BERITA

BERITA

BITCOIN REBOUND, APA SEBABNYA?

Story by : satrio
Category at: Berita
Published : March 21, 2024
Dilihat: 233 kali

Konsultan Perdagangan yang sudah berkiprah di dunia trading selama lebih dari 5 tahun di Pasar Modal yang membantu Trader dan Investor professional mendapatkan layanan, rekomendasi, dan strategi handal. Ia lulus dari Universitas Brawijaya dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen Bisnis. Selain itu, juga memiliki pengetahuan dalam pasar forex dan cryptocurrency..


zoom

       Sejak Kamis, (14/03), Bitcoin telah turun 17.76% dari harga All Time Highnya (US$73,782). Bitcoin sempat menyentuh harga US$60,750 sebelum terjadi penolakan harga. Penurunan sebelumnya diduga kuat akibat dari banyaknya institusi dan investor individu besar yang melepas sebagian besar Bitcoin ke dalam sirkulasi pasar, salah satunya adalah Grayscale Bitcoin Trust (GBTC). Tentunya kabar potensi pembalikan arah dari Bitcoin menjadi angin segar bagi para penggiat kripto, khususnya trader di market CFD. Banyak yang meragukan bahwa Bitcoin pada bull-run tahun ini adalah siklus tren naik terakhirnya. Namun dengan yang terjadi hari ini, dapat mematahkan spekulasi negatif tersebut. Pastinya kenaikan suatu aset, termasuk Bitcoin tidak lepas dari faktor-faktor kuat.

 

AKUMULASI SAAT BITCOIN “DISKON”

      Ada hal unik yang terjadi ketika terjadi tren turun (downtrend) dari 14 Maret lalu. Di saat orang awam pikir, investor besar melepas barang ke pasar justru di saat itu banyak investor yang melakukan akumulasi atau istilahnya “buy the dip” saat penurunan tajam itu. Karena pemikiran investor adalah ketika harga saat itu adalah timing yang tepat untuk melakukan pembelian, karena Bitcoin sedang “Diskon”. Jika dilihat pada aktivitas blockchain di atas, dalam satu baris penuh, dari urutan teratas banyak sekali yang membeli Bitcoin di atas 10,000 BTC dengan nominal milyaran dollar. Ini salah satu penyebab Bitcoin kembali menanjak.

 

SUKU BUNGA DIPERTAHANKAN

       13 jam lalu pada jam 01:00 dini hari secara live, Ketua Umum Federal Reserve Jerome Powell dalam konferensi persnya mengumumkan keputusan suku bunga. Menurut Powell, walaupun inflasi masih terlalu tinggi dan masih belum mencapai target 2%. FOMC menyatakan bahwa Pendapatan Domestik Bruto mengalami pertumbuhan 3,2% pada kuartal keempat tahun 2023. Pasar tenaga kerja berada pada keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang lebih baik. PCE (Personal Consumption Expenditure) menunjukkan pertumbuhan 2.8% selama 1 tahun terakhir. Dari data ekonomi secara agregat, FED memutuskan untuk menahan suku bunga di level 5.5%. Meskipun kebijakan The Fed tidak menghancurkan pasar kripto dan Bitcoin dan justru memperkuat harga, namun keputusan hawkish ini tetap berpotensi membuat laju harga Bitcoin berpotensi melambat karena membebani selera investor untuk membeli aset-aset berisiko seperti Bitcoin. Jadi walaupun dalam timeframe kecil saat ini Bitcoin tampak menguat, trader yang mengambil posisi buy, tetap waspadai perubahan harga yang dapat berubah sewaktu-waktu.

 

RESPON BAGI TRADER CFD

          Secara historis, Bitcoin memang memiliki prospek trading jangka panjang yang bagus. Dengan keputusan The Fed mempertahankan suku bunga saat ini tentu dampaknya tidak akan sesignifikan jika suku bunga diturunkan. Karena jika suku bunga turun, maka investor akan lebih memilih aset berisiko seperti Bitcoin yang akan memberikan keuntungan cepat dan lebih besar dibandingkan aset tidak berisiko seperti emas. Walaupun suku bunga tertahan, namun Bitcoin tetap memiliki masa depan yang baik karena adopsi dan keunikan teknologinya yang baik. Sehingga trader tetap dapat memanfaatkan momen bull-run Bitcoin ini dengan memantau pergerakan harga Bitcoin. Jadi sembari menunggu Bitcoin kembali berjaya, kamu tetap dapat memanfaatkan fluktuasi harga Bitcoin dengan trading di Orbi Trade dan melakukan perdagangan di pair BTC/USD. Yuk! Trading bersama Orbi Trade. Orbi Trade “Trading with Guarantee”.

 

REKOMENDASI TRADING

Gambar BTC/USD H4 Chart

Sumber: Orbi Trade

       Halo traders! Price Action BTC/USD pada timeframe H4 hari ini terlihat telah membentuk pola Falling Wedge, yang didukung dengan adanya rejection pada area support, dan breakout garis tren dan middle band dari indikator Bollinger Band, namun terdapat potensi retest karenanya harga berpotensi melemah dahulu sebelum menguat kembali sampai area classic resistance. Maka peluang untuk melakukan order entry Buy bisa dilakukan.

Trading yang disarankan bisa mencari entry saat breakout atau pullback pada time frame yang lebih kecil.

 

KESIMPULAN:

      Melihat prospek jangka panjang dari trading di pair BTC/USD dan sentimen positifnya, trader dapat memanfaatkan peluang ini dengan melakukan perdagangan. Tetap atur risk dan money management dengan baik untuk menghindari kerugian besar di trading. Gunakan teknik dan strategi yang terbukti menghasilkan profit konsisten. Selalu do your own research.

 

DISCLAIMER

       Pendapat, penelitian, analisis, atau informasi lain apa pun yang diberikan hanya untuk tujuan pendidikan dan bukan merupakan nasihat investasi atau keuangan, dan tidak dapat ditafsirkan sebagai rekomendasi untuk tindakan tertentu. Tidak ada pernyataan yang dibuat bahwa siapa pun yang menggunakan layanan ORBI TRADE akan mendapat untung atau tidak akan mengalami kerugian. ORBI TRADE tidak menjanjikan atau menjamin pendapatan atau hasil tertentu apa pun dari penggunaan Anda atas informasi yang terkandung di sini. Kinerja masa lalu belum tentu menunjukkan hasil di masa depan. Perdagangan dan investasi pada dasarnya adalah aktivitas yang berisiko dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mampu menerima risiko tersebut dan kemungkinan kehilangan seluruh modal yang mereka investasikan untuk aktivitas tersebut, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih besar lagi. Jangan berdagang dengan uang yang Anda tidak mampu kehilangannya. Anda bertanggung jawab penuh atas setiap keputusan investasi yang Anda buat, dan keputusan tersebut akan didasarkan sepenuhnya pada evaluasi Anda terhadap keadaan keuangan Anda, tujuan investasi, toleransi risiko, dan kebutuhan likuiditas.

 


Artikel Terkait