Konsultan Perdagangan yang sudah berkiprah di dunia trading selama lebih dari 5 tahun di Pasar Modal yang membantu Trader dan Investor professional mendapatkan layanan, rekomendasi, dan strategi handal. Ia lulus dari Universitas Brawijaya dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen Bisnis. Selain itu, juga memiliki pengetahuan dalam pasar forex dan cryptocurrency..
Bagi penggemar serial kartun komedi “The Simpson” karya Matt Groening yang tayang sejak 1987 ini, pasti sudah tidak asing lagi bahwa kerapkali episode-episode yang ditayangkan oleh kartun ini mengundang decak kagum karena mampu meramalkan beberapa peristiwa-peristiwa di dunia nyata yang akan terjadi di masa depan. Mulai dari prediksi majunya kembali mantan Presiden Amerika Serikat sebagai kandidat Presiden dalam pemilu AS 2024 nanti, hingga teknologi virtual reality dan Elon Musk membeli perusahaan Twitter. Dan sekarang muncul sebuah kelas aset baru yang memberikan performa jauh lebih baik dari instrumen investasi manapun yang menggemparkan dunia, yaitu Bitcoin. Saat Bitcoin mulai booming, serial ini tiba-tiba membuat sebuah serial khusus berjudul “Burger Kings” episode 18, season 32. Tampak pada kartun ini menampilkan scene salah satu keluarga Bart sedang menonton televisi dan terdapat running text yang memberikan tulisan “Bitcoin dan lambang tidak terhingga (infinity) di sebelahnya”. Banyak masyarakat dunia yang melakukan perdagangan Bitcoin percaya bahwa ini adalah prediksi yang akan menjadi kenyataan bahwa harga Bitcoin dalam jangka panjang akan sangat tinggi bahkan tak terhingga (infinity). Dan inilah beberapa bukti yang analis temukan bahwa prediksi itu bisa jadi benar!
Hanya Bitcoin satu-satunya aset yang dijalankan bukan oleh pemerintah, institusi, atau seorangpun. Namun Bitcoin berjalan 24 jam nonstop dijalankan oleh seluruh contributor, miners, traders, dan investor secara paralel melalui perdagangan yang dilakukan untuk menggerakan likuiditas dan memastikan kelancaran proses validasi transaksi yang terjadi dalam jaringan blockchain Bitcoin. Dalam penciptaannya, Bitcoin sudah dari tahun 1970 dilakukan eksperimen untuk dapat diimplementasikan ke dalam teknologi generasi terbaru dalam financial model. Namun berbagai macam jenis “embrio” kripto banyak yang gagal, salah satunya adalah B-Money. Kemudian pada 31 Oktober 2008, dengan nama pseudonim “Satoshi Nakamoto” muncul dan menerbitkan whitepaper berjudul “Bitcoin A Peer-to-Peer Electronic Cash System”. Setelah itu dia menghilang hingga saat ini. Analyst yang juga merupakan penggiat kripto sejak lama sadar bahwa rahasia Bitcoin itu terletak pada algoritma yang dituangkan ke dalam repository codingan Bitcoin. Dan ditemukan jawaban dari pertanyaan semua orang apakah bitcoin akan ke zero atau infinity. Dan kemungkinan besar codingan inilah yang menjadi alasan kenapa perusahaan manajemen aset raksasa dunia seperti Blackrock dan Grayscale berani menginvestasikan milyaran dollar ke dalam aset yang terbilang baru ini. Berdasarkan protokol Bitcoin, Satoshi sudah merancang dalam algoritmanya untuk secara otomatis sistem melakukan Halving sebanyak 64 kali hingga block reward kepada penambang menjadi nol berdasarkan kutipan algoritma berikut “Force block reward to zero when right shift is undefined”. Yang artinya, block reward akan selalu dikurangi hingga tidak bersisa. Block reward akan dikurangi setengahnya saat halving. Dan perintah ini menggunakan kata kerja, yang artinya apapun yang terjadi, sistem akan memaksa untuk mengurangi block reward. Saat ini baru akan terjadi 4 halving dan harga sudah Rp 1 Miliar. Bagaimana dengan 60 halving lainnya? Halving 20 April besok, block reward kepada miner akan menjadi 3,125 BTC dan akan dibagi dua hingga halving ke 64. Jika dilakukan kalkulasi kasaran dengan menggunakan metode eksponensial, maka kelipatan Bitcoin akan mencapai digit yang tak terhingga alias menggunakan kuadrat. Dan diprediksi Bitcoin akan habis di tahun 2140. Jadi, besar potensinya bahwa harga Bitcoin akan “infinity”. Namun ada beberapa faktor yang dapat menghalangi ini.
Sumber:garavagliaveronica
Pernahkah kamu melihat angsa berwarna hitam? Tidak pernah. Yang kita tahu bahwa angsa itu berwarna putih. Namun nyatanya fakta itu terpatahkan setelah penemuan angsa hitam beberapa abad lalu di Eropa dan membuat gempar seluruh dunia. Peristiwa Black Swan adalah sebuah peristiwa yang tidak mungkin terjadi dalam benak kita tapi jika terjadi, akan berdampak besar dan biasanya cenderung negatif terhadap kenyataan yang sebenarnya terjadi. Dalam dunia kripto, juga sangat sensitif apabila terdapat Black Swan Event yang membuat harga Bitcoin menjadi koreksi dalam atau bahkan berpotensi terjun di luar dugaan semua orang, yaitu tidak bernilai alias zero. Black Swan Event tersebut di antaranya adalah perang dunia, pandemi, bencana global, ancaman destruktif asteroid, hyperinflation.
sumber : freepik/joker3753
Jika perang Iran-Israel ini ke depan akan meluas menjadi Perang Dunia 3, maka Bitcoin berpotensi akan jatuh harganya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena logikanya, saat perang dunia terjadi, akan terjadi kekacauan di seluruh dunia dan orang-orang akan berusaha menjual Bitcoin mereka untuk memilih membeli emas. Karena Bitcoin berjalan di atas jaringan internet, dan internet butuh satelit untuk bisa berjalan dengan baik. Dan adalah hal yang mustahil tidak akan ada manusia yang tidak panik. Pasti yang akan terpikirkan hanyalah mencari tempat berlindung dan berusaha menyelamatkan diri. Dan jika satelit mati, maka data jaringan Bitcoin akan hilang. Begitu juga dengan pandemi COVID-19 kemarin sehingga membuat dua peak ATH Bitcoin yang dikarenakan recovery daya beli masyarakat dan ekonomi dunia yang berlangsung lama pasca pandemi. Dan begitu juga dengan bencana global, dan lain-lain.
Sumber: freepik/naiklon1
Dan ada satu lagi, yaitu Quantum Computing. Dengan teknologi ini dapat memproses berjuta blok Bitcoin hanya dalam waktu singkat. Sehingga jika teknologi komputasi kuantum sudah mampu melampaui tingkat kesulitan algoritma Bitcoin ke depan, halving akan jauh lebih cepat. Berdasarkan ilmuwan, pemrosesan data 27 tahun dapat diselesaikan dalam waktu 1 tahun. Namun teknologi ini masih sangat jauh dari kenyataan karena prediksi kehadiran teknologi ini sudah dibahas di forum kriptografi dan mereka sudah menciptakan teknologi keamanan tambahan yang akan dapat bertahan dari ancaman ini. Namun, jika ini tidak terjadi maka Bitcoin akan tetap melanjutkan kenaikan sesuai dengan sentimen positif yang silih berganti berdatangan seperti hadirnya institusi dan pemerintah yang mulai membeli Bitcoin.
Bitcoin berjalan dengan konsep teknologi blockchain (rantai blok). Teknologi ini berjalan di atas internet yang memegang prinsip desentralisasi, dimana tidak ada pihak otoritas ketiga yang dapat ikut campur dalam berjalannya transaksi antar dua orang. Jika ada dua orang yang ingin melakukan transaksi di dalam jaringan Bitcoin, transaksi tersebut akan divalidasi oleh para penambang melalui perangkat keras yang dilengkapi dengan prosesor dan VGA yang mampu memecahkan formula algoritma komputasi Bitcoin. Yang tentunya proses validasi ini juga membutuhkan konsensus jaringan (kesepakatan komunitas). Jika satu transaksi itu sudah terbentuk dan berhasil maka akan tercipta 1 block. Proses penyelesaian 1 blok transaksi memerlukan waktu 10 menit. Dan untuk memproses blok transaksi berikutnya, membutuhkan finalisasi dari blok transaksi sebelumnya dan kode hash yang akan tercipta secara numerikal dan terotomatisasi secara acak untuk menjadi “kode penyambung” untuk blok transaksi sebelumnya. Jadi, untuk dapat melanjutkan validasi blok selanjutnya dibutuhkan kode unik (hash) dari blok sebelumnya dan akan terhubung secara kronologis. Sehingga dinamakan rantai blok (blockchain). Jika ada seorang hacker terjago sekalipun, akan sangat susah untuk dapat membobol sistem jaringan Bitcoin ini. Karena Bitcoin bersifat kronologis dan irreversible.
Sehingga hacker tersebut tidak bisa mengubah kode hash satu blok transaksi itu saja. Dia harus mengubah kode unik setiap blok dari urutan terakhir hingga blok pertama atau disebut sebagai Genesis Block, yang dimulai testnetnya oleh Satoshi pada 31 Januari 2008. Dan makin sulitnya lagi adalah elemen waktu yang tidak bisa diputar kembali. Karena blok tersebut sudah diciptakan di masa lampau yang terlihat dari setiap timestamp yang muncul setiap blok itu berhasil divalidasi. Sehingga Bitcoin dalam konteks ini menciptakan waktunya sendiri. Ini semua tertuang dalam teknologi SHA-256 dan Elliptic Curve Function (ECDSA). Jadi sangat mustahil seorang manusia bisa membobol sistem keamanan Bitcoin. Jadi, kamu dapat memanfaatkan sinyal positif pasar Emas ini dengan trading di Orbi Trade dan melakukan perdagangan di pair BTC/USD. Yuk! Trading bersama Orbi Trade. Orbi Trade “Trading with Guarantee”.
Gambar BTC/USD D1 Chart
Sumber: Orbi Trade
Halo traders! Price Action BTC/USD pada time frame D1 hari ini terlihat sedang dalam tren Sideways, yang didukung dengan adanya potensi rejection pada area classic support dan lower band dari indikator Bollinger Band dan histogram MACD mulai bergerak naik dari area negatif, karenanya harga berpotensi menguat sampai dengan area classic resistance. Maka berpeluang untuk mencari posisi Buy.
Trading yang disarankan bisa mencari entry saat breakout atau pullback pada time frame yang lebih kecil.
Melihat dari potensi eskalasi perang Iran-Israel, Bitcoin dalam sementara masih mengalami koreksi sehat namun dalam jangka panjang, harga Bitcoin berpotensi untuk menguat setelah terjadi halving pada 20 April 2024, sehingga trader dihimbau untuk melakukan perdagangan di market Bitcoin (BTC/USD). Siapkan dirimu menghadapi peristiwa bersejarah, Bitcoin Halving 2024. Tetap atur risk dan money management dengan baik untuk menghindari kerugian besar di trading. Gunakan teknik dan strategi yang terbukti menghasilkan profit konsisten. Selalu “do your own research”.
Pendapat, penelitian, analisis, atau informasi lain apa pun yang diberikan hanya untuk tujuan pendidikan dan bukan merupakan nasihat investasi atau keuangan, dan tidak dapat ditafsirkan sebagai rekomendasi untuk tindakan tertentu. Tidak ada pernyataan yang dibuat bahwa siapa pun yang menggunakan layanan ORBI TRADE akan mendapat untung atau tidak akan mengalami kerugian. ORBI TRADE tidak menjanjikan atau menjamin pendapatan atau hasil tertentu apa pun dari penggunaan Anda atas informasi yang terkandung di sini. Kinerja masa lalu belum tentu menunjukkan hasil di masa depan. Perdagangan dan investasi pada dasarnya adalah aktivitas yang berisiko dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mampu menerima risiko tersebut dan kemungkinan kehilangan seluruh modal yang mereka investasikan untuk aktivitas tersebut, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih besar lagi. Jangan berdagang dengan uang yang Anda tidak mampu kehilangannya. Anda bertanggung jawab penuh atas setiap keputusan investasi yang Anda buat, dan keputusan tersebut akan didasarkan sepenuhnya pada evaluasi Anda terhadap keadaan keuangan Anda, tujuan investasi, toleransi risiko, dan kebutuhan likuiditas.