Hadi adalah penasihat perdagangan di pasar berjangka sebagai pedagang valas dan komoditas. Sebagai seorang trader scalper, Dia menggunakan strategi Trendline dan Indikator Aligator untuk trading. Dia akan membantu Anda mempelajari cara menghasilkan uang dari 'zero' menjadi 'hero'.
Kesalahan adalah hal yang kerap kali diperbuat oleh setiap orang, tidak peduli seberapa baik mereka mencoba melakukan sesuatu. Dalam bertransaksi, ada banyak kesalahan trading yang menyebabkan para trader pemula sering mengalami loss, namun tidak tau penyebab dari kesalahan itu. Nah, hal ini akan kita bahas dalam menggali berbagai kesalahan fatal yang seharunsya tidak kamu lakukan sebagai trader
Tujuan analisa teknikal adalah untuk memperoleh peluang berdasarkan pergerakan harga. Untuk itu Anda mutlak memerlukan data pergerakan harga yang valid dan cukup. Semakin besar peluang yang Anda incar, semakin banyak data yang harus Anda miliki.
Kesalahan yang mungkin akan Anda lakukan adalah mencoba untuk memperoleh hasil yang besar – terkadang maunya tak terhingga – hanya dengan mempergunakan data pergerakan harga yang sedikit. Adalah tidak realistis jika Anda berkeinginan untuk memperoleh seribu dollar per transaksi hanya dengan menggunakan chart 15 menitan (M15) atau mungkin 5 menitan (M5) di pair USD/JPY, misalnya. Ya, memang mungkin saja terjadi, namun kejadian seperti itu hanya semacam “blessing in disguise” jika terjadi, seperti kejadian pada USD/CHF beberapa waktu yang lalu. Artinya, sangat – SANGAT – kecil peluang seperti itu ada, jika tak bisa dikatakan MUSTAHIL.
Banyak sekali trader pemula "kalap" dalam melahap berbagai macam teori, trik dan strategi sehingga mereka lupa bahwa semua itu tak akan membuahkan apa-apa tanpa praktek di pasar yang sesungguhnya. Mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka tidak membutuhkan teori yang terlalu rumit atau canggih untuk bisa menangkap peluang yang ada di pasar.
Akhirnya mereka menjadi bingung, teori mana yang harus mereka pakai. Solusinya adalah pelajari satu atau paling banyak dua sistem trading saja. Kuncinya adalah memilih sistem trading yang paling sesuai dengan karakter/style trading Anda. Kenyataannya, para trader profesional hanya menggunakan satu atau dua strategi sederhana dengan konsisten.
Siapapun yang pernah merasakan asam garam trading forex pasti tak akan menampik pentingnya manajemen risiko. Sayangnya, tidak semua trader forex pemula memahaminya, dan berakhir pada kesalahan trader pemula yang paling fatal. Padahal, dalam kesimpulan yang ditarik dari pengalaman loss para trader sukses, manajemen risiko adalah kunci sukses bangkit dari keterpurukan.
Mengapa bisa begitu? Pergerakan harga di pasar forex tak bisa diperkirakan secara pasti, sehingga selalu ada risiko kerugian yang mengiringi posisi trader. Jika risiko memang tak bisa dihilangkan, apa lagi tindakan yang lebih baik selain mengantisipasi dan meminimalisirnya?
Nah, ini dia “penyakit” yang paling sering menjangkiti trader, terutama pemula. Mereka merasa kurang mantap jika layar monitor mereka tidak dipenuhi aneka indikator yang berwarna-warni. Dalam pandangan mereka, semakin “ramai” chart mereka, semakin canggihlah analisa yang dihasilkan. Benar? SALAH!
Faktanya, semakin banyak indikator berarti semakin besar aturan yang harus dilewati. Seringkali terjadi: indikator nomor 1 sudah mengkonfirmasi sinyal jual, namun nomor 3 dan 5 – misalnya – masih menunjukkan indikasi bullish. Sementar itu indikator nomor 2 menunjukkan harga sudah jenuh beli, tetapi di saat yang sama indikator nomor 4 justru oversold. Otak Anda akan dipaksa bekerja lebih keras, bahkan terjebak dalam kebingungan: mana yang harus diikuti?