MONEY MANAGEMENT

MONEY MANAGEMENT

SERING TRADING TAK JAMIN PROFIT KONSISTEN, INI ALASANNYA!

Story by : Geraldo Kofit
Category at: Artikel Baru
Published : September 07, 2021
Dilihat: 1371 kali

Geraldo Kofit adalah Seorang Profesional Trader yang sudah lama berkecimpung di dunia trading kurang lebih 2 tahun. Dengan 2 teknik sederhana Trend Line dan Moving Average, Gerald siap untuk membantu anda sebagai Trading Advisor handal..


zoom

Seberapa sering trader harus buka posisi supaya dapat profit konsisten? Jawabannya sederhana, makin sering trading makin bikin pusing, jangankan untung malah buntung yang didapat. Jelas, beban biaya trading semakin membengkak, tapi tidak hanya itu saja, ternyata masih banyak masalah lain dari terlalu sering open trade.

Semakin Sering Trading, Semakin Besar Resikonya



Pada dasarnya setiap kali membuka posisi trading, Anda telah mengekspos sebagian dari modal sebagai jaminan (Margin) untuk mendapatkan keuntungan di pasar Forex. Masalahnya, hanya ada dua kemungkinan bagi setiap posisi trading yang masih berjalan mendapat untung dari akumulasi poin positif atau malah merugi karena akumulasi poin minus.

Contoh:
Budi membuka lima posisi trading di beberapa pair mayor setiap harinya. Setiap posisi hanya dibiarkan berjalan tanpa Stop Loss sama sekali. Asumsinya, modal awal adalah USD 1,000 di akun mini, Win Rate 60% (di atas syarat Win Rate 55% untuk mempertahankan profit konsisten) dan Leverage maksimalnya 1:200.
Sekilas, dari Win Rate-nya saja seharusnya Budi bisa memperoleh keuntungan. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, setelah 1 minggu trading berturut-turut dia malah merugi. Berikut perhitungan detail-nya:

  • Jumlah posisi ditutup = 25 posisi, karena Budi tidak trading pada hari Sabtu dan Minggu.
  • Jumlah posisi untung = 15 posisi (60% dari jumlah posisi ditutup).
  • Jumlah posisi rugi = 10 posisi (40% dari jumlah posisi ditutup).
  • Rata-rata keuntungan per posisi sekitar 10 pip, maka Gross profit = 150 pip.
  • Karena si Budi tidak pernah menggunakan Stop Loss, rata-rata kerugian per posisi adalah 20 pip, maka Gross profit = 200 pip.

Dari perhitungan di atas, setelah satu minggu sering trading setiap harinya, Budi merugi hingga 50 pip, atau sekitar USD 50. Itupun belum termasuk beban biaya trading. Singkat kata, semakin besar jumlah pembukaan posisi, maka semakin besar pula tanggungan beban resiko trading. Intinya, sering trading tidak menjamin raihan profit konsisten meskipun Win Rate cukup besar.

Sering Trading Berpotensi Memicu Stres Berlebihan



Semakin banyak posisi trading berjalan, maka semakin besar pula kecemasan yang diakibatkan oleh harapan berlebihan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Perlahan-lahan, secara tidak sadar kebiasaan sering trading membuat Anda menghabiskan sebagian besar waktu hanya untuk menatap chart dan mengecek setiap posisi secara kompulsif.
Satu posisi saja sebenarnya sudah cukup untuk membuat gusar trader pemula jika ternyata harga bergerak di luar perkiraan. Jadi bayangkan saja efeknya bila terdapat banyak posisi berjalan dalam waktu yang sama. Bisa dipastikan tekanan stres akan muncul bertubi-tubi jika kondisi pasar bergejolak. Kecenderungannya, trader akan terjerumus praktik Overtrading karena ingin membalas posisi rugi dengan membuka posisi baru. Dalam kurun waktu lama, jika dibiarkan berlanjut maka kebiasaan terlalu sering trading akan menjerat trader hingga mengalami depresi.

Terlalu Sering Trading Justru Menghambat Profit Konsisten



Meraih profit konsisten sebenarnya tidak menuntut trader untuk sering trading. Menurut salah satu trader Price Action profesional, Nial Fuller, dibutuhkan kesabaran untuk mendapat keuntungan besar dari satu posisi trading strategis. Maksudnya, Anda harus sabar menunggu sinyal-sinyal konfirmasi berakurasi tinggi sebelum membuka posisi. Analoginya seperti seorang penembak jitu. Dia hanya akan menekan picu tembak setelah target benar-benar berada tepat di lintasan proyektil. Sama halnya dengan seorang trader, market order hanya akan dieksekusi jika harga berada pada level tertentu sesuai dengan konfirmasi sinyal. Masalahnya, kebiasaan sering trading muncul dari ketidaksabaran trader untuk menunggu waktu yang tepat untuk membuka lalu menutup posisi. Jika Anda memiliki kebiasan sering trading, biasanya posisi akan ditutup secara prematur sebelum harga benar-benar bergerak sesuai target profit. Lebih parahnya lagi, posisi-posisi baru dibuka berlawanan dengan posisi awal karena ingin mengikuti pergerakan harga pasar terkini. Itulah alasan utama kenapa kebiasaan sering trading justru mempersulit proses meraih profit konsisten.

Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Sering Trading?



Mengatasi efek negatif dari kebiasaan sering trading sebenarnya cukup sederhana. Ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Anda harus merubah cara berpikir, yakinilah bahwa profit konsisten bukan berasal dari jumlah atau banyaknya posisi dibuka. Satu posisi dalam sebenarnya sudah cukup jika kualitas sinyalnya sudah terkonfirmasi dengan baik. Misalnya saat sinyal dari satu indikator atau satu pola harga terbentuk, tunggu sampai ada sinyal konfirmasi dari indikator atau pola harga pendukung lainnya.
  2. Upayakan untuk mengurangi keinginan membuka posisi baru sebelum posisi sebelumnya mencapai profit target atau terkena Stop Loss. Dengan cara ini, Anda akan melatih kesabaran untuk mengontrol dorongan terlalu sering trading. Beri jeda waktu untuk beristirahat jika harga sudah mencapai TP atau SL, sehingga pada kesempatan trading berikutnya, pikiran terbebas dari beban.
  3. Berlatihlah mengatur setiap posisi dengan Money Management. Harapannya, resiko trading menjadi lebih mudah dikontrol sehingga total raihan keuntungan dapat bertahan dari kerugian-kerugian kecil, di mana hal tersebut merupakan faktor utama dari profit konsisten.

RECOMMENDATION FROM EXPERT :

  • Pastikan anda Mengetahuinya dengan BACA dan PAHAMI dalam artikel ini.
  • Share artikel ini ke temanmu dan DAPATKAN FREE KONSULTASI langsung dengan Saya untuk mengenal trading lebih detail.
  • CALL atau whatsapp dan cari GERALD silahkan hubungi di SINI

Artikel Terkait