Konsultan Perdagangan yang sudah berkiprah di dunia trading selama lebih dari 5 tahun di Pasar Modal yang membantu Trader dan Investor professional mendapatkan layanan, rekomendasi, dan strategi handal. Ia lulus dari Universitas Brawijaya dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di bidang Manajemen Bisnis. Selain itu, juga memiliki pengetahuan dalam pasar forex dan cryptocurrency..
Dunia saat ini akan menjumpai tahun politik di mana terjadi kontestasi pemilu dari 50 negara di dunia. Pemilu tahun 2024 ini termasuk juga Pemilu yang akan diadakan oleh negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemilu Indonesia akan diadakan pada tanggal 14 Februari 2024 mendatang sehingga tahun ini akan menjadi tahun politik bagi kita. Walaupun begitu, tahapan Pemilu di Indonesia sejatinya sudah terjadi saat masa kampanye dimulai yakni pada 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Negara yang juga akan mengadakan pesta demokrasi di tahun ini diantaranya adalah Amerika Serikat, Austria, Belgia, Afrika Selatan, Bangladesh, India, Kamboja, Rusia, Inggris, dan masih banyak lagi.
Sumber: Kompas.id
Tahun 2024, bukan hanya pesta demokrasi bagi Indonesia. Puluhan negara di dunia juga ikut menghelat pemilihan umum. Pemilu tahun 2024 ini mungkin akan menjadi penentu masa depan ekonomi dunia di tahun-tahun mendatang. Dalam satu tahun ini, jika dibandingkan dengan total populasi masyarakat dunia yang mencapai 8 miliar jiwa maka dunia akan menyalurkan setidaknya 4 miliar suara akan disumbangkan di bilik suara. Peristiwa ini tidak hanya akan membawa dampak pada iklim politik dunia, tetapi juga akan berpengaruh pada situasi ekonomi global. Secara kumulatif, negara-negara yang nantinya akan mengadakan pemilu merepresentasikan lebih dari separuh PBD dunia. Hal ini terlihat dari tujuh anggota dari forum G20 yang berisikan 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Tujuh negara tersebut adalah Indonesia, Amerika Serikat, India, Rusia, Korea Selatan, dan Afrika Selatan. Dari banyaknya pemilu yang diselenggarakan di 2024, tak dapat dipungkiri bahwa pemilu Amerika Serikat yang akan jadi sorotan dunia. Konstelasi politik AS kali ini diprediksi akan diwarnai dengan duel antara Joe Biden dan Donald Trump. Meski pada pemilu sebelumnya, Biden mampu mengunci kemenangan dengan cukup telak, potensi Trump untuk merebut tampuk kepemimpinan patut diwaspadai. Pasalnya, tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Biden menjelang pemilu justru menurun hingga tak sampai 40 persen tahun 2023 lalu. Menurut survei dari Times menunjukkan bahwa isu keterlibatan AS di konflik Israel-Palestina yang ditangani oleh Biden turut mempengaruhi persepsi negatif publik di Pemilu 2024. Publik lebih percaya terhadap Trump dalam menangani isu ini.
Sumber: Market Bisnis
Saat ini harga emas di pasar, mengalami koreksi yang cukup dalam sejak mengalami titik balik dari level tertingginya pada tahun lalu. Kenaikan harga emas berkorelasi negatif dengan kekuatan mata uang dollar. Harga emas yang terdepresiasi dipengaruhi oleh menguatnya nilai mata uang USD. Kuat atau tidaknya tercermin dari indeks dollar (DXY) sebagai representasi kekuatan ekonomi Amerika Serikat. Menurut kepala money manager di Franklin Templeton Investment, Stephen Land mengatakan bahwa spekulasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve akan membayangi dorongan pada harga emas dalam jangka pendek karena pemilihan umum jangka menengah Amerika Serikat. Sementara Bloomberg berpendapat bahwa pergerakan dollar dan perang dagang Amerika Serikat dengan Cina yang akan menjadi indikator utama penggerak harga emas. Pada intinya, pemilihan umum jangka menengah tidak akan menjadi isu utama pergerakan harga emas, tetapi perang dagang AS dan China. Kenaikan suku bunga akan membuat minat pasar terhadap emas memudar lantaran tidak memiliki imbal hasil yang berarti. Sedangkan, penguatan dolar AS akan memudarkan minat pada emas sebagai aset lindung nilai. Maka yang menjadi fokus utama penerus tonggak kepemimpinan Amerika Serikat adalah cara agar menang dalam perang dagang ini yang akan menjadi efek bola salju terhadap pasar keuangan. Jika presiden terpilih nanti membuat perekonomian Amerika Serikat menguat, The Fed akan tetap menaikkan suku bunga dan akan kembali membebani laju harga emas.
Sumber: Bareksa
Dalam menyambut pesta demokrasi Amerika Serikat yang akan diselenggarakan pada 5 November 2024, traders dan investor pun berusaha untuk memilih dengan bijak presiden yang dirasa akan membawa ekonomi negeri Paman Sam tersebut ke arah yang lebih baik. Kemungkinan besar yang akan maju menjadi kontestan dari Partai Demokrat adalah Joe Biden, sedangkan di sisi Partai Republik adalah Donald Trump. Siapapun yang akan menjadi presiden, jika kebijakannya dianggap merugikan perusahaan AS, pakar memperkirakan arus dana asing yang akan masuk ke Indonesia, demikian juga sebaliknya. Jadi akan berpengaruh terhadap pasar saham. Sehingga traders saham perlu mengikuti perkembangan Amerika Serikat. Karena arus dana asing berpengaruh besar terhadap IHSG. Sementara untuk trader market CFD (Contract for Difference) yang perlu dilakukan adalah memperkuat analisa fundamental dalam pertimbangan melakukan aksi long/buy dan short/sell di pasar. Selama kepemimpinan presiden selanjutnya, traders penting untuk melihat berita setiap hari seperti CPI, NFP, FOMC. Terutama indeks dollar (DXY) untuk melihat hubungan pergerakan pair USD sebagai base currency terhadap quote currencynya. Seperti korelasi negatif antara USD dan Yen Jepang (USD/JPY). Jadi, untuk kamu para traders dapat memanfaatkan momen pesta demokrasi terbesar sepanjang sejarah ini dengan trading di futures pair XAU/USD. Yuk! Trading bersama Orbi Trade. Orbi Trade “Trading with Guarantee”.
Gambar XAUUSD D1 Chart
Sumber: Orbi Trade
Halo traders! Price Action XAUUSD pada timeframe D1 hari ini terlihat telah break bullish trendline, yang didukung dengan adanya rejection pada area resistance dan middle band dari indikator Bollinger Band serta indikator MACD yang bergerak ke bawah, karenanya harga berpotensi melemah sampai area Classic Support. Maka peluang untuk melakukan order entry Sell bisa dilakukan.
Trading yang disarankan bisa mencari entry saat breakout atau pullback pada timeframe yang lebih kecil.
Melihat dari pesta demokrasi negara adidaya dunia Amerika Serikat tahun ini, traders Indonesia diharapkan untuk dapat memperkuat analisa fundamental, tak hanya teknikal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh yang kuat dari berita seperti CPI, NFP, dan FOMC terhadap pergerakan emas maupun mata uang dan komoditas lain.
Pendapat, penelitian, analisis, atau informasi lain apa pun yang diberikan hanya untuk tujuan pendidikan dan bukan merupakan nasihat investasi atau keuangan, dan tidak dapat ditafsirkan sebagai rekomendasi untuk tindakan tertentu. Tidak ada pernyataan yang dibuat bahwa siapa pun yang menggunakan layanan ORBI TRADE akan mendapat untung atau tidak akan mengalami kerugian. ORBI TRADE tidak menjanjikan atau menjamin pendapatan atau hasil tertentu apa pun dari penggunaan Anda atas informasi yang terkandung di sini. Kinerja masa lalu belum tentu menunjukkan hasil di masa depan. Perdagangan dan investasi pada dasarnya adalah aktivitas yang berisiko dan hanya boleh dilakukan oleh orang-orang yang mampu menerima risiko tersebut dan kemungkinan kehilangan seluruh modal yang mereka investasikan untuk aktivitas tersebut, dan dalam beberapa kasus bahkan lebih besar lagi. Jangan berdagang dengan uang yang Anda tidak mampu kehilangannya. Anda bertanggung jawab penuh atas setiap keputusan investasi yang Anda buat, dan keputusan tersebut akan didasarkan sepenuhnya pada evaluasi Anda terhadap keadaan keuangan Anda, tujuan investasi, toleransi risiko, dan kebutuhan likuiditas.