Danuh Nuraga adalah Konsultan Perdagangan di Pasar Keuangan yang membantu Trader dan Investor profesional mendapatkan pengetahuan berharga dan strategi penting. Ia lulus dari California State University of Northridge di AS dan memperoleh gelar Bachelor of Science di bidang Manajemen Bisnis. Ia juga memiliki pengetahuan dalam dunia bisnis, namun memiliki pengetahuan yang sangat luas di bidang Penerbangan dan memiliki Lisensi Pilot..
Sumber: Freepik
Tim Nasdaq menegaskan bahwa satu-satunya risiko yang dihitung dalam CAPM adalah risiko sistematis aset.
William Sharpe, seorang ekonom keuangan, pertama kali memperkenalkan pengertian CAPM di tahun 1970 melalui bukunya yang berjudul “Portfolio Theory and Capital Markets”. Penemuan ini berhasil menjadikannya pemenang Nobel di bidang ekonomi kala itu.
Meski CAPM adalah model perhitungan yang dinilai tidak sempurna, Will Kenton mengatakan bahwa konsep CAPM banyak digunakan aktivis pasar keuangan untuk menentukan harga sekuritas berisiko serta menghasilkan pengembalian dari aset dengan melihat risiko aset dan biaya modal.
Fungsi CAPM
Will Kenton menyebutkan bahwa fungsi CAPM adalah untuk mengevaluasi tingkat kewajaran investasi dengan melihat perbandingan antara risiko aset dengan besarnya pengembalian yang diharapkan. Jika pengembalian investasi dan apresiasi modal lebih besar, maka investasi dinilai wajar terhadap risikonya.
David W. Mullins dari Harvard Business Review mengungkapkan bahwa CAPM telah banyak diterapkan oleh manajer investasi dan telah dikembangkan agar bisa dimanfaatkan secara lebih praktikal guna mengukur risiko dan memberikan hasil yang objektif sehingga dapat diterapkan secara luas untuk menerjemahkan risiko ke dalam perkiraan pengembalian yang diharapkan.
David menyebutkan bahwa kegunaan lain dari model CAPM adalah dapat diaplikasikan untuk estimasi biaya modal ekuitas. Namun, fungsi ini relatif jarang digunakan karena algoritmanya dinilai masih kurang sempurna.
Terlepas dari kekurangannya, pengujian model mengonfirmasi bahwa CAPM cukup membantu dalam pengambilan keputusan keuangan. Well Kinton juga mengatakan bahwa CAPM banyak digunakan karena sederhana dan mudah digunakan untuk membandingkan berbagai alternatif investasi.
Asumsi CAPM
CAPM adalah suatu metode perhitungan yang menggunakan basis prediksi atau perkiraan. Untuk itu, model CAPM mempunyai beberapa asumsi yang menjadi ukuran atau dasar dalam memprediksi suatu harga aset.
Nah, Asumsi dari CAPM bisa digunakan sebagai suatu rujukan dalam menghitung risiko sistematis ataupun market risk sebagai risiko dari suatu aset berharga. Tanpa adanya dana atau biaya transaksi, inflasi, serta pajak penghasilan. Investor bisa menanamkan modalnya berapapun jumlahnya.
Dalam pelaksanaannya, metode CAPM adalah metode atau cara yang digunakan oleh para investor karena mereka ingin memperoleh informasi terkait keuntungan maksimal yang bisa didapatkan oleh investor dengan memperhatikan angka return atau pengembalian.
Tapi, agar bisa mendapatkan keuntungan tersebut, terdapat resiko yang ditimbulkan dari keadaan dalam asset pricing. Risiko tersebut dikenal dengan risiko investasi yang akan dihadapi oleh setiap investor.
Nah, beberapa yang termasuk di dalam risiko investasi yang jadi pertimbangan CAPM adalah sebagai berikut:
1. Market Risk
Market risk merupakan risiko yang terdapat di pasar. Market risk pun sering disebut sebagai interest rate risk. Dalam pelaksanaannya, risiko pasar akan turut mempengaruhi nilai investasi dari investor.
2. Default Risk
Default risk adalah suatu risiko yang terjadi jika penjual aset ternyata tidak mampu membayar bunga dan juga biaya pokok aset. Pihak investor akan sangat mungkin mengalami default risk.
3. Inflation Risk
Risiko inflasi dikarenakan adanya inflasi yang tentunya akan menurunkan nilai aset berharga.
4. Currency Risk
Risiko mata uang ataupun currency risk yang dipengaruhi nilai aset karena adanya penurunan nilai tukar mata uang yang menjadi acuan dari adanya jual beli aset.
Manfaat CAPM
Sumber: Freepik
CAPM adalah suatu cara atau metode dari asset pricing yang saat ini sudah banyak digunakan oleh investor. CAPM bisa merefleksikan seluruh hal yang berhubungan dengan aset berharga dan juga risiko serta hubungannya.
1. Melihat Hubungan Risiko Tiap Aset
CAPM digunakan agar bisa melihat gambaran risiko dari setiap aset. Lebih tepatnya, dengan menggunakan CAPM, maka akan tergambar suatu keadaan yang mana hubungan dari risiko untuk setiap aset bisa terlihat dalam kondisi yang seimbang.
Dengan melihat hal tersebut, nantinya para investor bisa membuat pertimbangan dalam kepemilikan risiko dan asetnya.
2. Memperkirakan Hubungan Risiko dengan Return
CAPM adalah salah satu cara yang sangat efisien dalam mengetahui risiko dan juga return. Artinya, CAPM bisa merefleksikan secara jelas keterkaitan risiko dengan return yang diharapkan. Dengan menggunakan CAPM, maka para investor bisa melihat risiko hasil berupa risiko sistematis saham atau surat berharga.
Istilah dalam CAPM
Sumber: Freepik
1. Risk Free Rate
Risk free rate adalah return ataupun hasil dengan tanpa adanya risiko. Dalam pelaksanaanya, instrumen dari risk free rate memiliki bentuk surat berharga pemerintah, seperti surat utang, obligasi, atau investasi model lainnya. Notasi risk free rate yang ada di dalam CAPM adalah Rf.
2. Expected Return
Expected return adalah return yang diinginkan oleh para investor pada aset berharga yang dimilikinya. Notasi expected yang ada di dalam CAPM adalah Re.
3. Return Market
Return market atau tingkat pengembalian pasar di dalam CAPM adalah tingkat pengembalian dengan berdasarkan tingkat fluktuasi indeks harga saham yang ada. Notasi dari return market pada CAPM adalah Rm.
4. Beta
Karena metode CAPM adalah suatu pendekatan yang bisa memperkirakan hasil, maka di dalamnya dikenal istilah beta. Beta adalah suatu cara mengukur tingkat keuntungan dari aset berharga atas return market. Jika nilai beta adalah 1, setiap 1% perubahan return pasar maka nilai return sahamnya akan sama dengan return saham yang ada.
Bila perhitungan beta ternyata menunjukkan saham dengan nilai beta lebih dari 1, maka saham tersebut mempunyai risiko yang lebih besar daripada risiko rata-rata yang ada di pasar. Sebaliknya, bila suatu saham mempunyai nilai beta lebih kecil dari 1, maka saham tersebut mempunyai risiko yang berada di bawah rata-rata pasar.
Dengan adanya penjelasan lengkap di atas, bisa kita simpulkan bahwa Capital Asset Pricing Model atau CAPM adalah suatu metode pendekatan dari harga aset ataupun asset pricing yang mampu memprediksi nilai keuntungan dari aset berharga.
CAPM menjadi salah satu indikator pebisnis dalam memperkirakan bagi hasil dan risiko terkait aset berharga miliknya. CAPM mampu menentukan tingkat pengembalian ataupun required return atas suatu aset berharga.
CAPM adalah salah satu model asset pricing yang saat ini banyak digunakan oleh para investor karena mampu memberikan gambaran seluruh hal yang berhubungan dengan aset berharga, risiko dan kaitannya. CAPM mampu memberikan informasi hubungan risiko dari setiap aset yang ada dan akan melakukan perkiraan hubungan risiko dengan hasil keuntungan.
- Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
- Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan
Saya untuk mengenal trading lebih detail.
- Untuk pembelajaran lebih intensif dan lebih dalam, silahkan
ke Sekolah Forex Gatis
- CALL atau whatsapp dan cari DANUH silahkan hubungi di SINI