MONEY MANAGEMENT

MONEY MANAGEMENT

KESALAHAN MEMAHAMI KONSEP DALAM TRADING

Story by : Geraldo Kofit
Category at: MONEY MANAGEMENT
Published : September 01, 2021
Dilihat: 658 kali

Geraldo Kofit adalah Seorang Profesional Trader yang sudah lama berkecimpung di dunia trading kurang lebih 2 tahun. Dengan 2 teknik sederhana Trend Line dan Moving Average, Gerald siap untuk membantu anda sebagai Trading Advisor handal..


zoom

Trader pemula banyak yang salah dalam memahami konsep-konsep trading penting dalam trading forex. banyak dari mereka trading dengan interprestasinya sendiri terhadap beberapa konsep yang mereka baca atau dengar tanpa menelaah lebih jauh, dan menjadikannya sebagai kebiasaan dalam trading sehari-hari. Konsep-konsep tersebut berhubungan dengan efektifitas agar cepat berhasil dalam trading forex, namun karena salah memahami maka yang terjadi justru sebaliknya, cara trading jadi tidak efektif dan sering mengalami kerugian. Dari hasil survey terhadap para trader pemula, mereka mendapatkan konsep-konsep tersebut dari berbagai website, seminar atau dari trader yang lebih senior, dan menganggap bahwa semuanya benar dan mesti diikuti. Berikut beberapa konsep dalam trading forex yang sering disalah-artikan:

1. Trading Pada Time Frame

Tinggi resikonya lebih besar dan perlu waktu lama untuk menunggu sinyal trading Pada umumnya trader pemula beranggapan bahwa trading pada time frame tinggi (yang paling umum daily) resikonya lebih besar karena jarak stop loss akan lebih lebar dati time frame yang lebih rendah. Selain itu, pada time frame rendah lebih banyak kesempatan untuk entry karena sering memberikan sinyal trading. Dalam hal resiko yang lebih besar, sangat perlu memahami position sizing. Jika harus menentukan stop loss yang lebih lebar dengan pip yang lebih besar, maka harus mengatur ukuran lot yang sesuai sehingga besarnya resiko dalam satuan nilai uang sama dengan yang telah di rencanakan ketika Anda trading pada time frame yang lebih rendah.
Contohnya : jika sebelumnya Anda trading EUR/USD pada time frame 30 menit dan besar resiko Anda US$100 per trade untuk stop loss 25 pip, sekarang Anda trading pada time frame daily dengan stop loss 50 pip. Resiko Anda tidak harus lebih besar dari US$100, tetapi ukuran lot trading Anda lebih kecil. Jika Anda masuk pada 4 mini lot untuk stop loss 25 pip (per pip adalah US$4, resiko 25 pip= US$100), sekarang Anda trading dengan 2 mini lot untuk stop loss 50 pip (per pip US$2, resiko 50 pip= US$100). Untuk level reward, dengan stop loss yang lebih lebar, tentunya level take profit juga lebih besar jika risk/reward ratio yang Anda gunakan tidak berubah. Untuk sinyal trading yang jarang muncul pada time frame tinggi adalah relatif dan tergantung dari metode dan pengalaman trading Anda. Pada umumnya tidak demikian, sinyal trading pada chart daily lebih berbobot daripada chart 30 menit atau 15 menit. Perlu diketahui bahwa sinyal-sinyal pada chart dengan time frame yang lebih rendah  (misal 30 menit, 15 menit, dsb) kurang reliable dibanding daily karena banyak terdapat ‘noise’ didalamnya. Daily chart menghilangkan noise noise tersebut dan gambar sinyal yang ditampilkan lebih akurat. Mungkin Anda akan lebih boros dengan keluar masuk pasar pada time frame rendah. Trading pada chart daily mencegah Anda dari over-trading, over-analyzing dan kecanduan trading yang bisa berakibat fatal. Sinyal trading memberi isyarat untuk entry, dan tentunya Anda ingin probabilitas profit yang tinggi. Sinyal trading pada chart daily lebih jarang, tetapi probabilitas profitnya lebih besar.

2. Selalu Membiarkan Profit Bertambah Terus

Anda tentu sering membaca atau mendengar ungkapan ‘cut your losers short and let your winners run’ yang sering muncul di situs-situs dan seminar forex. Apa sih maksud sebenarnya dan bagaimana Anda melakukannya? Dengan ide seperti pada ungkapan tersebut, banyak trader pemula yang tidak melakukan apa apa pada posisi tradingnya yang sudah dalam keadaan profit. Mereka mengira bahwa dengan posisi trading yang sudah benar, pergerakan harga pasar akan tetap dalam arah tersebut dan biasanya bertahan lama sebelum ada tanda reversal yang pasti. Mereka percaya pada pengalaman para senior yang buru-buru exit padahal pasar masih bergerak sesuai harapan hingga profit yang diperoleh tidak maksimum. Pergerakan harga pasar tidak bisa diprediksi dengan tepat dan akurat. Cara seperti itu kemungkinannya 50-50 dan bersifat gambling. Ungkapan tersebut bersifat umum, tetapi logis dan obyektif. Untuk menyikapinya, paling tidak Anda harus menerapkan money management dengan menentukan risk/reward ratio yang wajar. Selain itu, Anda tidak harus membiarkan begitu saja posisi trading yang sudah profit. Anda bisa menggeser level stop loss untuk mengunci profit yang telah Anda peroleh, atau menggunakan fasilitas trailing stop. Untuk amannya, paling tidak Anda memindahkan stop loss ke level breakeven. Mengamankan profit adalah hal yang krusial apalagi jika level reward belum tercapai.

3. Sebaiknya Menentukan Resiko Per Trade Tidak Lebih 2% Dari Balance Account 

Kaidah ‘resiko 2%’ sudah umum diketahui dan digunakan oleh para trader forex. Jika diterapkan dengan kaku, kaidah ini sebenarnya membatasi trader dalam memange balance account tradingnya. Trader yang telah berpengalaman menganjurkan sebaiknya para pemula tidak terikat oleh angka persentasi resiko tersebut. Dalam hal besarnya resiko, seorang trader hendaknya merasa nyaman dengan angka yang ditetapkan. Persentasi angka sangat relatif terhadap dana account Anda, dan besaran dalam satuan uang adalah lebih nyata dan tampak jelas (visible). Misalnya seorang trader forex yang profit ‘10%’ dari balance accountnya dan itu adalah US$100, sementara trader yang lain juga profit ‘10%’ tetapi besarnya US$10,000. Bagi trader pemula akan lebih mudah melihat besar profit dan loss dalam satuan uang daripada angka persentasi. Banyak trader profesional yang menganjurkan agar dalam menetapkan resiko per trade menggunakan satuan uang yang sesungguhnya, karena hanya Anda sendiri yang tahu besarnya resiko dalam satuan uang yang paling logis sesuai dengan rencana, kemampuan trading dan situasi keuangan Anda. Ada tip dari para profesional: dana Anda mesti bisa cukup untuk mengatasi 10 hingga 20 kali kerugian yang berturut-turut sebagai skenario yang paling buruk. Jika belum terbiasa dan berpengalaman, hendaknya menghindari teknik compounding atau melipatkan ukuran lot per trade sebagus apapun kondisi pasar yang Anda perkirakan.

4. Broker Mencoba Untuk Mengelabuhi (SCAM)

Trader forex sering menganggap broker sebagai musuhnya. Jika sedang mengalami loss, mereka selalu menaruh prasangka buruk pada broker, curiga broker mengelabuhinya dengan mempermainkan lebar spread, menggunakan teknik tertentu untuk ‘mengejar’ level stop loss (stop loss hunter) atau memasang software khusus yang bisa access ke account trading kita. Walaupun mungkin ada broker forex yang seperti itu, tetapi tentu jumlahnya tidak banyak. Boker forex adalah bisnis yang menjanjikan, dan untuk memperoleh ijin dari badan regulator yang telah diakui dunia pengusaha broker forex harus menyerahkan uang jaminan yang tidak sedikit. Jika mereka berbuat curang atau mengelabuhi client-nya dan client tersebut melapor ke badan pengawas regulator tersebut (yang pasti ditanggapi jika bukti-buktinya lengkap), akan bisa berdampak pada reputasi dan bisnis mereka. Untuk amannya Anda hendaknya memilih broker yang telah memperoleh regulasi dari badan regulator yang terpercaya semisal CFTC dan NFA (Amerika Serikat), FSA UK (Inggris), FSA (Uni Eropa), ASIC (Australia). Jika telah memilih broker yang menurut Anda bisa dipercaya, Anda tidak seharusnya menaruh prasangka buruk pada broker.

5. Rilis Berita Ekonomi Sangat Penting

Dengan banyaknya rilis data dan berita ekonomi yang membanjiri situs-situs forex setiap hari tentu tak ada trader yang mengabaikan begitu saja dan menganggap bahwa data fundamental tidak penting. Trader yang murni hanya mengandalkan analisa teknikal dalam trading (chartist) menganggap bahwa semua akibat rilis data dan berita ekonomi telah tercermin dalam pergerakan harga pasar, tetapi secara umum tetap perlu memperhatikan jadwal rilis beberapa indikator yang dianggap penting oleh para pelaku pasar. Hanya saja kita mesti waspada jika trading berdasarkan rilis data fundamental. Trader yang berpengalaman tidak melakukan itu untuk menghindari slippage atau loncatan harga. Jika bermaksud trading pada saat rilis data ekonomi, mereka biasanya menunggu beberapa saat setelah rilis berita tersebut pada kondisi pasar yang relatif tenang (tidak terlalu bergejolak/volatile).

6. Sistem Dan Strategi

Trading adalah aspek yang paling penting Jika kita coba melakukan pencarian mengenai metode, strategi atau sistem trading pada situs-situs on-line kita akan banyak menemukan promosi dari berbagai software trading yang siap pakai, robot, atau perusahaan yang menyediakan jasa sinyal trading (signal services). Jarang yang memberikan edukasi dan paparan rinci mengenai money management dan psikologi trading, dua hal yang sebenarnya paling penting dalam trading di pasar forex. Para pembuat software dan penyedia jasa sinyal trading tersebut tahu bahwa banyak trader forex yang cenderung mencari metode dan strategi trading yang mudah dan mujarab (holy grail). Dalam kenyatannya ada 3 pilar utama dalam trading forex yang mesti diperhatikan, yaitu sistem trading, psikologi trading dan money management. Sistem trading mencakup metode dan strategi, sedang psikologi mencakup aspek mental dalam trading. Ketiga pilar tersebut harus berdiri bersamaan, jika salah satunya runtuh bisa menghancurkan trading Anda. Sebenarnya tidak ada holy grail dalam trading forex, apalagi yang hanya mengandalkan sistem dan strategi trading.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • CALL atau whatsapp dan cari GERALD silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait