Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..
“Panic selling secara alami menciptakan kesempatan kepada para trader untuk membuka posisi beli dengan lot yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan. Mereka yang tahu kapan akan terjadi panic selling berpotensi akan mendapatkan keuntungan lebih dari fase retracements atau pergerakan harga yang terjadi setelah itu.”
Istilah panic selling dalam trading forex mungkin terdengar asing di telinga trader pemula. Jika diartikan secara sederhana, panic selling merupakan suatu kondisi dimana para trader atau investor merasa takut terhadap krisis keuangan dan ekonomi yang terjadi. Para trader dan investor tadi mendapatkan berbagai informasi dari berbagai sumber yang membuat mereka mengambil keputusan untuk menjual, kondisi yang demikianlah yang dinamakan dengan panic selling.
Kondisi ‘Panic Selling’ terjadi ketika harga bergerak turun dengan cepat pada volume tinggi. Hal ini sering terjadi ketika beberapa pelaku pasar masuk untuk menetralisir pergerakan, atau ketika trader yang mengambil posisi sell memaksa harga untuk turun cukup jauh. Proses panic selling terjadi karena ada kesempatan yang luar biasa ketika para trader sedang mengambil posisi jual, dan membuat harga bergerak ke bawah dengan tajam terutama terjadi ketika pernyataan fundamental yang bernada spekulatif (seperti berita ekonomi atau pendapat analis yang berpengaruh).
Di sini, saya akan mencoba untuk menjelaskan bagaimana proses memanfaatkan panic selling sehingga dapat membantu Anda untuk memprediksi waktu yang tepat untuk mengambil posisi buy setelah fase panic selling terjadi. Panic selling terjadi dalam beberapa tahap, gambar dibawah ini menggambarkan skenario panic selling seperti yang terjadi ketika data dirilis.
Mari kita bahas, apa yang terjadi pada setiap langkah dalam grafik:
Sekarang kita akan lihat bagaimana kita dapat memprediksi kapan perubahan tren akan terjadi.
Momen Selling
Momen selling akan berhenti ketika harga telah mencapai level support. Hal ini dapat di lihat dengan dengan menggunakan kombinasi dari indikator trend, volume dengan memperhatikan tren yang berubah. Ada berbagai indikator yang dapat digunakan untuk mengkonfirmasi bahwa tren telah berubah. Sebagai trader, Anda dapat memilih berapa banyak indikator yang dapat mengkonfirmasi tren sesuai dengan keinginan. Semakin sedikit indikator konfirmasi yang digunakan, semakin tinggi risiko dan semakin tinggi reward yang akan di dapat (dalam arti bahwa, semakin lama Anda menunggu untuk terkonfirmasi, maka potensi keuntungan akan berkurang).
Aturan untuk menggunakan momen selling adalah sebagai berikut :
Kesimpulan
Kondisi panic selling bisa memberikan peluang atau kesempatan kepada para trader untuk membuka posisi beli dengan jumlah lot yang lebih besar. Seorang trader yang memahami dengan baik kapan akan terjadi kondisi panic selling berpotensi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal yang perlu Anda ketahui adalah mengetahui dengan baik, kapan waktu terbaik untuk memprediksi harga mulai menurun untuk selanjutnya membeli mata uang dalam jumlah lot yang lebih besar.
Dengan pembahasan di atas saya berharap Anda bisa mengambil keputusan yang lebih tepat saat menghadapi kondisi panic selling. Semoga informasi yang telah saya sampaikan di atas bisa memberikan banyak manfaat untuk para trader yang sedang membaca.
RECOMMENDATION FROM EXPERT: