yang juga dikenal sebagai sesi perdagangan Asia ini cenderung sering diabaikan karena dianggap tidak likuid serta tidak stabil dibanding sesi perdagangan utama lainnya. Namun, karakteristik inilah yang malah membuat sesi perdagangan Asia menarik bagi trader yang paham cara memperdagangkannya.
Sesi Asia ini memulai minggu perdagangannya pada hari Senin pukul 09:00 pagi dan ditutup pada pukul 18:00 dalam JST (Japanese Standard Time / Waktu Standar Jepang). Di Jakarta, trader bisa mengikuti sesi Asia ini secara real-time pada pukul 07:00 pagi hingga pukul 16:00 WIB. Sesi perdagangan Asia ini dimulai ketika bank-bank di Tokyo online karena volume perdagangan yang mereka fasilitasi.
Sesi perdagangan Asia biasanya mengikuti level support dan resistance karena likuiditas serta volatilitas yang lebih rendah yang dialami. Sesi perdagangan Asia ini biasanya ditandai oleh:
Likuiditas yang rendah:
Dengan likuiditas yang lebih rendah ini, maka pasar non-Asia cenderung tidak melakukan pergerakan besar di luar rentang perdagangan, seperti EUR/USD, GBP/USD dan EUR/GBP.
Volatilitas yang rendah:
Secara umum, pergerakan bisa jadi sedikit lebih kecil dari apa yang terlihat selama sesi perdagangan London atau New York karena likuiditas utama yang masuk ke pasar adalah dari sesi Asia.
Level entri dan exit yang jelas
Tingkat support and resistance membantu trader dengan peluang untuk entri dan exit dari perdagangan. Menggabungkan hal ini dengan sinyal dari indikator akan semakin meningkatkan kemungkinan memasuki perdagangan yang baik.
Ideal untuk manajemen risiko yang baik
Sesi perdagangan Asia memiliki sifat yang tenang. Sifat ini memungkinkan trader untuk mengelola perdagangan mereka dengan lebih baik. Sifat pasar yang lambat ini berpotensi untuk memungkinkan analisis risk / reward yang lebih menyeluruh. Pada dasarnya, lebih mudah bagi trader di sesi perdagangan Asia ini untuk melihat level support and resistance karena umumnya ditentukan dengan baik serta bertepatan dengan kisaran perdagangan.
Adanya peluang breakout perdagangan setelah penutupan sesi
Ketika sesi perdagangan Asia berakhir, maka terjadi overlap (tumpang tindih) dengan awal sesi perdagangan London. Hal ini memunculkan lebih banyak likuiditas yang langsung tersedia dan trader sering menyaksikan breakout dari rentang perdagangan yang sudah mapan.
Jadi, pasangan mata uang apa yang cocok untuk diperdagangkan selama sesi perdagangan Asia ini? Pasangan mata uang terbaik untuk diperdagangkan selama sesi Asia ini akan bergantung pada masing-masing trader dan strategi yang digunakan. Trader yang mencari volatilitas akan cenderung memperdagangkan dolar Australia, dolar Singapura, Yen Jepang serta dolar Selandia Baru. Sedangkan untuk trader yang mencari mata uang yang kurang mengalami volatilitas, cenderung memilih EUR/GBP, USD/GBP, EUR/USD dan sebagainya.
Happy trading!