SEMUA ARTIKEL

SEMUA ARTIKEL

Tips Dalam Memilih Saham Dalam Keadaan Ekonomi Crash

Story by : Danuh Nuraga
Category at: TIPS & TRICK TRADING
Published : June 04, 2020
Dilihat: 1685 kali

Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..


Keputusan melakukan Lockdown diberbagai negara secara otomatis menghentikan aktivitas ekonomi di negara tersebut, dan negara lain yang berhubungan dengannya. Keputusan ini jika diteruskan akan menyababkan adanya PHK massal di setiap negara.

Karena dengan ekonomi dihentikan, semua toko, pabrik, tempat hiburan ditutup maka semua bisnis akan mengalami kerugian, dan ujung-ujungnya market crash. Hal ini juga berlaku di dunia investasi saham yang biasa disebut crash market saham.

 

Crash market saham merupakan kondisi di mana mayoritas pasar saham mengalami koreksi atau bearish dalam jangka waktu yang agak panjang, dimana bearish ini bukan cuma koreksi biasa, namun penuruan ini terjadi secara massif, dan juga dialami oleh bursa-bursa saham yang lain.

Sedikit flashback, di Indonesia crash market saham pernah terjadi beberapa kali:
tahun 1998, crash market ini yang paling parah, dimana pemicunya adalah krisis moneter (ekonomi), Rupiah terus melemah, hiper inflasi, plus kondisi politik yang sedang kacau.

Tahun 2008, crash market ini dipicu oleh penurunan harga komoditas (global) dan resesi ekonomi khususnya di Amerika, yaitu AS menghadapi subprime mortgage (gagal kredit property).

Tahun 2015, crash market ini dipicu oleh adanya resesi ekonomi, khususnya pelemahan nilai tukar Rupiah, banyak usaha yang gulung tikar, banyak emiten yang labanya anjlok, harga komoditas yang bearish panjang, dan inflasi membengkak.

Koreksi atau penurunan pada saham bukanlah sesuatu yang tidak wajar, volatilitas pada investasi pasar modal terutama saham sangat umum terjadi, sehingga walaupun koreksi yang terjadi di tahun 2018 cukup dalam namun masih belum bisa dikategorikan sebagai market crash.

Jadi bila disimpulkan, yang menyebabkan crash market bisa terjadi di Indonesia sampai tiga kali pemicunya adalah: kondisi ekonomi, kondisi politik, kondisi luar negeri. Namun disetiap kesulitan maka ada peluang, untuk tetap bisa berinvestasi atau trading.

 


Tips Memilih Saham Saat Keadaan Ekonomi Sulit Seperti Sekarang Ini

Sebagai investor saham, anda harus siap pada situasi terburuk, pasar saham suatu saat bisa jatuh. Kita tidak tahu kapan terjadinya. Sebagai investor kita harus siap pada segala sesuatunya. Strategi investasi Anda sebaiknya tidak hanya siap menghadapi pasar saham yang naik, tapi juga harus mempertimbangkan kejadian sebaliknya. Banyak investor hanya memikirkan bagaimana supaya profit, tapi lupa mempertimbangkan bahwa suatu saat pasar saham bisa anjlok (crash). Seperti nonton film horor, Anda tentunya sudah siap untuk kaget. Itulah pentingnya persiapan. Yuk disimak apa yang mesti diperhatikan dalam memilih saham saat kondisi ekonomi sedang down.

  1. Pilih Saham dengan fundamental baik

Bagi investor mencari saham dengan fundamental baik sangatlah ketat persaingannya. Saham jenis ini tidak perlu terlalu dikuatirkan meski dalam perjalanan nilainya bisa saja turun. Keunggulan lainnya berdasarkan nilai historisnya saja seorang investor pemula sekalipun sudah bisa melihat bahwa saham tersebut juga sempat turun di masa-masa lalu tetapi tetap bisa kembali dan berkinerja baik. Ya, tentu saja, cari history dari saham-saham yang memiliki fundamental dan profile sahamnya besar.

Ingat petuah bijak dari raja investor dunia, Warrent Buffet. Saat orang lain takut, Anda harus serakah dan saat investor lain serakah, Anda justru harus waspada.

Implikasinya adalah jika nilai saham ini turun, biasanya investor justu membelinya dengan keyakinan yang sama bahwa nilainya akan kembali naik. Pelajaran yang bisa dipetik adalah jangan buru-buru menjual saham kategori ini bila nilainya sedang turun.

2. Jangan Terpengaruh Tren di Pasar modal

Bagi para trader, ada dua hal yang mesti Anda perhatikan jika ingin menilai saham:

• Aspek fundamental

Aspek ini banyak membahas tentang dua poin penilaian, yakni pada aspek finansial yang di dalamnya mencakup pendapatan per saham atau EPS - Earning per Share, nilai buku Saham atau PBV - Price Book Value, serta rasio pengeluaran dan nilai buku ekuitas dari saham itu sendiri

• Aspek Teknikal

Aspek ini banyak membahas tentang tindakan investor yang lebih cenderung pada pengolahan data-data pasar yang terkini. Investor yang lebih memilih jalan sebagai trader lebih senang fokus pada pergerakan harga saham dibanding harus repot menaganalisa laporan keuangan dari perusahaan yang umumnya memakan waktu lama dan lebih rumit.

 

Menyiasati pergerakan Harga Saham

Walau hanya sebatas transaksi di atas layar, para investor rela setiap saat memelototinya setiap saat. Bagi investor berpengalaman, saham yang lagi naik, belum tentu saham tersebut bagus. Bisa saja saham tersebut laku hanya karena rumor semata, bukan karena kinerjanya bagus.

Perlu diketahui bahwa saham sangat tergantung dengan rumor yang beredar di dalam masyarakat dan terkait dengan kebijakan pemerintah yang berpotensi berpengaruh pada kondisi perusahaan pemilik saham tersebut.

Beberapa rumor yang paling cepat bereaksi terhadap nilai saham misalnya isu rencana bikin pabrik baru, masuknya investor kakap, atau perusahaan akan melakukan akuisisi, dan sebagainya. Isu tersebut sebenarnya belum tentu benar namun akan bermanfaat bagi trader dalam menentukan keputusan jual atau beli. Dan bila ternyata hanya rumor, maka dapat dipastikan harga saham akan segera turun.


Artikel Terkait