Debby Lukito Goeyardi adalah seorang penulis yang sudah menerbitkan belasan buku. Dengan bekal ilmu dari jurusan Business Administration di Kennedy-Western University, Debby siap memasuki dunia pasar keuangan bersama PT. Astronacci International.
CEO sekaligu pengendali Berkshire Hathaway, Warren Buffett, bisa dibilang merupakan investor saham terbesar di dunia. Warren Buffett membagi ide-ide investasinya menjadi beberapa bagian yang mudah diingat, terutama mengenai aturan yang dipegang oleh dirinya selama ini.
Secara pribadi, Warren Buffett pernah kehilangan dana sekitar $23 miliar dalam krisis keuangan tahun 2008. Perusahaannya, Berkshire Hathaway, kehilangan peringkat AAA yang bergengsi. Dengan kenyataan seperti itu, bagaimana Warren Buffett malah memberikan aturan-aturan yang menyarankan yntuk tidak pernah kehilangan uang? Warren Buffett mengacu paa pola pikir investor yang bijaksana, yaitu jangan bertindak sembrono, jangan berjudi, jangan melakukan investasi dengan sikap angkuh bahwa tidak apa-apa jika mengalami kehilangan, selalu mendapatkan informasi yang jelas, hingga selesaikan tugas-tugas yang ada. Warren Buffett hanya berinvestasi di perusahaan yang dia teliti serta pahami secara menyeluruh dan dia tidak berinvestasi dalam keadaan siap untuk rugi. Warren Buffett percaya bahwa kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Seorang investor yang sukses tidak fokus untuk bersama orang banyak atau bahkan melawan orang banyak. Pasar saham akan mengalami swing. Namun, di saat-saat yang baik dan buruk, Warren Buffett tetap fokus pada tujuannya dan begitu juga dengan semua investor di mana mereka jarang mengubah strategi investasi jangka panjangnya terlepas dari apa pun yang dilakukan oleh pasar.
Buku ‘the Intelligent Investor’ oleh Benjamin Graham meyakinkan Warren Buffett bahwa berinvestasi di saham sama dengan memiliki sebagian dari bisnis tersebut. Jadi, ketika mencari saham untuk diinvestasikan, Warren Buffett mencari bisnis yang menunjukkan prospek jangka panjang yang menguntungkan. Beberapa pertanyaan akan memenuhi benaknya, seperti apakah perusahaan tersebut memiliki riwayat operasional yang konsisten? Apakah perusahaan tersebut memiliki bisnis waralaba yang dominan? Apakah bisnis tersebut menghasilkan profit margin atau margin laba yang tinggi dan berkelanjutan? Jika harga saham perusahaan diperdagangkan di bawah ekspektasi untuk pertumbuhannya di masa depan, maka seperti itulah saham yang mungkin ingin dimiliki oleh Warren Buffett. Faktanya, Warren Buffett tidak pernah membeli apa pun kecuali dia bisa menuliskan alasannya mengapa dia harus membayar harga tertentu per saham untuk perusahaan tertentu.
Coba pikirkan pertanyaan ini: Berapa lama Anda harus memegang saham yang Anda miliki? Warren Buffett mengatakan jika Anda merasa tidak nyaman memiliki saham selama 10 tahun, Anda tidak boleh memilikinya selama 10 menit. Bahkan selama periode yang disebutnya "Financial Pearl Harbor", Buffett dengan loyal mempertahankan sebagian besar portofolionya. Jangka waktu penahanan yang lama akan membuat investor tidak bertindak terlalu manusiawi, kecuali jika perusahaan sudah mengalami perubahan besar dalam prospek, seperti masalah tenaga kerja atau produk usang. Menjadi terlalu takut atau terlalu rakus dapat menyebabkan investor menjual saham di bawah atau membeli di puncak dan menghancurkan apresiasi portofolio untuk jangka panjang.
Happy investing!
LUNA AMBROL, CRYPTOCURRENCY TIARAP
Forex For Fun
Belajar Trading
Mitos atau Fakta, Trading Ada Hari Baiknya?
Forex For Fun
Belajar Trading
5 Trader Sukses Dunia Part 2, Siapa Idolamu
Forex For Fun
Belajar Trading
5 Mitos Cara Meraih Profit dalam Forex
Forex For Fun
Belajar Trading